Beda Nasib Sang Juara dan Rekan Satu Tim | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Financayahoo

Beda Nasib Sang Juara dan Rekan Satu Tim

Ceknricek.com -- Pembalap MotoGP dari tim Repsol Honda, Marc Marquez sukses merebut gelar juara dunia musim 2019. Ini merupakan gelar keenam Marquez di kelas premier dan yang kedelapan di semua kelas. Musim 2019 ini memang menjadi musim yang fantastis untuk pemilik motor dengan nomor 93 itu. Bayangkan saja, dari 15 seri yang sudah berlangsung, Marquez sukses membukukan 9 kemenangan dan 5 kali podium kedua.

Marquez sudah meraup 325 poin dari total maksimal sebesar 375 poin atau 86,7 persen dari potensi poin maksimal. Hanya sekali pembalap berusia 26 tahun itu tampil melempem, yakni ketika gagal finis di Sirkuit Austin, GP Amerika, 14 April lalu. Tak hanya itu, The Baby Alien juga sukses membukukan 9 posisi pole dan 10 catatan lap tercepat.

Sumber: box repsol

Jika Marquez begitu digdaya pada balapan musim ini, nasib apes justru dialami rekan setimnya, Jorge Lorenzo. Pembalap yang baru saja bergabung dengan Honda untuk menggantikan Dani Pedrosa itu saat ini terjerembab di posisi 19 klasemen dengan torehan 23 poin. Posisi terbaik Lorenzo musim ini adalah finis ke-11, yakni ketika balapan di Sirkuit Le Mans, GP Perancis, 19 Mei lalu.

Baca Juga: Marc Marquez Rebut Gelar Juara Dunia Kedelapan di MotoGP Thailand

Posisi terbaik Lorenzo bahkan kalah dengan pembalap pengganti Honda, Stefan Bradl yang finis terbaik di posisi 10 dua kali, yakni ketika balapan di GP Jerman dan GP Spanyol. Lorenzo yang pernah menjadi juara dunia lima kali di semua kelas, sudah dua kali gagal finis yakni ketika balapan di GP Amerika dan GP Catalunya, 16 Juni lalu.

Sumber: LAT Images

Pembalap dengan nomor motor 99 itu juga gagal start dan tidak mengikuti balapan di empat seri Eropa musim ini (GP Belanda, GP Jerman, GP Ceko dan GP Austria). Bahkan di dua balapan terakhir di GP Aragon dan GP Thailand, Lorenzo finis di posisi non poin, yakni 20 dan 18.

Sekalipun Lorenzo juara di empat seri terakhir, maka total poin maksimum yang bisa diraih adalah 123 poin. Hal ini berarti Lorenzo akan mencatatkan torehan poin terburuk sepanjang kariernya menggeber motor di kelas premier, MotoGP. Terakhir kali Lorenzo mengumpulkan poin kurang dari 100 ialah ketika di musim 2002 dan 2003, yakni saat dirinya masih mengikuti kelas 125cc.

Sumber: AFP

Cedera dan Kurang Perhatian

Saat diwawancari oleh Motorsport, pembalap berjuluk X-Fuera itu mengaku sepanjang musim ini dirinya tidak pernah berada dalam kondisi fisik 100 persen. Hal ini diperparah dengan kecelakaan yang menimpanya di GP Belanda.

Baca Juga: Terjatuh Lagi, Marc Marquez Tetap Start dari Posisi 3

“Saya rasa kecelakaan yang saya dapatkan di Assen, Belanda karena saya sedang tidak merasa baik dan merupakan konsekuensi dari kecelakaan saat uji coba di Montmelo, Barcelona. Ketika tidak berada dalam kondisi 100 persen, kita tidak bisa terlalu mendorong diri kita,” ujarnya.

Pembalap berusia 32 tahun itu juga mengaku selain cedera, dirinya juga tidak menyukai motor Honda RC213V yang ditungganginya. ia mengaku tidak terlalu percaya diri ketika mengambil tikungan, yang diperparah dengan kecepatan di trek lurus yang dirasa lambat.

“Saya datang tes ke Valencia dan Jerez dengan kondisi ligamen yang buruk. Saya lebih menyukai motor yang digunakan di musim 2018. Saya sudah menawarkan saran perubahan, namun terlambat karena Honda ingin melanjutkan dengan mesin yang sudah mereka kembangkan,” ucap mantan pembalap Yamaha dan Ducati itu.

Selain itu, Lorenzo juga sedikit menyindir timnya, lantaran dianggap terlalu memperhatikan Marquez tanpa mempedulikan pembalap lainnya. Padahal sebenarnya selain Lorenzo, ada juga dua pembalap LCR Honda yakni Takaaki Nakagami dan Cal Crutchlow yang menunggangi motor yang sama dengan Marquez.

Baca Juga: Stefan Bradl Gantikan Jorge Lorenzo di Balapan MotoGP Jerman

Sumber: AFP

“Marc memang mampu beradapatasi dengan motor dan menemukan jalan untuk mengurangi defisit. Saya dan Cal kesulitan ketimbang ketika kami menggunakan motor lama. Saya ingin mendesain motor yang bisa dikendarai lebih dari satu rider di musim 2020,” kata Lorenzo.

Ketimpangan antara dua rider Repsol Honda itu sekaligus menjadikan tim yang bermarkas di Aalst, Belgia itu hanya berada di peringat dua klasemen konstruktor, kalah 19 poin dari tim Mission Winnow Ducati yang mengoleksi 377 poin. Dengan musim balap yang masih menyisakan empat seri lagi, siapa juara dunia konstruktor ini masih menjadi pertarungan yang menarik untuk diikuti.

BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait