Fadli pada kesempatan itu mengatakan rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur itu baru sebatas wacana.
"Saya menganggap ini masih wacana ketimbang rencana. Karena kalau rencana pasti ada planning yang jelas. Ada hitung-hitungan terhadap kondisi ekonomi, politik, budaya, sosial, dan sebagainya. Yang terjadi sekarang ini adalah wacana oleh presiden untuk memindahkan Ibu Kota Negara. Ini istilahnya out of the blue. Kok tiba-tiba bicara rencana pemindahan Ibu Kota Negara," ujar Fadli.
Fadli menambahkan, yang akan merasakan dampak dari rencana pemindahan Ibu Kota Negara adalah rakyat. Oleh karena itu, dirinya menggelar seminar untuk mengumpulkan aspirasi rakyat.
Foto: Ashar/Ceknricek.com
Baca Juga: Datangi Polda Metro Jaya, Fadli Zon Jenguk Eggi dan Lieus
"Ada nggak partisipasi publik untuk didengarkan aspirasi publik. Jangan sampai dirampas oleh keinginan presiden. Apakah keinginan presiden itu mencerminkan keinginan masyarakat. Jangan sampai itu keinginan dirinya (Presiden) sendiri bukan keinginan rakyat," kata Fadli.
Sementara itu, Amien Rais meminta Jokowi fokus dulu menyelesaikan masalah di Papua dan Papua Barat.
Foto: Ashar/Ceknricek.com
"Ini masukan dari saya secara tulus ikhlas buat pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Pertama, tunda dulu mengenai pembicaraan pemindahan Ibu kota, tunda dulu. Ada yang lebih mendesak lagi, yaitu kemarin kita sadar ada wake-up call, kita tersadarkan bahwa di Papua dan Papua Barat ada gejolak fenomena yang amat sangat memprihatinkan," kata Amien Rais.
Amien mengatakan gejolak yang terjadi di Papua dan Papua Barat tidak boleh disepelekan. Ia meminta pemerintahan lebih mementingkan penuntasan masalah di Papua itu daripada mengurusi yang lain.
Foto: Ashar/Ceknricek.com
Dalam seminar ini, turut hadir budayawan Betawi, Ridwan Saidi. Selain itu, hadir Direktur Eksekutif IRESS Marwan Batubara dan Pengkaji Geopolitik Hendrajit.
BACA JUGA: Cek SENI & BUDAYA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.