Cerita Prof. Tjipta Lesmana Tak Percaya Jokowi Tolak 3 Periode | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

Cerita Prof. Tjipta Lesmana Tak Percaya Jokowi Tolak 3 Periode

Ceknricek.com—Wacana perpanjangan jabatan presiden RI jadi 3 periode makin ramai mendapat tanggapan, setelah M. Qodari mendeklarasikan gerakan Jok-Pro 2024. Salah satunya dari pengamat politik Prof. Tjipta Lesmana. Saat jadi nara sumber Realita TV yang dipandu Rahma Sarita, Tjipta bercerita soal kebiasaan Jokowi yang tidak konsisten.

“Saya perlu ingatkan dulu, soal UUD 45. Waktu itu Amien Rais yang pertama kali ingin mendobrak jabatan presiden agar tidak bisa dipilih terus menerus. Amien mengatakan presiden harus dikunci dua periode. Kemudian saya masuk (tim ahli) MPR.  Kunci reformasi ada di pasal 7 jabatan presiden lima tahun setelah itu bisa dipilih sekali lagi. Ini kunci. Kalau nggak bisa seperti Pak Harto dipilih terus,”kata Tjipta.

Saat Qodari menggulirkan wacana presiden 3 periode, Tjipta mengaku geleng-geleng kepala. Qodari dianggap tidak mengerti konstitusi. Namun Tjipta juga tidak percaya, ketika Jokowi mengaku tidak tertarik pada wacana 3 periode. Ia berkaca dari pengalaman sebelumnya, dari sisi komunikasi politik, apa yang diucapkan Jokowi sering tidak sejalan dengan apa yang dilakukannya.

“Tahun 2012, saya masih di Universitas Pelita Harapan. James Riyadi membuat UPH festival. Saya disuruh sebagai moderator. Sebelum acara dimulai, saya sempat bicara empat mata dengan Jokowi. Saya tanya, anda kabarnya mau maju jadi presiden? Tapi dia bilang tidak, karena mau ngurusi Jakarta…” lanjut Tjipta.

Karena masih penasaran, pada saat sesi acara, Tjipta kembali bertanya ulang isu  Jokowi mau nyapres. Suasana sempat heboh.   Saat itu, Jokowi kembali meyakinkan, jika ia tidak pernah berfikir untuk nyapres. Prof. Tjipta pun sempat ditegur James Riyadi. Tapi sejarah kemudian bicara, apa yang diucapkan Jokowi tidak seusai dengan langkahnya.

“Dari situ saya mengambil kesimpulan, salah satu karakteristik komunikasi Jokowi adalah sering kali tidak konsisten antara ucapan dan perilaku. Sering itu,”kata Tjipta.

Ia melanjutkan, menurut teori, seorang pemimpin itu harus konsisten. Kalau sudah bilang A ya harus A. Terkait dengan penolakan Jokowi terhadap wacana presiden 3 periode, Prof. Tjipta mengaku tidak percaya. “Apalagi yang ngomong Fadjroel. Dia tidak pantas sebagai jubir. Saya dua kali bilang copot dia sebagai jubir,”kata Prof. Tjipta blak blakan.

Menurutnya, wacana ini serius. Sebab kalau UUD 45 diubah jadi 3 periode, bisa saja Jokowi bilang kalau rakyat Indonesia berkehendak, kenapa tidak?

“Ini masalah pemimpin yang plin plan sekali. Bohong yang terendam, tidak terang terangan. Jokowi secara komunikasi tidak bagus. Kenapa kemudian makin popular? Saya katakan, karena demokrasi di Indonesia itu sedang sakit.Apapun bisa dibikin. Amandemen UUD 45 bisa dibikin. Kalau misal PDIP dan Gerindra bergabung,apapun bisa dilakukan. Inilah demokrasi kita. Kita prihatin. Tapi Tuhan akan bergerak dengan tangannya,”pungkas Prof Tjipta.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait