Oleh Redaksi Ceknricek.com
06/10/2022, 22:02 WIB
Ceknricek.com--Nama Siti Fatimah binti Maimun rupanya menarik minat Prof. Dr. Hj. Anna Mariana, SH.,MH.,MBA untuk menuliskannya dalam sebuah buku. Perjuangan Siti Fatimah menyebarkan agama Islam di Jawa pun ia singgung dalam buku yang ditulisnya berjudul "Kain Tenun dalam Sejarah Islam".
Ditulis pada 2017 lalu, buku ini menjelaskan tentang sejarah kiswah ka’bah dan tenun dalam peradaban Islam. Termasuk komoditi kain tenun melalui jalur perdagangan yang digunakan sebagai alat diplomatik antar-bangsa pada masa dinasti Umayyah dan dinasti Abasiyah dibawah pimpinan para Khalifah.
Dalam isi buku itu, juga ditulis secara gamblang, diantaranya beberapa akademisi dan ulama besar, juga dari para Raja dan Sultan terdahulu di era jaman Majapahit dan Airlangga. Juga disinggung sejarah kain tenun yang berkaitan dengan kisah perjalanan seorang wanita bernama Siti Fatimah binti Maimun bin Hibatullah, penyebar agama Islam di tanah Jawa dan ke seluruh Nusantara di abad ke-11 Masehi.
“Melalui buku ini, saya mengangkat perjuangan sosok almarhumah yang luar biasa dalam mengembangkan budaya tenunan tradisional di negeri ini menjadikan alat tukar dalam perdagangan pada masa itu, yang masih dikembangkan keberadaan budaya tersebut sampai saat ini di Nusantara,” katanya dalam keterangan, Jum'at (10/6/22).
“Beliau sosok perempuan pada abad ke 900 tahun lalu yang mengembangkan agama Islam melalui perdagangan kain tenun di wilayah Surabaya, Jawa Timur, dan ke wilayah Nusantara. Sampai beliau wafat di Desa Leren, Gresik, Jawa Timur. Almarhumah hadir di Nusantara untuk syiar agama. Keberadaan almarhumah sebagai tokoh perempuan pertama, jauh sebelum Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim, serta para wali Allah SWT dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara ini,” kata Prof. Anna Mariana.
Di mata Prof. Anna, Siti Fatimah merupakan sosok pejuang perempuan pertama di nusantara yang di kenal berani dan tangguh. “Ia juga gigih memperjuangkan agama Islam melalui media tenun tradisional. Sekaligus menjadikan kain tenun tradisional yang dikembangkan sebagai alat tukar dan jual beli pada masa itu,” tambahnya.
Pada 16 Mei 2022 lalu, Prof. Anna bahkan sempat menghadiri khaul ke-940 Nyai Siti Fatimah binti Maimun di Desa Leran, Gresik, jawa Timur. Ia didampingi oleh asisten pribadi, Erlina Susilowati (Bendahara KADIFA) dan Eni Sulistyaningsih (Ketua Bidang Seni dan Budaya KADIFA). Lalu, ada Ketua dan pengurus KADIIFA di wilayah Jawa Timur, Ustaz Riyanto sebagai ulama milenial yang ahli dalam membuat lukisan dan kerajinan kaligrafi Islam bernuansa tenun songket tradisional.
Selain itu, dalam haul ini, Anna juga turut berziarah ke makam. Sekaligus membuatkan desain khusus kelambu almarhumah Siti Fatimah yang bernuansa tenun tradisional. Lalu, sebagai ikon, ada tulisan kaligrasi berlafas tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Kaligrafi ini dibuat dengan benang tenun emas dan perak, seperti lafas kaligrafi di tulisan kiswah ka’bah di Baitullah.
Tujuan Anna Mariana mengganti kelambu Siti Fatimah, yakni agar masyarakat luas mengetahui perjuangan sosok almarhumah sebagai sosok perempuan pertama kali yang telah mengembangkan budaya tenun tradisional di Nusantara ini pada era 900 tahun lalu.
Anna Mariana mengganti kelambu Siti Fatimah bersama sejumlah pejabat daerah di Surabaya. Mulai dari Walikota Surabaya, Bupati Gresik, walikota, lurah, camat, kepala desa, hingga para tokoh masyarakat adat di wilayah Gresik. Termasuk para ulama dan santri, juru kunci, dan ketua serta pengurus Yayasan Nyai Siti Fatima binti Maimun.
“Semoga perjuangan beliau dalam mengembangkan budaya tenun tradisional Nusantara dan agama Islam di negeri ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi kaum perempuan Indonesia dan masyarakat umumnya,” pungkasnya.
Editor: Ariful Hakim