Ceknricek.com--Tidak diragukan uang “kertas” Australia memang bisa dicuci karena terbuat bukan dari kertas, melainkan bahan yang kebal terhadap air. Namun pihak berwenang Australia yang ditugasi memberantas “pencucian uang” tidak segan-segan menghukum barangsiapa yang didapati dan terbukti melakukan pencucian uang atau lalai dalam mengawasi atau mewaspadai bahwa dirinya telah dimanfaatkan untuk mencuci uang oleh mereka yang punya maksud jahat. Kalau uangnya bersih ‘kan tidak perlu dicuci?.
Badan tersebut disingkat AUSTRAC (Australian Transaction Reports and Analysis Centre) alias Pusat Pelaporan Transaksi dan Analisis, dipimpin seorang perempuan bernama Nicole Rose – nama yang sangat boleh jadi tidak pernah didengar atau diketahui oleh 99,9999% rakyat Australia. Dan badan pengawas pencucian uang di Australia ini pernah menyingkapkan tabir yang ternyata sempat menutupi “kelalaian” bank terbesar di Australia, dikenal dengan nama Commonwealth Bank of Australia – CBA.
Bekerja sama dengan Kepolisian Federal Australia dan dua Kepolisian Negara Bagian (sebanding dengan Polda) di negara ini, akhirnya terungkap bahwa bank terbesar di Australia itu, CBA, telah “lalai melakukan pengawasan” yang berakibat terjadinya pelanggaran-pelanggaran berupa pencucian uang, dan pelanggaran terhadap Peraturan Larangan Membiayai Tindak Terorisme.
Disimpulkan, setelah dilakukan penelitian dan penyidikan yang seksama, sesuai dengan semboyan yang berlaku, yakni Bersama-Sama Memberantas Kejahatan Keuangan, jadi kebalikan dari kejahatan keuangan berjamaah, maka bank terbesar di Australia itu dijatuhi hukuman denda sebesar 700-juta dolar. Ternyata CBA lalai melaporkan kepada AUSTRAC lebih dari 50-ribu transfer di atas 10-ribu dolar yang dilakukan berbagai nasabahnya selama 3 tahun. Banyak lagi kelalaian yang rupanya menimpa bank terbesar di Australia itu.
Menariknya adalah bahwa “semua pihak yang terlibat dalam kasus ini, baik AUSTRAC maupun Bank Commonwealth Australia” sepakat untuk “meminta amar hukum dari Pengadilan Federal’ guna memberi kekuatan hukum atas penjatuhan sanksi berupa denda 700-juta dolar itu.
Seandainya Pengadilan Federal menyetujui kesepakatan ini, maka jumlah denda itu adalah yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah korporasi di Australia (dan akhirnya memang Pengadilan Federal Australia menyetujui dan mengesahkan “kesepakatan” antara kedua pihak dimaksud). Dalam hal ini pihak berwenang pelaporan dan analisis pencucian uang Australia itu tidak ingin “lancang” dan seenaknya menjatuhkan hukuman denda yang merupakan wewenang pengadilan.
Segalanya harus sesuai hukum yang berlaku. Pengungkapan “kelalaian” bank terbesar Australia itu merupakan hasil dari penyelidikan yang mendalam yang dilaksanakan bahu-membahu antara berbagai badan keuangan yang dibentuk oleh pemerintah Australia untuk mengawasi dan mencegah agar jangan sampai terjadi pencucian uang dan pengiriman uang untuk keperluan-keperluan tindak terorisme.
Direktur Utama (CEO) AUSTRAC Ibu Nicole Rose (rose adalah bunga mawar) sangat pantas mengomentari secara berbunga-bunga keberhasilan badan yang dipimpinnya itu bersama-sama badan-badan terkait lainnya. Dikatakan, hasil dari penyelidikan yang telah dilakukan itu “semoga mengirim pesan kuat kepada industri keuangan di Australia bahwa apabila mereka tidak patuh mereka jangan harapkan toleransi dari pihaknya.”
Dijelaskannya bahwa dalam kasus yang baru dibongkar itu terlihat bahwa yang namanya kriminal/penjahat akan memanfaatkan kelalaian pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mencuci uang hasil perbuatan pidana mereka. Perbuatan pencucian uang berdampak terhadap kehidupan sehari-hari rakyat Australia, kata Ibu Nicole Rose, dan sekaligus dapat membahayakan keamanan masyarakat dari perbuatan terorisme, pengedaran narkoba, bukan saja di Australia melainkan juga di luar negeri, yang dimungkinkan oleh uang haram.
“Kita sama mengetahui bahwa dunia usaha merupakan garis pertahanan terdepan dalam melindungi masyarakat dan sistem keuangan di Australia dari penyalahgunaan yang dilakukan kriminal, karenanya penting dilakukan pengawasan dan pencegahan,” katanya.
Diharapkannya kasus ini akan membuat sektor keuangan di Australia lebih awas dan waspada dan mempertebal kesadaran mereka untuk melaksanakan tanggungjawab yang semestinya.
#Penulis adalah jurnalis senior
Editor: Ariful Hakim