Kabinet Hasil Dramaturgi Jokowi | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Kompas

Kabinet Hasil Dramaturgi Jokowi

Ceknricek.com -- Alhamdulillah telah terbentuk Kabinet Indonesia Maju. Sebelumnya, bernama Kabinet Kerja. Banyak orang mengira sekarang masih Kabinet Kerja dengan tambahan jilid 2 atau Kabinet Kerja II. Ternyata, setelah kerja lima tahun, Indonesia maju. Jadi deh, Kabinet Indonesia Maju.

Jokowi amat kreatif dalam proses pengangkatan para pembantunya itu. Ia butuh dua hari untuk memanggil calon para menteri tersebut. Satu per satu mereka diwawancarai lalu “diceramahi”. Jokowi tidak langsung, to the point: “Saya angkat Anda jadi menteri ini itu. Mau, nggak?” Tidak seperti itu.

Pada zaman Presiden Soeharto, calon menteri ditelepon, lalu diminta untuk membantunya sebagai menteri. Dia sebut dengan jelas posisi kementerian yang ditawarkan itu. Keesokan harinya, para menteri itu datang ke Istana untuk dilantik. Begitu juga presiden lainnya.

Jokowi tidak begitu. Bahkan si calon menteri tidak tahu pada pos kementerian apa dirinya ditaruh. Jokowi menyampaikan dengan simbol-simbol. Akibatnya, sebelum para menteri itu diumumkan mereka masih ragu. Hanya sebagian kecil calon menteri yang langsung diberitahu posisinya. Itupun hanya menteri lama yang melanjutkan pos sebelumnya, macam Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Pembawaan Jokowi juga sangat santai ketika memperkenalkan calon menterinya. Ia duduk lesehan di anak tangga Istana, bersama calon para menteri. Baru ini kali, Presiden memperkenalkan calon menteri sesantai itu.

Sumber: Gatra

Pada jabatan pertamanya, calon menteri mengenakan baju putih lengan panjang, saat diperkenalkan Jokowi. Perkenalan dilakukan di halaman Istana dengan posisi berdiri. Menteri yang dipanggil namanya mesti berlari-lari kecil menghampirinya.

Kini, calon menteri mengenakan baju batik. Jadi tidak berseragam. Batik itupun bukan baju yang disiapkan Istana. Ya, batik mereka sendiri.

Jokowi memang kreatif. Ada yang bilang presiden tengah melakukan dramaturgi dalam rekrutmen kabinet. “Saya mengutip istilah Irving Goffman bahwa ada dramaturgi dalam rekrutmen kabinet,” ucap pengamat politik ekonomi, Ichsanuddin Noorsy, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (22/10).

Baca Juga: Modernisasi Koperasi, Teten Masduki Janjikan Koperasi Naik Kelas

Dramaturgi diketahui merupakan teori yang mengemukakan bahwa teater dan drama mempunyai makna yang sama dengan interaksi sosial dalam kehidupan manusia.

Istilah tersebut tak pernah terjadi dalam pemerintahan sebelumnya, seperti halnya di era kepemimpinan Soeharto, BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, maupun presiden yang lain. Tak ada istilah perkenalan menteri yang diundang presiden ke Istana. "Sesungguhnya kalau dia menang, maka ada tim yang memproses (menteri), tidak perlu diumumkan. Itu namanya show force, itu dramaturgi,” ucapnya.

Baru Ini Kali

Kini, susunan anggota kabinet sudah final. Sudah dilantik. Mahfud MD yang dulunya sempat kecewa karena tidak jadi calon presiden pendamping Jokowi, kini diberi jabatan keren: Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. Baru ini kali dalam sejarah Indonesia, Menko Polhukam dijabat sipil. Di era Gus Dur, Mahfud juga sipil pertama sebagai Menteri Pertahanan.

Sumber: Medcom

Letjen (Purn) Prabowo Subianto duduk manis dapat jatah Menteri Pertahanan. Dia adalah satu-satunya calon presiden yang rela menerima jabatan di bawah koordinasi Menko Polhukam itu. Jenderal (Purn) Wiranto juga capres kalah, tapi ia menko.

Sumber: Merah Putih

Komandan Bravo 5, tim sukses Jokowi-Ma’ruf Amin dari unsur TNI angkatan 1970, Fachrul Razi diangkat menjadi Menteri Agama. Menteri Agama yang bukan berlatar belakang santri.

Lalu, ada Nadiem Makarim. Dia adalah anak muda, pendiri GoJek, yang menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dari sudut usia, Nadiem adalah menteri paling muda. Termuda pada saat ini, bahkan menteri termuda sejak era reformasi. Sejak reformasi belum pernah ada menteri yang usianya 35 tahun.

Sumber: Kompas

Masih banyak lagi, hal-hal unik dan menarik dari para menteri yang dilantik Jokowi Rabu (23/10) itu.

Publik mungkin ada yang kecewa dengan kabinet baru itu. Itu biasa. Tidaklah mungkin Jokowi bisa memuaskan semua orang.

Baca Juga: Modernisasi Koperasi, Teten Masduki Janjikan Koperasi Naik Kelas

Publik yang masih berpegang tentang apa yang sudah disampaikan Presiden Joko Widodo sebelumnya, mungkin juga terbengong-bengong. Karena apa yang diucapkan Jokowi, tak semua menjadi kenyataan.

Jokowi, misalnya, pernah berjanji akan ada putra asli Papua yang diangkat menjadi menteri. Janji Jokowi itu disampaikan pada 16 Oktober lalu. “Saya pastikan ada. Cek saja nanti,” katanya kala itu. Nyatanya, janji itu tidak ditunaikan. Ada Bahlil Lahadalia yang lahir di Papua, tetapi ia tidak mewakili orang Papua. Dia mewakili HIPMI.

Wishnutama Kusubandio yang diangkat menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga kelahiran Jayapura. Lagi-lagi, dia juga tidak merepresentasikan putra Papua. Pria kelahiran tahun 1970 ini adalah anggota tim sukses Jokowi-Ma’ruf.

Lalu, Jokowi juga pernah mengatakan bakal hadirnya menteri milenial dan berusia muda, sekitar 20 sampai 25 tahun. Wacana menteri usia muda dan milenial ini dilontarkan oleh Jokowi pada Juli lalu. Nyatanya, hanya ada Nadiem Makarim. Bukan anak semuda yang dijanjikan. Nadiem memang masih masuk kategori milenial, meskipun di ujung banget, karena usianya masih 35 tahun.

Kala itu, Jokowi mengatakan kehadiran menteri muda diperlukan karena Indonesia membutuhkan orang-orang yang dinamis, fleksibel dan mengikuti perkembangan zaman. "Bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun. Tapi, dia harus mengerti manajerial, manajemen, mampu mengeksekusi program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak," katanya.

Kader Parpol Nonparpol

Hal yang patut diacungi jempol adalah banyaknya unsur nonparpol yang mengisi kementerian. Unsur ini setidaknya mencapai 20 orang. Sedangkan dari unsur partai politik atau parpol 18 orang.

Hanya saja, figur yang disebut unsur nonparpol itu sejatinya adalah anggota tim sukses Jokowi-Ma’ruf Amin. Sebut saja misalnya, dari kalangan pebisnis seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Mereka adalah pentolan tim sukses itu. Begitu juga pensiunan tentara. Selain Prabowo, mereka adalah anggota tim sukses Jokowi-Ma’ruf Amin. Para tim sukses itu oleh Erick Thohir disebut sudah berkeringat.

Foto: Ashar/Ceknricek.com

Baca Juga: Rini Soemarno Serahkan Memori Jabatan Pada Erick Thohir

Parpol yang mendapat jatah paling banyak adalah Partai Golkar. Kader Beringin menghiasi lima kementerian. Selanjutnya Partai PDI-Perjuangan ada empat orang. Tiga orang masing-masing dari Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dua orang dari Partai Gerindra dan satu orang dari Partai Persatuan Pembanguan (PPP).

Kader PDI-P kelihatan sedikit, padahal ada beberapa figur nonparpol tapi sangat dekat dengan PDIP. Teten Masduki, misalnya, amat dekat dengan PDI-P. Begitu juga I Gusti Ayu Bintang Puspayoga, istri dari eks Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.  Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini juga dekat dengan PDI-P.

Siapa pun yang menjadi menteri, mesti diterjemahkan sebagai amanah. Benar kata Jokowi, “jangan korupsi”. Tak ada visi menteri, yang ada satu visi, yakni visi Presiden. Menteri adalah pembantu presiden. Lazimnya pembantu, tak perlu sombong dan merasa diri hebat.

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait