Ceknricek.com -- Berawal dari cuitan Daryl Morey, manajer umum tim bola basket Amerika Serikat, Houston Rockets, National Basketball Association (NBA) justru jadi terjebak di antara panasnya suhu politik Hong Kong dan China saat ini. NBA dituding lebih mementingkan uang ketimbang hak asasi manusia dan demokrasi.
Sebelumnya, Morey mencuit di akun Twitter pribadinya @dmorey terkait peristiwa demonstrasi di Hong Kong yang berakhir dengan kekerasan. “Berjuang untuk kebebasan. Bersatu dengan Hong Kong,” tulis Morey.
Rockets sendiri adalah salah satu klub NBA paling favorit di China, lantaran pernah dibela oleh bintang Tiongkok, Yao Ming pada musim 2002-2011. Apa yang ditulis oleh Morey ini tentu menjadi senjata makan tuan untuk Morey dan Rockets.
Foto: AP
Pada Minggu (6/10), Asoasiasi Bola Basket China memutuskan kerja samanya dengan Rockets. Begitu pula dengan Li-Ning, yang menjadi sponsor aparel tim. Sponsor klub dari China, Shanghai Pudong Development Bank juga melakukan hal serupa.
Bagaikan bola salju yang menggelinding makin besar, cuitan Morey turut berimbas kepada siaran pertandingan NBA. Pemilik hak siar NBA di China, CCTV, dan Tencent Holdings disebut-sebut akan berhenti menayangkan pertandingan Rockets.
Belakangan, Morey menghapus cuitannya dan meminta maaf kepada publik China. “Saya telah mengeluarkan pendapat saya berdasarkan interpretasi, terkait salah satu peristiwa yang rumit. Sejak cuitan itu, saya mendapat kesempatan untuk mendengarkan pendapat dan perspektif lain,” ucap Morey.
“Saya selalu menghargai dukungan yang signifikan dari pendukung kami di China dan sponsor. Saya berharap mereka yang tersinggung tahu bahwa saya tak bermaksud menyerang dan hanya salah paham. Cuitan saya adalah pendapat saya dan tak mewakili Rockets ataupun NBA,” ujar manajer berusia 47 tahun itu.
Foto: Gettyimages
Baca Juga: Toronto Raptors Sukses Menjuarai NBA 2019
Begitu pula pemilik klub Rockets, Tilman Fertitta yang mengatakan Rockets bukanlah organisasi politik dan apa yang dikatan Morey tak mewakili tim. Bintang Rockets, James Harden juga meminta maaf. “Kami meminta maaf. Kami cinta China,” ucap Harden.
NBA turut menyesali apa yang dilakukan Morey. NBA menilai apa yang dilakukan Morey adalah sesuatu yang menyinggung banyak sahabat dan pendukung di China. “Kami menghargai sejarah dan kebudayaan China dan berharap olahraga dan NBA bisa menjadi kekuatan yang menyatukan
Politis Tak Setuju
Rupanya sikap NBA malah dikritisi oleh para politisi di Negeri Paman Sam. Menurut mereka, NBA seolah-olah takut kepada otoritas China, dan melanggar kebebasan berpendapatan dari Morey.
Senator Ted Cruz yang mewakili Texas, negara bagian di AS yang menjadi tempat asal Rockets menilai apa yang dilakukan NBA justru seperti langkah mundur yang memalukan, hanya demi mengejar keuntungan. Cruz malah bangga dengan Morey yang berani bersuara terhadap kekerasan yang dilakukan China dalam menangani demonstran di Hong Kong.
“Kita lebih baik dari ini. Hak asasi manusia tidak seharusnya dijual dan NBA seharusnya tidak membantu komunis China mensenseor pendapat masyarakat,” kata Cruz.
Foto: Gettyimages
Politisi dari Partai Republik, Ben Sasse juga menyebut pernyataan yang dilakukan NBA sebagai hal memalukan. “NBA hanya mau uang, dan Partai Komunis di China meminta mereka mengabaikan dasar hak asasi manusia. Pernyataan NBA menunjukkan bahwa uang adalah yang terpenting,” ujarnya.
Politisi dari Partai Demokrat yang disebut-sebut memiliki harapan untuk maju di Pilpres 2020, Julian Castro juga meminta AS tidak membiarkan rakyatnya dirundung oleh rezim otoriter.
“China menggunakan kekuatan ekonominya untuk membungkam kritik, termasuk mereka yang di AS. Amerika Serikat harus menunjukkan nilai-nilai bangsa dan berbicara untuk demonstran yang pro demokrasi di Hong Kong, serta tak membiarkan warga Amerika dirundung oleh pemerintah yang otoriter,” ucapnya.
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.