Di Hari Anak Nasional, Momen Si Kecil Hamli Bertanya Kepada Soeharto | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa (YouTube)

Di Hari Anak Nasional, Momen Si Kecil Hamli Bertanya Kepada Soeharto

Ceknricek.com -- Hari Anak Nasional (HAN) merupakan hari event tahunan yang diperingati oleh masyarakat Indonesia setiap tanggal hari ini, 23 Juli.

Hari Anak Nasional diperingati mengingat anak-anak Indonesia merupakan aset yang sangat penting dan berharga bagi bangsa ini. Hari Anak Nasional dicetuskan oleh Presiden Soeharto melalui Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1984.

Soeharto melihat bahwa anak-anak merupakan aset kemajuan bangsa. Untuk itulah, sejak tahun 1984 berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 44 tahun 1984, ditetapkan setiap tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional (HAN).

Foto: Istimewa (YouTube)

Banyak yang telah dilakukan negara untuk menunjang kesejahteraan serta melindungi hak-hak anak-anak secara hukum dan perundangan-undangan. Di antaranya telah diundangkannya UU No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang memuat berbagai ketentuan tentang masalah anak di Indonesia.

Begitupun dengan Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 1989 tentang Pembinaan Kesejahteraan Anak sebagai landasan hukum terciptanya Dasawarsa Anak Indonesia 1 pada tahun 1986 sampai 1996 dan Dasawarsa Anak II pada tahun 1996 sampai 2006.

Momen Hamli Bertanya Kepada Soeharto

Dalam video Youtobe dari akun @deathbells, Selasa (23/7), diceritakan Presiden Soeharto bersama Ibu Negara Siti Hartinah, dan sejumlah pejabat berkumpul bersama anak-anak di Istana Negara.

Suasananya begitu menyenangkan. Hari itu mereka tengah merayakan Hari Anak Nasional, 23 Juli 1994, tepat hari ini 26 tahun silam. Anak-anak yang berkumpul di Istana siang itu diberi kesempatan untuk bertanya kepada Presiden. Sembari menampilkan senyumnya yang masyhur, Soeharto menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan.

Foto: Istimewa (YouTube)

Salah seorang anak yang memperkenalkan diri bernama Hamli dan berasal dari Banggai, Sulawesi Tengah bertanya, “mengapa presiden di Indonesia cuma satu? Padahal Indonesia sangat luas.”

"Eahahahaha..." Soeharto tertawa, diikuti para hadirin. Perlahan, dengan suara yang jadi ciri khasnya, Soeharto menjawab, "ya terang itu, presiden itu hanya satu, untuk memimpin bangsa dan negara. Kalau sampai dua-tiga itu nanti lantas tidak bisa berjalan dengan baik. Banyak pemimpin, banyak kapten, kemudian lantas negara menjadi rusak," lanjutnya.

Foto: Istimewa (YouTube)

Usai menjawab, Soeharto menjelaskan soal sistem pemilihan presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Bahwa seorang presiden bisa dipilih untuk lima tahun dan lima tahun lagi dan lima tahun berikutnya dan seterusnya--entah sampai kapan.

Kemudian, Soeharto balik bertanya kepada Hamli, tetap sembari tersenyum. "Kenapa kamu tanya begitu? Heh?," hadirin tertawa. Soeharto mengulangi lagi, "kenapa? Kenapa kamu tanya begitu?," hening sejenak. "Siapa, yang suruh siapa?," Soeharto terkekeh membahana diikuti hadirin yang kembali tertawa. 

"Kalau di rumah juga begitu. Kan, tidak ada bapak 2-3. Iya, tho? Bapak itu hanya satu, tho? Yang memimpin rumah tangga itu bapak. Ya, hanya satu," kata Soeharto.

Harus Optimis Dan Berani

Survei "Varkey Foundation" di Inggris September-Oktober 2016 lalu menyebut anak-anak Indonesia yang berusia 15-21 tahun adalah anak-anak paling bahagia di dunia dengan skor bersih 90 persen.

“Ini mungkin menunjukkan bahwa tinggal di negara yang relatif makmur dan maju secara ekonomi tak serta merta menjamin kebahagiaan," terang tim peneliti Varkey Foundation, sebagaimana dilansir BBC. 

Survei tersebut juga menerangkan saat anak-anak muda di berbagai negara merasa pesimis dengan masa depan mereka, anak-anak muda di Indonesia, Cina, dan India justru menunjukkan optimisme dan berani.

Saat pembukaan Green Fest Tahun 2019 di Jakarta Convention Center, 31 Januari 2019 lalu, Presiden Joko Widodo mendorong anak-anak Indonesia untuk berani "menelurkan" pemikiran-pemikiran sekaligus merealisasikannya hingga terwujud.

Peluang bagi anak-anak untuk melakukan hal itu dan menjadikan negara kita bergerak ke arah yang lebih baik lagi sangat terbuka lebar. Menurutnya, hanya satu nilai utama yang dibutuhkan anak-anak Indonesia untuk itu, yakni memelihara dan memegang teguh optimisme.

“Ambillah kesempatan-kesempatan itu, ambillah peluang-peluang itu. Jangan banyak mengeluh. Jangan pesimistis. Anak-anak Indonesia harus penuh harapan. Harus optimistis bahwa ke depan negara kita ini akan lebih baik. Harus percaya itu,” ujar Presiden Jokowi, Selasa (23/7).

Sumber: Istimewa

Menurut Presiden, hanya para generasi muda (anak-anak Indonesia) yang dapat mengantisipasi perubahan-perubahan itu dengan cepat.

“Ikuti terus perubahan-perubahan itu. Pelajari terus agar kita tidak ditinggal oleh negara-negara lain. Tapi jangan mengubah kepribadian kita, jangan mengubah karakter keindonesiaan kita. Bangsa kita ini bangsa yang penuh etika, beradab, penuh tata kerama, penuh dengan budi pekerti, penuh dengan kesopansantunan. Itu yang jangan sampai hilang,” pesan Jokowi.



Berita Terkait