Ceknricek.com -- Bank Indonesia (BI) menilai Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik sehingga menopang ketahanan sektor eksternal. NPI keseluruhan 2019 mencatat surplus sebesar 4,7 miliar dolar AS, setelah pada 2018 mengalami defisit 7,1 miliar dolar AS.
"Perbaikan NPI ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat sejalan kinerja ekonomi Indonesia yang terjaga, daya tarik pasar keuangan yang besar, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda," ucap Gubernur BI Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/2).
Baca Juga: Bank Indonesia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
BI mencatat defisit transaksi berjalan juga menurun dari 2,94 persen PDB pada 2018 menjadi 2,72 persen PDB. Kinerja terkini pada Januari 2020 menunjukkan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik terus berlanjut, yang secara neto tercatat 6,3 miliar dolar AS.
"Pada awal Februari 2020, aliran masuk modal asing terutama investasi portofolio di pasar keuangan mengalami penyesuaian setelah terjadinya Covid-19 (virus korona baru)," kata Perry.
Sementara itu, neraca perdagangan mencatat defisit 0,86 miliar dolar AS, dipengaruhi ekspor yang belum kuat akibat kondisi global yang masih lemah. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2020 tercatat sebesar 131,7 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah untuk memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk berupaya mendorong peningkatan PMA serta mengendalikan defisit transaksi berjalan yang pada 2020 dan 2021 diprakirakan dalam kisaran 2,5-3,0 persen PDB," ujar Perry.
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini