Bendera Israel Berkibar di Jayapura | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak

Bendera Israel Berkibar di Jayapura

Ceknricek.com - ARAK arakan itu riuh rendah. Berlangsung di Jayapura tanggal 14 Mei 2018. Sejumlah pengendara sepeda motor sendiri dan berboncengan tampak di jajaran depan. Di belakangnya berderet beberapa bus, truk dan mobil mini bus hingga sedan pribadi. Hampir semuanya berpenumpang penuh. Mereka bergerak konvoi menyusuri jalan- jalan raya. Ditingkahi suara pengeras suara dan deru mesin kendaraan, para penumpang bus, mobil dan sepeda motor itu tampak mengibar-ngibarkan bendera putih dengan dua garis horisontal bewarna biru, di tengahnya  tertancap dua segitiga saling terbalik membentuk bintang. Itulah ”Bintang Daud”. Bendera resmi pemerintah Israel.

Dalam bentuk rekaman video, arak-arakan meriah itu viral di media sosial. Ada teks narasi menyertainya: konvoi warga Papua mengibar ngibarkan bendera Israel keliling kota.

“Kegiatan itu benar keterlaluan. Secara diplomatik kita tidak ada hubungan dengan Israel. Kok, bisa ada warga negara kita mengibar-ngibarkan bendera Israel di Papua, wilayah NKRI,” kata Ferry I Mirza, wartawan senior yang menulis teks dan kemudian memposting video rekaman itu di media sosial.

Mantan redaktur senior koran Jawa Pos itu mengatakan dia tak bisa menahan kegeramannya. Ia merasa seperti ada pembiaran aparat keamanan dan intelijen sehingga acara itu bisa berlangsung. “Media arus utama juga. Kok bisa diam. Tak menulis sama sekali,” katanya.

Kepada wartawan ceknricek.com Ketua  DPR Bambang Soesatyo juga menyesalkan kejadian itu. “Secara aturan itu tidak boleh. Mestinya aparat keamanan bisa lebih tegas melarangnya,” ujar Bamsoet, begitu politisi Golkar itu biasa dipanggil.

Bamsoet patut kesal. Sebab, dalam kaitan dengan Israel, ia baru saja mengeluarkan rilis mengutuk dan mengecam keras pemerintah AS yang tetap meresmikan pemindahan kedutaannya ke Jerusalem. Hari peresmian pemindahan itu sama dengan hari arak-arakan pengibaran bendera Israel di Jayapura.

DR Mardani Ali Sera, Anggota Komisi II DPR juga menilai kegiatan itu sama sekali tidak elok. Tidak seirama dengan polisi negara. “Mestinya pemerintah provinsi dan aparat keamanan bisa mencegah acara itu. Mereka sepatutnya ikut menjaga kewibawaan negara,” kata anggota DPR dari PKS itu.

Selain tidak ada hubungan diplomatik, sikap politik pemerintah Indonesia dalam sengketa Palestina vs Israel, jelas dan tegas berpihak pada rakyat Palestina. Makanya, amat janggal jika ada kelompok warga negara mengibarkan dan mengelu-elukan bendera Israel.

Aparat keaman kecolongan atau melakukan pembiaran? Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar menyangkal. “ Itu kegiatan bakti budaya. Tidak ada kaitannya dengan Israel,” ujar Boy Rafly. Kegiatan itu dilakukan suatu yayasan. Namanya Sion Kids Center of Papua. “Mereka melakukan kegiatan tahunan. Semacam kegiatan bakti budaya masyarakat Papua,” jelas Boy Rafly.

Ia membenarkan ada bendera Israel yang dipasang dikibarkan dalam kegiatan tersebut. “ Budaya dan agama masyarakat Papua dekat dengan budaya dan agama pengikut Nabi Daud. Makanya, dalam setiap acara mereka selalu menyertakan bendera Bintang Daud,” tambah Boy.

Tapi bendera itukan bendera resmi Israel? “Ya, betul. Karena menyangkut budaya dan agama masyarakat, maka kami selalu sangat berhati-hati. Nanti, kita akan coba memberitahu mereka supaya lain kali jangan lagi memakai dan membawa-bawa bendera negara Israel,” tambah Mantan Kepala Divisi Komunikasi Mabes Polri itu.

Mardani Ali menambahkan, DPR segera akan meminta penjelasan pihak yang terkait dengan peristiwa itu. Kebetulan mulai tanggal 18 Mei ini akan dimulai masa persidangan baru. “Kami akan menindaklanjuti serius kegiatan semacam itu. Supaya tidak terulang lagi. Selanjutnya, akan meminta pihak intelen mendalami apa dan siapa di belakang kegiatan itu.

Ya, siapa di belakang acara itu memang masih misterius. Sebab, orang-orang di kantor Perwakilan Provinsi Papua di Jakarta sama sekali tidak tahu dan tidak pernah terlibat dengan acara seperti itu. “Beri waktu saya lima menit ya. Kami cek dulu,” ujar seorang wanita bernama Sherly, penerima telepon di kantor perwakilan Papua.

Tak berapa lama kemudian dia menjawab pasti. “Pemprov Papua tidak tahu, dan tidak terlibat dalam acara itu,”jawab Sherly.



Berita Terkait