Djakarta Teater Platform Kembali Digelar di Taman Ismail Marzuki | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto : Teater Artery Performa

Djakarta Teater Platform Kembali Digelar di Taman Ismail Marzuki

Ceknricek.com -- Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), British Council, The Japan Foundation, dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) kembali menyelenggarakan event akbar Djakarta Teater Platform (DTP) ke-4 pada 8-20 Juli 2019.

Tahun ini, DTP mengangkat tema “kekuasaan dan ketakutan” untuk membingkai aneka kegiatan, yang bertujuan untuk meletakkan “kekuasan dan ketakutan” dalam sebuah hypogram yang dalam praktik kerja kesenian yang jarang disentuh.

Ada beragam acara yang akan dihadirkan selama pekan kegiatan ini, yakni pertunjukan, pameran, diskusi, workshop, dan lecture, yang bertempat di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Studio TOM FFTV, dan Gedung Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta.

Program yang digagas pertama kali pada tahun 2016 oleh Komite Teater DKJ ini akan menampilkan lima kelompok teater Indonesia: Artery Performa, Kala Teater, Lab Teater Ciputat, Teater Alamat, dan Gema Swaratyagita & Laring Project.

Selain menghadirkan seniman lokal DTP, tahun ini juga mendatangkan tiga kelompok seniman teater luar negeri seperti, Impermanence Dance Theatre dan Corali Dance Company dari Inggris, serta Yasuhito Yano (Sutradara Theatre Company Shelf) dari Jepang.

Foto: Tyo/Ceknricek.com

"Ini adalah festival yang basisnya adalah laboratorium, yang akhirnya membuat kita dapat melacak sejarah kesenian di era sekarang dimana ketakutan sedang mengalami pendefinisian baru, bagaimana medsos membangun ketakutan virtual, dan bagaimana kita menyadari ketakutan yang distribusi oleh wilayah, oleh kekuasaan dan sebagainya," ungkap Afrizal Malna, Ketua Komite Teater dalam siaran persnya di lobi Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (8/7).

Ia juga mengungkapkan, dengan digelarnya program ini, sirkulasi kesenian dan mata rantai pertunjukkan di DTP dapat diterima publik yakni dengan membicarakan kembali naskah-naskah klasik karya seperti Oedipus, Dionysus, King Lear, atau Machbet.

"Dengan merujuk pada kompleksitas representasi kekuasaan karya-karya klasik, Komite Teater mencoba mengkurasi pelbagai karya seni yang terlibat langsung dalam proses penciptaan dibuatnya gagasan-gagasan (naskah) tersebut," ungkap Afrizal.

Dalam festival bertaraf internasional ini, selain pertunjukan teater, akan juga ada kegiatan 'Rawayan Forum', pembacaan teks teater masa kini; diskusi 'Biografi Penciptaan'; dan pameran naskah drama 'Ruang Riuh'.

Untuk diketahui Djakarta Teater Platform (DTP) merupakan program Komite Teater DKJ yang ingin menghidupkan kembali wacana produksi gagasan atau ide dalam berkarya di bidang kesenian khususnya teater dengan merancang bangunan laboratorium kesenian di Indonesia.



Berita Terkait