Ceknricek.com -- Selama pandemi COVID-19 sebagian masyarakat gemar menggunakan antibiotik untuk mencegah kuman atau virus.
Apakah pemakaian antibiotik itu tepat dan berguna dalam menangkal virus?
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr. HI Firmansyah Sp.PD pemberian antibiotik tidak tepat dapat menyebabkan resistensi atau kuman menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga susah diatasi.
Dalam webinar yang digelar RSPI di Jakarta, Rabu, (25/11/20) dokter Firmansyah menyatakan masyarakat semestinya hati-hati memakai antibiotik
“Jadi, bolehkah minum antibiotik sesuka hati? Jawabannya adalah tidak. Tetapi kita harus tahu kenapa tidak boleh. Tentu tidak diperkenankan memilih antibiotik sendiri dan meminum sendiri,” jelasnya.
Firmansyah menjelaskan bahwa di tengah pandemi COVID-19 muncul fenomena banyaknya masyarakat yang membeli obat antibiotik tanpa resep dokter karena khawatir tertular corona saat di rumah sakit.
Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI YESSY GUSMAN
Ia sangat menyayangkan fenomena tersebut karena pemberian obat antibiotik tanpa resep dokter dan dengan durasi penggunaan yang sembarangan akan membuat penggunaan obat tersebut menjadi tidak tepat sasaran.
“Kenapa antibiotik tidak tepat sasaran? Karena pengetahuan untuk memberi antibiotik atau meminum antibiotik tidak terpenuhi,” ujarnya.
Menurutnya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat sasaran akan memicu kuman membentuk daya untuk menahan antibiotik itu sendiri, sehingga kemudian kuman tersebut bisa menjadi kebal terhadap antibiotik.
“Ini yang kita kenal sebagai resistensi antibiotik. Jadi, antibiotik itu bikin kumannya jadi resisten,” tambahnya.
Kalau kuman sudah resisten terhadap obat maka setiap pengobatan yang ditujukan untuk memulihkan infeksi akibat kuman menjadi sulit dilakukan. Ia mengimbau masyarakat untuk menggunakan antibiotik secara bijak, sesuai aturan dan resep dokter.
Penggunaan antibiotik sejatinya untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Apabila antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi akibat jamur maka kuman-kuman lain yang bermanfaat bagi hidup di dalam tubuh akan ikut mati. Demikian juga tidak tepatnya penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi akibat virus.
“Virus tidak membutuhkan antibiotik sehingga kita harus jelas bahwa indikasi pemberian antibiotika adalah karena infeksi bakteri. Targetnya adalah bakteri,” pungkas Firmansyah.
Baca juga: Perlunya Pendampingan Psikososial Bagi Pasien COVID-19 dan Tenaga Kesehatan
Baca juga: 6 Orang Suspect Baru Covid-19 Diisolasi di RSPI Sulianti Saroso