Ceknricek.com--Bagi para pemilik anjing trah, tentu sudah tidak asing dengan PERKIN (Perkumpulan Kinologi Indonesia). Sebagai informasi, PERKIN adalah Perkumpulan Kinologi Indonesia yaitu organisasi yang menjadi induk organisasi penggemar anjing ras (anjing trah) di Indonesia.
Organisasi yang sudah berdiri sejak tahun 1922 ini telah memiliki anggota ratusan ribu anjing di seluruh Indonesia yang telah diakui sertifikasinya secara dunia. Hal inilah yang nampaknya membuat PERKIN dipercaya untuk ikut bergabung dalam acara NUSATIC Nusapet 2025.
Sebagai informasi, NUSATIC Nusapet 2025 adalah pameran dan kontes akuatik dan hewan peliharaan terbesar di dunia yang diadakan di ICE BSD City Tangerang, Indonesia, dari tanggal 20-22 Juni 2025. Pameran ini akan mencakup berbagai kegiatan, termasuk pameran ikan hias, kontes aquascape, kontes hewan peliharaan, dan kegiatan lainnya yang menarik bagi pecinta ikan hias dan hewan peliharaan.
Calista Beatrice (Tengah)
Nanang Hadi Wijaya, Ketua Umum PERKIN mengatakan, di acara NUSATIC Nusapet 2025 sekitar 400 ekor anjing anggota PERKIN ikut meramaikan. Mereka adalah anjing dengan kualitas terbaik yang terjun baik dikelas international agility maupun international grooming. Semua anjing sudah disertifikasi.
Nanang berharap semua anggota PERKIN mendukung kegiatan PERKIN sehingga PERKIN lebih maju lagi.
"Target kita adalah memajukan kinologi Indonesia sehingga bisa mendunia. Karena organisasi kita sudah berumur 102 tahun. Pameran hari ini juri jurinya sangat qualified dan telah diakui kemampuannya didunia,"kata Nanang.
Sebagai Ketua Umum PERKIN, Nanang menghimbau pada anggota PERKIN agar bisa meningkatkan kualitas anjingnya sehingga bisa ikut kegiatan dan membawa nama baik Indonesia.
"Perkin adalah organisasi yang diakui dunia dan di Indonesia hanya satu. Tiap negara hanya satu organisasi,"kata Nanang.
Bulan Agustus nanti, menurut Nanang, ada dog show di Helsinski. Ia juga akan berangkat membawa anjing anjingnya yang bagus. Salah satunya anjing Kintamani asli Indonesia.
Meski tidak ada perangkingan, namun menurut Nanang di Asia kalau melihat pola breeding Indonesia bisa masuk peringkat 1-3. Sementara untuk ajang NUSATIC Nusapet 2025, selain dari dalam negeri, peserta juga datang dari Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Sementara peserta dari Italia batal hadir karena ada perang Iran-Israel.
Tiga Anjing Voudecuria keliling Dunia
Selain anjing anjing peserta dari berbagai negara, ajang NUSATIC Nusapet 2025 juga menyimpan kisah membanggakan seorang breeder bernama Calista Beatrice. Ia sukses "melahirkan" tiga ekor anjing bernama Apple, Conor dan Camellia
"Ini adalah perjalanan yang sangat emosional dan membanggakan bagi saya. Apple, Conor, dan Camellia adalah anak-anak dari breeding pertama saya. Mereka lahir dari visi saya untuk memperkenalkan standar Bichon Frisé terbaik dari Indonesia ke dunia. Sejak usia 3 bulan, mereka sudah aktif di dunia dog show—belajar ring presence, disiplin, dan membangun koneksi dengan publik,"kata Calista saat ditemui di ICE.
Calista menjelaskan, Conor adalah definisi “gentleman show dog”. Ia punya struktur yang maskulin, movement yang kuat, dan headpiece klasik. Setelah show Nusatic 2025 ini, rencananya akan langsung diberangkatkan ke Eropa dan dihandle oleh Valentina Zupan, handler ternama asal Kroasia.
"Saya yakin dia akan bersinar di panggung Eropa,"kata Calista.
Sementara Apple, menurut Calista, punya karisma yang tidak bisa dipelajari—natural, ekspresif, dan punya aura “the one to watch”. Ia akan berangkat bersama handler lokal, Agus Riyanto, langsung dari Indonesia menuju World Dog Show.
"Camellia mewakili ekspor pertama saya ke Eropa. Ia dibesarkan dengan penuh cinta dan didedikasikan untuk prestasi. Bersama Ana Vladimirov semenjak akhir tahun lalu ke Serbia, Camellia telah meraih gelar prestisius 'European Winner 2025' dan kini bersiap menuju Helsinki,"ujar Calista.
Banyak tantangan yang harus dihadapi Calista. Mulai dari membangun garis keturunan yang stabil, memastikan kesehatan optimal, training sejak dini, dan tentu saja biaya serta logistik untuk perjalanan internasional.
"Tapi yang paling menantang justru menjaga esensi: bahwa saya ingin tetap menjadi breeder yang bertanggung jawab, bukan sekadar komersial. Saya percaya, saat kita mencintai breed ini dengan sepenuh hati, hasilnya akan berbicara sendiri,"kata Calista.
"Saya tidak hanya membawa Apple, Conor, dan Camellia. Saya membawa nama Indonesia. Saya ingin dunia tahu bahwa breeder Indonesia bisa menghasilkan anjing dengan kualitas dunia. Saya berharap ini menjadi awal semangat baru bagi para pemilik dan breeder di Indonesia untuk lebih serius dan bertanggung jawab dalam breeding. Dunia sedang melihat kita,"ujar Calista.
Ketiga Bichon bersaudara dari Voudecuria ini tidak hanya mewakili keindahan fisik dan standar breed yang tepat, tapi juga kisah perjuangan, dedikasi, dan cinta terhadap hewan. Mereka adalah simbol dari harapan bahwa kualitas bisa lahir dari mana saja termasuk dari Indonesia.
Editor: Ariful Hakim