Cegah Virus Korona, Kemenkes Siagakan Thermoscanner di 135 'Pintu Negara' | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

Cegah Virus Korona, Kemenkes Siagakan Thermoscanner di 135 'Pintu Negara'

Ceknricek.com -- Untuk mencegah masuknya wabah virus korona baru ke Tanah Air, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan thermoscanner di 135 pintu keluar masuk negara Indonesia.

Setkab.go, Kamis (23/1) melaporkan, 135 pintu negara baik udara, laut, maupun darat dijaga petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan. "Yang paling awal bisa dideteksi adalah dengan thermoscanner untuk mendeteksi suhu tubuh. Kalau ada orang dari luar negeri masuk ke Indonesia dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celsius, maka posturnya terlihat berwarna merah pada thermoscanner,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes Anung Sugihantono.

Selain itu, bandara-bandara di seluruh Indonesia terutama yang mempunyai penerbangan langsung dari China, meningkatkan kewaspadaan di antaranya dengan mengaktifkan thermal scanner, memberikan health alert card dan KIE pada penumpang.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maruf mengatakan semua pintu masuk negara sudah disiapkan thermoscanner

Sumber: Kemenkes

Baca Juga: Wuhan Tutup Transportasi Umum Jelang Penetapan Darurat Global Virus Korona

"Dalam kondisi rutin seluruh kedatangan internasional semua selalu dilakukan pemeriksaan thermoscanner meskipun tidak ada penyakit yang diwaspadai. Kalau ada penyakit yang diwaspadai maka kita tingkatkan pengamanannya,” ucap Anas.

Kasus yang Perlu Dicurigai Terinfeksi

Penderita infeksi saluran pernapasan akut berat (Severe Acute Respiratory Infection/SARI), dengan riwayat demam dan batuk serta penyebab yang belum pasti, memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di Wuhan, Provinsi Hubei, China dalam waktu 14 hari sebelum timbulnya gejala.

Seseorang yang sakit dengan gejala klinis yang tidak biasa, kemudian terjadi penurunan kondisi umum mendadak meskipun telah menerima pengobatan yang tepat, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat perjalanan.

Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan atau berat, yang dalam 14 hari sebelum timbulnya penyakit, telah terpajan dengan kontak erat dengan kasus positif infeksi nCoV. Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan di negara-negara terjangkit nCoV. Mengunjungi atau bekerja di pasar hewan di Wuhan, China. Memiliki riwayat kontak dengan hewan (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di negara terjangkit nCoV pada hewan atau pada manusia akibat penularan hewan (zoonosis).

Sumber: Istimewa

Lebih lanjut, Anas menyarankan kepada masyarakat Indonesia yang berada di Wuhan untuk menghindari wilayah yang menjadi penyebaran penyakit akibat nCoV, menghindari kontak yang diduga menderita nCoV, berperilaku hidup bersih dan sehat, dan jika sakit segera berobat ke Fasyankes.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimile (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

Sesuai dengan imbauan Kementerian Kesehatan RI, KBRI Beijing mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia di wilayah Tiongkok untuk memperhatikan. Bagi masyarakat Indonesia yang berada di Wuhan dan memerlukan bantuan kekonsuleran, sesuai informasi dari Kementerian Luar Negeri, dapat menghubungi;

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tiongkok

No. 4, Dongzhimenwai Dajie, Chao Yang District, Beijing 100600, People’s Republic of China
Tel: 001-86-(10) 6532 5489
Fax: 001-86-(10) 6532-5368
Email: set.beijing.kbri@kemlu.go.id

BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait