Catatan Buat KDM: Gubernur Jawa Barat yang Merakyat dan Menyayangi Rakyat | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

Catatan Buat KDM: Gubernur Jawa Barat yang Merakyat dan Menyayangi Rakyat

Ceknricek.com -- Siapa yang tidak kenal Kang Dedi Mulyadi atau KDM. Gubernur Jawa Barat yang baru. Gubernur yang sebelum dilantik sudah memerintah. Sangat terkenal karena media sosial. Tiap hari wajahnya menghiasi sosial media terutama facebook. Gebrakan demi gerakan dilakukannya di lapangan untuk kepentingan pelayanan publik yang macet karena tidak mampu diatasi birokrasi. Kasih sayang dan kepedulianya terhadap rakyat dikemas dalam bentuk konten yang mengharukan. Bagaimana tidak. Orang-orang kecil mendadak disapa Pak Gubernur. Sudah begitu diberi uang lagi. Menangislah si orang kecil itu.

Seorang pedagang sapu, tiba-tiba, disapa oleh Pak Gubernur dari mobil. “Jualan apa?” tanya Pak Gubernur dari jendela mobilnya.
“Sapu Pak,” jawab tukang sapu sambil melirik ke mobil.

“Sabarahaan tah sapu (berapa harganya sapu itu)” lanjut KDM masih dari jendela mobil yang dipelankan.

“Dua puluh rebu hiji Pak (Dua puluh ribu satu Pak)” jawab tukang sapu.

Kang Dedi langsung turun. Rupanya Sang Pedagang Sapu yang berasal dari Sumedang ini tidak menganali Pak Gubernur. Setelah ditawar ternyata harga sapu itu bisa dijual sepuluh ribu rupiah. Pak Gubernur membeli semua sapu tapi sapunya tidak diambil. Jadi kata tukang sapu dia mendapatkan untung dua rebu rupiah per sapu. Kalau dia bawa sepuluh sapu berati pedagang itu hanya untung Rp20.000. Padahal ongkos Bandung Sumedang, karena dia orang Kota Tahu itu, saja berapa. Belum untuk makan. Dia mengaku ke Pak Gubernur daripada diam di rumah. Cukup istrinya saja yang di rumah, pengakuan tukan sapu, sambil memelihara kambing punya orang.

“Nih keur meuli kambing. Ngarah boga kambing sorangan (Nih buat beuli kambing. Agar punya kambing sendiri),” kata Pak Gubernur sambil menyodorkan lembaran uang berwarna merah cukup banyak. Tentu saja Si Pedagang sapu itu menangis gembira. Memeluk Pak Gubernur dengan berurai air mata.

Begitulah salah satu cuplikan konten KDM atau Pak Gubernur. Konten seperti ini bertebaran di media sosial sejak Beliau menjadi Bupati Purwakarta sepuluh tahun lalu. Bahkan ada sebuah adegan yang lebih ekstrim. Ketika KDM mengajak seorang Ibu yang sedang mengembalakan kambing untuk menjelekkan Bupati Purwakarta (KDM). Tapi Si Ibu menolak karena kambing yang dia punya itu pemberian Bupati Purwakarta. Tidak sadar Si Ibu bahwa yang mengajak ngobrol itu adalah KDM. Dengan iming-iming uang ratusan ribu dari KDM Si Ibu tetap menolak,”Embung abdi mah. Dia orang baik (saya tidak mau. Dia orang baik).” Padahal uang sudah terus dinaikan. Tapi Si Ibu tetap menolak. Di sini giliran KDM yang mengeluarkan air mata karena terharu dengan loyalitas Ibu Itu terhadap Bupati Purwakarta alias dirinya.

Gimik-gimik yang dilakukan KDM ini mengundang dan menarik candaan Masyarakat dunia maya. Rakyat Jawa Timur bercanda dengan mengatakan tukaran Gubernur dong biar KDM jadi Gubernur Jawa Timur. Begitu juga Masyarakat Jawa Tengah bilang yang sama. Betapa irinya Masyarakat di luar Jawa Barat dengan sepak terjang KDM di awal pemerintahannya. Apalagi kalau melihat KDM menyelesaikan masalah langsung terjun ke lapangan. Bahkan sering tidak segan-segan untuk memakai uang sendiri. Atau bahkan, dengan gagah berani, berhadapan dengan preman-preman yang menghambat pembangunan.

Nah sekarang KDM sudah menjadi Gubernur. Apakah gimik-gimik konten ini masih relevan. Kalau dilihat dari sisi branding pribadi KDM mungkin sah-sah saja. Biar KDM terus terlihat sebagai orang peduli, penyayang dan dermawan terhadap rakyat. Sehingga citra diri KDM bisa mengantarkannya ke jenjang jabatan yang lebih tinggi. Dari Bupati Purwakarta kemudian Gubernur, apa selanjutnya jadi presiden.

Kalau dilihat dari sisi tugas pemerintahan maka sepak terjang KDM itu hanya sebuah gaya memimpin saja. Gaya seorang Gubernur yang sedang memerintah. Bukan Bupati lagi. Harus ingat bahwa indikator keberhasilan seorang Gubernur merupakan aggregator keberhasilan dari berbagai bidang Pembangunan untuk mensejahterakan rakyat. Apa tugas Gubernur atau Kepala Daerah Tingkat satu menurut undang undang.

Berdasar Undang Undang Indikator keberhasilan Pemerintah Daerah tingkat satu yaitu:

1. Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan
2. Perencanaan Pemanfaatan pengawasan Tata Ruang
3. Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat,
4. Penyediaan Sarana dan Prasarana umum.
5. Penanganan Bidang Kesehatan.
6. Penyelenggaraan Pendidikan

Indikator enam tugas Pemerintah Daerah Tingkat satu inilah yang harus dikalibrasi dengan langkah-langkah atau sepak terjang Gubernur di lapangan. Tidak bisa lepas. Ingat untuk melaksanakan ini semua Pak Gubernur memiliki sarana dan prasarana yang namanya birokrasi. Jangan sampai Pak Gubernur meninggalkan para birokrat ini karena merekalah yang akan membuat program Pak Gubernur terlembagakan dan berkelanjutan. Tidak sekedar “sageprakan” yang hanya menjadi peristiwa saja. Tetapi harus menjadi program terstruktur dan terencana.

Jadi Gaya kepepimpinan KDM itu hanya dijadikan pemicu atau percontohan salah satu program saja. Kemudian dilembagakan oleh birokrasi/ Dinas terkait sehingga bisa dikeluarkan kebijakan Gubernur atau bahkan Peraturan Daerah yang menyangkut itu. Peraturan ini akan menjadi pegangan untuk Masyarakat Jawa Barat tentang masalah ini.

Ketika KDM menertibkan Kawasan Puncak yang telah mengakibatkan banjir di Jabotabek. Maka Kepala Dinas Tata Ruang membuat dan mencari detil dari langkah ini dilihat dari peraturan-peraturan yang ada. Sehingga langkah-langkah KDM menjadi program yang efektif dan efisien buat masyarakat Jawa Barat. Jangan sampai KDM menertibkan dengan melanggar aturan.

Kedermawanan KDM seperti dalam konten-konten bisakah birokrasi atau Dinas Sosial menjadikan sebagai program Pemda Jawa Barat. Mungkinkah Kedermawanan KDM ini dilembagakan menjadi program seribu rumah miskin dan yatim di Jawa Barat. Sehingga spostanitas kedermawanan KDM berwujud dalam kebijakan pengentasan kemiskinan dan anak terlantar di Jawa Barat sesuai amanat Undang Undang Dasar.

Jadi sepak terjang KDM yang menjadi konten konten menarik selama ini bisa berwujud keberhasilan di Jawa Barat. Artinya spontanitas KDM dilembagakan. Dan kebijakan-kebijakan atau peraturan-peraturan daerah dispontanitaskan oleh KDM. Ini akan menjadikan JABAR JUARA dan GEMAH RIPAH REPEH RAPIH.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait