Dancing Queen Gregoria Mariska Tunjung | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

Dancing Queen Gregoria Mariska Tunjung

Ceknricek.com-- PEMAIN  bulu tangkis tunggal putri Indonesia,  Gregoria Mariska Tanjung,  sekali lagi membuktikan dirinya sebagai Dancing Queen. Ratu tari. Ratu Dansa. Gerakan kakinya tidak hanya membuktikan  dirinya sebagai kaki pemain bulutangkis yang handal. Footworknya  sangat lincah. Luwes dan ritmis. Lebih dari itu, Jorji, panggilan Gregoria, memperlihatkan dirinya juga seorang ratu tari di lapangan. Ratu Dansa bulutangkis. Dancing Queen.

Selama pertandingan, kaki Jorji bagaikan seorang penari. Ringan. Seperti ada ritme tertentu pada gerakannya. Kakinya juga memberi kesan pemiliknya seorang penari. Olahragawan yang menari. Dancing queen.

Dalam pertandingan perempat final Olimpiade 2024 yang dimainkan di Porta de La Chapelle Arena Paris, Prancis, Sabtu, 3/8, melawan Ratchanok Intanon dari Thailand yang teramat sangat menegangkan itu, terutama di set pertama, kaki Jorji terlihat bagaikan seorang penari profesional. Manakala melakukan netting, sebelah lutut  kaki depannya ditekuk, sedangkan  sebelah kakinya lainya memanjang lurus atau 45 derajat.

Begitu ketika Jorji melangkah mundur mengambil bola lop, kakinya  secara teratur tertata baik. Lantas, hub, dia melakukan pukulan andalannya yang mematikan: tidak dapat ditebak, smes atau dropshot. Dan yang lebih memusingkan lawan: tidak dapat ditebak  diarahkan ke mana bola ditempatkan, kiri atau kanan.

Saat jeda pun, Jorji terkadang masih bagaikan menari. Baik lantaran sedang gemas menyesal pukulannya tidak berhasil, atau sedang senang lantaran dapat  meraih point, Jorji sering meloncat-loncat  bagikan kijang melakukan tarian.

Dua pemain bulu tangkis Indonesia yang memiliki footwork paling baik adalah Rudy Hartono dan Susi Susanti. Kehebatan footwork kedua pemain itu membuat penempatan diri mereka di lapangan sangat strategis dan hampir selalu tepat, sehingga menyulitkan lawan siapapun. Hanya saja, walaupun sama-sama  lentur, gerakan kaki Rudy Hartono dan Susi Susanti jelas full gerakan olah raga. Efektif. Tegas dan terarah. Adapun gerakan kaki Jorji lebih “gemulai” tapi tetap powerfull.

Ketika melawan Ratchanok Intanon gerakan tarian inilah yang banyak bersumbangsih memberi kemenangan untuk Jorji. Pada set pertama  yang mendebarkan, berkali-kali  untuk  mengejar bola yang secara teoritis tidak terjangkau, Jorji melakukan gerakan yang melebihi kemampuan tariannya. Melalui limit jangkauannya. Akibatnya dia sering terjatuh. Inilah motivasi menyempurnakan gerakan. Ini bagian dari tanggung jawab memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Kombinasi keindahan dan menembus limit terakhir.

Pada set kedua, setelah kejar mengejar pada point-point awal (5-5), selanjutnya Jorji tak tertahankan. Penempatan bola yang bagaikan sulap penuh kejutan, membuat Ratchanok Intanon  keteteran, sering membuat kesalahan sendiri sampai tertinggal jauh sekali, dan akhirnya menyerah kalah. Jorji menang dalam  tempo 47 menit dengan skor akhir 25-23, 21-9.

Dilihat dari statistik head to head melawan Ratchanok Intanon, sebenarnya, Jorji kalah jauh. Dari sembilan kali pertemuan Jorji dengan Ratchanok Intanon, Jorji selalu kalah dan hanya menang sekali.  Kemenangan Jorji melawan Intanon terjadi pada pertemuan terakhir mereka, yakni pada Piala Uber tahun ini. Saat itu Jorji menang dua gim langsung dengan skor 22-20 dan 21-18.

Data itu sejati dapat menggetarkan Jorji. Data ini sekaligus juga menerangkan kepada kita: jika Jorji kalah merupakan sesuatu yang lumrah. Data hanya sekali menang dalam sembilan laga tanding, pastilah lumrahnya menekan. Itu fakta objektif. Tapi tarian Jorji kali ini menyelamatkannya. Si Dancing Queen menunjukkan kehebatannya dan menjadi asa satu-satunya atlet bulutangkis Indonesia yang masih dapat menyumbangkan medali di Olimpiade tahun ini.

Lawan Jorji di semifinal, minggu, 4/8, pemain yang bukan alang kepalang:  pemain Korea Selatan, An Se-young, Kali ini An Se-young yang berstatus unggulan pertama. Dia  lebih dulu lolos ke semifinal usai mengukir comeback menundukkan pemain Jepang Akane Yamaguchi dengan skor 15-21, 21-17, 21-8.

Tentu kita berharap Si Dancing Queen, Ratu Menari, Ratu Dansa, bulu tangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, dapat mencapai hasil maksimal. Kendati demikian,  biarkan dia terus menari.  Jorji sudah menunjukan keindahan gerakan kakinya. Jorgi telah berhasil menembus limit kemampuannya. Menang atau kalah kita perlu terus mendukungnya. Selalu bertepuk tangan untuk tariannya.

#WINA ARMADA SUKARDI, wartawan senior.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait