Ceknricek.com -- Hari Valentine atau Valentine's Day disebut juga Hari Kasih Sayang jatuh pada tanggal 14 Februari. Pada hari itu, di dunia Barat, para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya.
Saban tahun, ritual impor ini selalu memantik perdebatan. Banyak pihak cemas, perayaan Valentine akan digunakan sebagai alasan melakukan seks pranikah. Lantaran itu, daerah melarang warganya merayakan Hari Valentine. Majelis Ulama Indonesia juga mengeluarkan imbauan serupa. Kendati belum sampai pada fatwa mengharamkan.
Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, mengeluarkan edaran berisi imbauan yang disebarkan ke sekolah dasar dan sekolah menengah agar tidak merayakan hari Valentine. Larangan melalui edaran itu sudah menjadi tradisi tahunan.
Sumber: Istimewa
Dinas Pendidikan Kota Bandung juga mengeluarkan larangan serupa. Surat larangan tersebut disebar ke seluruh SD-SMP yang ada di kota itu. Sejak tahun 2017, Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik juga secara rutin mengirimkan surat edaran ke lembaga-lembaga pendidikan negeri maupun swasta. Isinya sama: larangan perayaan Valentine.
Kota-kota lainnya yang melarang warganya merayakan Valentine antara lain adalah Kota Mataram, Kota Bima, Banda Aceh dan Aceh Besar.
Larangan tersebut disertai sanksi pendisiplinan bagi pelanggarnya. Bagi pelajar, bentuk sanksi diserahkan kepada masing-masing sekolah, dengan pemanggilan orang tua siswa sebagai permulaannya.
Baca juga: JK Record Rilis Single Tepat di Hari Valentine
Tak hanya di Indonesia. Para agamawan di Malaysia juga mengimbau umat Islam agar tidak menyambut Valentine. Pemerintah Malaysia menganggap perayaan ini "tidak sesuai" untuk umat Islam. Pada tahun 2011, pihak berwajib agama Malaysia menangkap lebih 100 pasangan muslim karena merayakan Hari Kasih Sayang.
Sumber: Istimewa
Para tokoh agama di Arab Saudi sama saja. Mereka mengharamkan penjualan segala barang-barang Hari Valentine. Hanya saja, larangan ini menimbulkan pasar gelap yang menjual mawar dan kertas kado.
Sedangkan di Pakistan, Partai Jamaat-e-Islami mendesak supaya Hari Valentine dilarang di Pakistan. Meskipun demikian, perayaan ini semakin gencar. Para penjual bunga meraup keuntungan berlimpah dari perayaan ini.
Larangan perayaan Hari Valentine bukan hanya monopoli di negeri muslim. Di Filipina, gereja setempat kerap kali melakukan promosi dan edukasi tentang larangan seks pranikah dalam ajaran Katolik. Sebuah pasar di Manila menjadi lokasi perang antara gereja dan perusahaan kondom yang membagikan gratis produk mereka sebagai promosi seks aman.
Momen Promosi
Selain tentang cinta-cintaan, Valentine memang telah menjadi ruang bisnis yang menjanjikan. Bagi para produsen, Valentine merupakan hari merayakan peningkatan penjualan. Itulah mengapa selalu ada pernak-pernik khusus Valentine tiap 14 Februari. Bahkan beberapa perusahaan menyiapkan paket Valentine mulai dari cokelat, pakaian, sampai dengan alat elektronika.
Sumber: Istimewa
Perusahaan penyedia teknologi pembayaran global, Visa, menyebutkan perhiasan dan makan malam romantis merupakan jenis belanjaan yang dipilih mayoritas orang Indonesia untuk merayakan Hari Valentine. Pada hari itu, dibandingkan hari-hari biasa, volume pembayaran melonjak 31% untuk belanja di toko perhiasan.
Selain perhiasan, kenaikan belanja berupa makan malam romantis di restoran juga meningkat pesat, sekitar 16% dibandingkan hari biasa.
Perusahaan jasa seperti perhotelan dan agen perjalanan juga menawarkan paket Valentine. Sejumlah hotel di Indonesia mengadopsi hal ini melalui diskon menginap untuk meraih pasangan pelanggan.
Sumber: Istimewa
Hotel GranDhika Pemuda Semarang, misalnya, menghadirkan promo perayaan hari Kasih Sayang bertema Friday I’m in Love. Hotel lainnya juga menggelar hal yang sama dengan tema macam-macam.
Baca juga: Hari Valentine, dari Perayaan Gereja hingga Festival Tua di Roma
Secara global, National Retail Federation (NRF) mencatat rata-rata belanja Valentine mencapai US$19,7 miliar. Itu data 2016. Angka tersebut sudah naik hampir US$1 miliar dibandingkan proyeksi tahun 2015. Pada tahun ini angka itu tentu saja sudah berlipat-lipat.
Romantis
Kendati ada sejumlah daerah yang melarang perayaan Hari Valentine, minat masyarakat merayakan hari itu tak pernah surut. Tengok saja analisa CupoNation tentang minat orang Indonesia dalam merayakan hari Valentine.
Sumber: Istimewa
Olivia Adinda Putri dari Cuponation Indonesia melalui keterangan resminya menyebut pencarian online tentang Hari Valentine meningkat di Indonesia. Berdasarkan hasil studi, volume pencarian untuk kata kunci “Hari Valentine” meningkat sebanyak 3% di 2018 jika dibandingkan dengan 2017. Hal ini menunjukkan semakin banyak orang Indonesia yang tertarik untuk merayakan Hari Valentine bersama pasangan mereka.
CupoNation adalah salah satu portal diskon Tanah Air. Selanjutnya, portal ini mengelompokkan ada 10 wilayah dengan penduduk paling romantis di Indonesia berdasarkan Indeks Romantis. Daerah itu adalah Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Papua, Riau dan Kalimantan Barat.
Indeks romantis ini dihitung melalui popularitas rata-rata dari volume penelusuran yang berkaitan dengan Hari Valentine menggunakan kata kunci 'Hari Valentine', 'Valentine’s Day', 'Romantis', 'Romantic', serta 'Hari Kasih Sayang' dalam skala 0 sampai 100 untuk periode 1 Januari 2018-31 Januari 2019 melalui Google Trends.
Menengok wilayah penggemar Hari Valentine, berdasar survei CupoNation, terhidang bahwa daerah itu rata-rata dihuni mayoritas non muslim. Sedangkan daerah-daerah dengan mayoritas beragama Islam tampak menahan diri.
Melarang anak-anak merayakan Valentine hanyalah salah satu ikhtiar untuk menjaga agar mereka tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Hanya saja, hal itu mesti diikuti kesadaran orang tua untuk lebih memperhatikan perilaku anak-anak mereka. Kini, yang terjadi justru banyak orang yang ribut soal Hari Valentine, tapi lalai mengevaluasi hubungan mereka dengan anak-anak mereka. Ini masalahnya.
BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini