Ceknricek.com -- Tentu bukan kebetulan jika Presiden Joko Widodo memasang dua tokoh penting kader dua organisasi Islam terbesar di Indonesia sebagai Menko. Kabinet Indonesia Maju memang menyimbolkan kabinet rekonsiliasi. Bukan sekadar masuknya Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan saja. Masuknya Mahfud MD dan Muhadjir Effendy sebagai menteri koordinator juga menyiratkan itu.
Jokowi diapit kader NU dan Muhammadiyah. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan diduduki Mahfud MD. Dia adalah kader Nahdlatul Ulama. Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dijabat Muhadjir Effendy. Dia adalah kader Muhammadiyah.
Kader NU pantas menahkodai Polhukam karena NU adalah ormas terbesar di Indonesia. Ibaratnya, NU tertib semua akan tertib. NU kisruh maka kisruhlah Indonesia.
Baca Juga: Bukan Sekadar Jatah NU Diambil TNI
Kader Muhammadiyah paling pas memang memiloti Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Amal usaha Muhammadiyah bertabur di Tanah Air. Sekolah dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi Muhammadiyah ada di seluruh penjuru Indonesia. Belum lagi rumah sakit dan pantai asuhan.
Mahfud MD
Menariknya, Mahfud merupakan Menko Polhukam pertama yang berasal dari kalangan sipil. Tapi jangan khawatir. Meskipun bukan berasal dari latar belakang TNI-Polri, Mahfud optimistis dapat mengkoordinasikan jajaran kementerian teknis di bawahnya yang dipimpin oleh purnawirawan Polri dan TNI.
Sumber: Bisnis.com
Keyakinannya Mahfud tentu saja didasarkan pada pengalamannya saat menjabat Menteri Pertahanan pada era Presiden Abdurrahman Wahid. "Saya pernah memimpin Kemenhan yang bawahan-bawahan saya jenderal semua dan saya sipil. Bagusnya militer itu selalu disiplin secara hirarkis," ujar Mahfud, Rabu (23/10). Mahfud juga teracatat sebagai Menhan sipil pertama di Indonesia.
Nama lengkap Mahfud berikut titelnya adalah Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U., M.I.P. Pria ini lahir di Sampang, Madura, Jawa Timur, 13 Mei 1957. Sebelumnya ia menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (2008-2013) dan Hakim Konstitusi periode (2008-2013).
Mahfud juga sempat menjadi adalah anggota DPR dari Fraksi PKB. Sebelum diangkat sebagai menteri, ia adalah pengajar dan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta. Semasa muda ia juga aktif sebagai aktivis PII dan HMI.
Muhadjir Effendy
Sumber: Istimewa
Sedangkan nama Muhadjir Effendy mulai mencorong setelah ia diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja. Ia sebagai Mendikbud mulai 2016 lewat proses reshuffle kabinet. Dia menggantikan Anies Baswedan yang kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Baca Juga: Kabinet Baru
Laki-laki kelahiran Madiun, 29 Juli 1956 itu sebagian besar kariernya dihabiskan di dunia pendidikan. Sebelum diangkat menjadi Mendikbud, Muhadjir adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. Jabatan rektor itu diembannya sejak 2000 hingga 2016. Muhadjir juga sempat menjadi dosen di Fakultas Ilmu Pendidikan UMM sejak 1986. Ia pun pernah menjabat sebagai pembantu rektor di kampus tersebut sebelum akhirnya menjadi rektor.
Muhadjir memegang gelar sarjana pendidikan sosial IKIP Malang (sekarang UIN Malang). Ia kemudian memperoleh gelar magister administrasi publik di Universitas Gadjah Mada mendalami dan gelar doktor ilmu sosial di Universitas Airlangga.
Selain aktif di dunia pendidikan, Muhadjir juga mempunyai pengalaman panjang di dunia organisasi. Ia tercatat pernah mempunyai sejumlah jabatan di Muhammadiyah antara lain Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (2005-2010) dan Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (2015-2020).
Kader Mahasiswa
Selain NU dan Muhammadiyah, para menteri juga berasal dari didikan bermacam organisasi kemahasiswaan. Kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI paling banyak mewarnai Kabinet Indonesia Maju atau KIM. Sebut saja, selain Mahfud ada Bahlil Lahadalia, Zainuddin Amali, Suharso Monoarfa, dan Syahrul Yasin Limpo.
Sumber: Istimewa
Selain itu, setidaknya ada dua kader Pergerakan Mahasiswa Indonesia atau PMII. Mereka adalah Ida Fauziah dan Halim Iskandar. Kader PMII biasanya juga adalah kader Nahdlatul Ulama atau NU.
Kader ormas Islam lainnya adalah Sofyan Djalil. Semasa pelajar, Sofyan aktif di Pelajar Islam Indonesia atau PII.
Di luar ormas Islam ada juga kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Mereka adalah Tjahjo Kumolo, Pramono Anung, dan Pratikno.
Baca Juga: Kabinet Hasil Dramaturgi Jokowi
Lalu, ada juga kader Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau PMKRI, Johny G. Plate. Juga kader Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Yasonna Laoly.
Sumber: Bisnis
Kabinet Indonesia Maju bak pelangi. Semoga saja rekonsiliasi ini benar-benar sampai ke akar rumput. Selanjutnya, tugas pemerintah adalah mengkomunikasikan rekonsiliasi ini kepada rakyat banyak agar masyarakat memahami bahwa kabinet ini adalah kabinet rekonsiliasi.
BACA JUGA: Cek AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.