Ceknricek.com -- Sejumlah anggota Taliban yang melakukan aksi bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 19 orang dalam satu serangan terhadap kantor pemerintah pada Sabtu (29/6) malam. Informasi itu disampaikan beberapa pejabat, dalam episode kekerasan terbaru di Afghanistan di saat pembicaraan perdamaian untuk mengakhiri perang terus berlangsung.
Menurut mereka, seperti dikutip Reuters, Selasa (2/7), para petugas pemilihan sedang mencatat data pemilih menjelang pemilihan presiden pada September mendatang. Kantor di Distrik Maroof, Provinsi Kandahar, di bagian selatan Afghanistan itu porak poranda ketika para petempur dari kelompok militan melancarkan serangan dengan kendaraan-kendaraan Humvee.
Sebanyak 18 orang petugas dilaporkan tewas. "Tujuh anggota pasukan keamanan Afghanistan juga meregang nyawa dalam serangan bom bunuh diri itu," kata Tadeen Khan, kepala kepolisian Kandahar.
Taliban yang menolak proses pemilihan itu, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Juru bicara Taliban Qari Yousuf Ahmadi mengatakan para petempur dari kelompoknya juga membunuh 57 anggota pasukan keamanan Afghanistan dalam serangan itu. Mereka juga menangkap 11 orang lain, tetapi para pejabat Afghanistan meragukan klaim itu.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan dalam pernyataannya menyatakan, 25 anggota Taliban telah dibunuh dalam bentrokan tersebut.
Taliban yang menguasai atau berusaha merebut setengah dari negara itu, telah menolak seruan gencatan senjata. Taliban pernah menguasai Afganistan sebelum digulingkan melalui invasi Amerika Serikat pada 2001.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan Taliban telah meningkat bahkan di saat para pemimpin Taliban dan pejabat AS mengadakan pembicaraan perdamaian di Qatar untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung bertahun-tahun di negara itu.