Cetak 4 Gol ke Gawang Tottenham, Impian Masa Remaja Gnabry Jadi Kenyataan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: CBSSport

Cetak 4 Gol ke Gawang Tottenham, Impian Masa Remaja Gnabry Jadi Kenyataan

Ceknricek.com -- Sebagai pesepakbola yang menghabiskan masa remaja sebagai pemain muda Arsenal, mencetak gol ke gawang rival sekota, Tottenham Hotspur adalah impian para remaja. Tak terkecuali bagi seorang Serge Gnabry. Sayang, selama tercatat sebagai pemain Arsenal dari musim 2012-2016, mimpi pemuda Jerman berdarah Pantai Gading itu tak sempat menjadi kenyataan.

Selama berseragam Meriam London, Gnabry gagal mendapat tempat utama dan hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Dirinya kalah bersaing dengan pemain sayap Arsenal lainnya saat itu seperti Alex Oxlade-Chamberlain, Tomas Rosicky, Theo Walcott, Santi Cazorla, Alexis Sanchez, dan Mesut Ozil.

Satu-satunya kesempatan Gnabry bermain di Derby London Utara menghadapi Spurs ialah kala Arsenal yang saat itu masih ditangani Arsene Wenger, jumpa Tottenham di babak ketiga ajang Piala FA 2013/2014. Pemain kelahiran Stuttgart itu bahkan sukses menyumbang assist untuk gol Santi Cazorla di menit 31, dimana Arsenal menang 2-0.

Sumber: Arsenal.com

Rumput Premier League memang nampaknya tak cocok dengan Gnabry. Setelah sempat dipinjamkan ke West Bromwich Albion, Gnabry juga kurang mendapat aksi sebagai pemain utama. “Serge datang untuk bermain lebih banyak, namun dia tidak berada di level yang layak untuk bermain untuk tim saya,” kata Tony Pulis, manajer WBA saat itu.

Arsenal akhirnya menjual Gnabry ke Werder Bremen dengan harga GBP 5 juta. Setelah pulang kampung, Gnabry mulai menunjukkan tajinya. Dirinya sukses mencetak 11 gol dari 27 laga di musim 2016/2017. Semusim berikutnya saat dipinjamkan ke 1899 Hoffenheim, pemain yang meraih medali perak bersama timnas Jerman di Olimpiade 2016 itu ini sukses mencetak 10 gol dari 26 laga di semua ajang.

Kegesitannya dalam memanfaatkan celah rupanya menarik perhatian raksasa Bundesliga, Bayern Muenchen. Pelatih anyar Bayern saat itu, Niko Kovac juga lagi membutuhkan penerus dari dua legenda Bayern, Franck Ribery dan Arjen Robben yang memasuki usia senja.

Baca Juga: Jelang Duel Tottenham-Bayern, Berakhirnya Era Pochettino di Spurs?

Di musim perdananya berseragam Die Roten, Gnabry sukses mencetak 10 gol dari 30 laga Bundesliga. Ia pun dianggap sebagai salah satu winger paling berbahaya dalam sejarah Bundesliga, lantaran sukses mencetak minimal 10 gol dalam tiga musim beruntun bersama tiga klub berbeda.

Mimpi Jadi Nyata

Pada akhirnya, impian masa remaja Gnabry sukses menjadi kenyataan. Hal ini terjadi kala Bayern bertandang ke Tottenham Hotspur Arena pada lanjutan fase Grup Liga Champions Selasa (1/10) atau Rabu (2/10) dini hari WIB.

Bayern sukses membungkam Spurs 7-2. Rumput London akhirnya bisa jadi lahan subur untuk Gnabry, dimana pemain kelahiran 14 Juli 1995 itu sukses mencetak empat gol dan semuanya dicetak di babak kedua (53’, 55’, 83’, 88’).

Sumber: Evening Standard

Adapun tiga gol Bayern dicetak Joshua Kimmich (15’) dan Robert Lewandowski (45’, 87’). Sementara tuan rumah yang sempat unggul terlebih dahulu melalui Son Heung-Min (12’) hanya mampu memperkecil kedudukan melalui titik putih dari Harry Kane (61’).

Usai laga, Gnabry mengaku tak menyangka bisa mencetak quattrick. “Tak ada dari kami yang membayangkan ini. Untuk mencetak empat gol rasanya amat menakjubkan. Saya yakin pendukung Arsenal menikmati hal ini!,” kata Gnabry seperti dilansir UEFA.com.

“Saya rasa terakhir kali mencetak empat gol ialah ketika masih anak-anak. Saya sangat senang dengan performa saya dan tentunya senang bisa membantu tim meraih kemenangan besar,” lanjutnya.

Sementara itu, Tony Pulis yang dulu menganggap Gnabry tak layak bermain untuk timnya, kini turut memuji Gnabry. Pulis saat ini menjadi komentator untuk Sky Sports yang mengulas pertandingan tersebut.

“Jujur, saya terkesan. Saya pernah menjadi pelatihnya di West Brom, kami meminjamnya dan memainkannya di tim U-21, namun dirinya tak pernah fit. Dia anak yang baik, tak pernah bermasalah dengannya,” ujar Pulis.

“Dirinya kini telah memenuhi potensinya. Ketika orang menunjukkan apa yang bisa dilakukannya dan menjadi sebagus seperti yang dilakukannya, itu sangat menakjubkan. Anak ini telah melakukan hal fantastis,” ucap Pulis.

Gnabry kini tercatat sebagai pemain kedua Jerman yang sukses mencetak empat gol dalam satu laga Liga Champions. Pemain lainnya ialah Mario Gomez yang mencetak empat gol ke gawang Basel saat membawa Bayern menang 4-0 musim 2011/2012.

Gnabry juga bersanding dengan pemain-pemain sekelas Marco van Basten, Simone Inzaghi, Dado Prso, Ruud van Nistelrooy, Andriy Shevchenko, Lionel Messi, Bafetimbi Gomis, Robert Lewandowski, Zlatan Ibrahimovic dan Cristiano Ronaldo, para pemain yang sukses mencetak empat gol dalam satu laga. Bedanya, hanya Gnabry pemain yang mencetak keseluruhan gol di babak kedua.

Adapun rekor pencetak gol terbanyak dalam satu laga masih dimiliki Messi dan Luiz Adriano dengan lima gol. Messi melakukannya saat Barcelona membekuk Bayer Leverkusen di musim 2011/2012, sementara Adriano melakukannya saat Shakthar Donetsk menang tandang 7-0 menghadapi Bate Borisov.

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 



Berita Terkait