Ceknricek.com -- Juara Dunia ganda putra asal Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan harus puas di peringkat kedua setelah kalah di partai puncak dari kompatriotnya, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di babak final Denmark Terbuka, Minggu (20/10). Hendra/Ahsan kalah dua gim langsung 21-14, 21-13.
Ini merupakan pertemuan kelima mereka tahun ini, dan uniknya semua pertemuan mereka berlangsung di partai final. Sebelum Denmark Terbuka, All Indonesian Final juga terjadi di Indonesia Masters, Indonesia Terbuka, Jepang Terbuka dan China Terbuka. Di semua final itu, sang senior harus mengakui keunggulan junior.
Sumber: Badminton Indonesia
“Mereka tampil bagus seperti biasa. Kami juga banyak ketekan terus dari awal,” kata Ahsan seperti dilansir Badminton Indonesia, Senin (21/10).
Sementara itu, sang junior mengaku bersyukur bisa mempertahankan gelar juara Denmark Terbuka yang tahun lalu juga mereka raih. “Kami senang bisa menang. Tidak mudah buat kami untuk mempertahankan gelar di sini. Lawan di sini kuat-kuat semua. Ini merupakan berkah buat kami,” ujar Marcus.
“Kami senang karena beberapa turnamen bisa All Indonesian Final. Saya harap bisa seperti ini terus. Di pertandingan hari ini kami menikmati permainan dan melakukan yang terbaik,” tambah Kevin.
Sumber: Badminton Indonesia
Baca Juga: Ganda Campuran Praveen/ Melati Juara Denmark Open 2019
Jika ditambah dengan hasil kemarin, rekor pertemuan The Minions, julukan Marcus/Kevin dengan The Daddies, julukan Hendra/Ahsan kini menjadi 10-2. Pertemuan pertama terjadi pada ajang Indonesia Terbuka 2015, dimana senior masih di masa jayanya dan sukses membungkam junior, straight set 21-17, 21-15.
Masih di tahun yang sama, junior berhasil membalas kekalahannya sebulan kemudian pada ajang Taiwan Terbuka. Marcus/Kevin menang 21-19, 21-17. Kedua pasangan kembali dipertemukan pada ajang Malaysia Terbuka 2016. Kali ini giliran Hendra/Ahsan yang menang 21-14, 21-19.
Nah, kemenangan di Negeri Jiran itu menjadi kemenangan terakhir sang senior atas juniornya. Setelah itu, Hendra/Ahsan kalah 9 kali beruntun. Tiga kali mereka kalah tiga gim, yakni di Indonesia Terbuka 2018, Hong Kong Terbuka 2018 dan China Terbuka 2019.
Unggul Koleksi Gelar
Dari 12 pertemuan, pertandingan tercepat terjadi pada pertemuan pertama mereka, yang mana berakhir hanya dalam waktu 21 menit. Sementara durasi pertandingan terlama terjadi di Hong Kong Terbuka 2018 yang berakhir tiga gim 21-14, 18-21 dan 21-9 untuk kemenangan junior. Jika dirata-rata, ke-12 laga itu berakhir hanya dalam waktu 30,83 menit.
Meski secara pertemuan junior jauh unggul, secara koleksi gelar senior masih unggul. Setidaknya dari gelar-gelar bergengsi, Hendra/Ahsan sudah mengoleksi tiga gelar Juara Dunia, yakni 2013, 2015 dan 2019. Sementara junior masih nihil gelar dari Kejuaraan Dunia, dengan posisi terbaik mereka ialah menembus perempat final di tahun 2017 dan 2018.
Sumber: Badminton Indonesia
Baca Juga: Empat Wakil Indonesia Siap Berebut Tiket Final Denmark Open
Hendra sendiri memiliki dua medali Kejuaraan Dunia lainnya, yakni emas bersama Markis Kido tahun 2007 dan perunggu bersama Kido di tahun 2010. Adapun Ahsan juga memiliki medali perunggu Kejuaraan Dunia 2011 bersama Bona Septano dan perak Kejuaraan Dunia 2017 bersama Rian Agung Saputro.
Kedua pasangan sama-sama mengoleksi medali emas Asian Games, dimana Hendra/Ahsan meraihnya di tahun Asian Games 2013 Guangzhou, sementara Kevin/Marcus di Asian Games 2018 Jakarta. Hendra juga memiliki tambahan medali emas Asian Games Guangzhou 2010 bersama Markis Kido dan tiga medali perunggu (2 Asian Games Doha 2006 dan 1 Asian Games Guangzhou 2010), sementara Ahsan juga memiliki tambahan medali perunggu Asian Games Guangzhou 2010 bersama Alvent Yulianto.
Alarm Palsu
Sementara itu, di pertandingan final lainnya di sektor ganda putri antara ganda Korea Selatan, Baek Ha-na/Jung Kyung-eun dan ganda China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, pertandingan harus terganggu dua kali oleh alarm kebakaran. Seluruh penonton, ofisial, hingga para pemain dipaksa untuk meninggalkan area Odense selama beberapa menit.
Menurut laporan dari Federasi Bulutangkis Denmark, alarm berbunyi lantaran asap yang keluar dari mesin popcorn. Selanjutnya, alarm palsu kedua juga memaksa evakuasi serupa, hingga petugas pemadam kebakaran harus memeriksa sistem keamanan alarm tersebut. Alarm palsu itu berbunyi pada gim penentuan, gim ketiga.
Sumber: Badminton Indonesia
Pertandingan itu sendiri dimenangi oleh Baek/Jung dengan skor 9-21, 21-19 dan 21-15. Saat alarm palsu kedua, Baek/Jung sedang berada di posisi match point, yang membuat Baek/Jung enggan meninggalkan lapangan meski sudah diminta panitia. Baek/Jung memilih menunggu di pinggir lapangan dengan alasan perawatan cedera.
Adapun di sektor tunggal putri, pemain Taiwan, Tai Tzu Ying sukses menuntaskan perlawanan pemain Jepang, Nozomi Okuhara 21-17, 21-14. Sementara di sektor tunggal putra, Juara Dunia asal Jepang, Kento Momota sukses mengalahkan pemain senior China, Chen Long 21-17, 21-14.
Indonesia sendiri sukses membungkus dua gelar juara. Selain dari Marcus/Kevin, Indonesia juga meraih gelar juara dari sektor ganda campuran, dimana pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti sukses mengalahkan musuh bebuyutan mereka dari China, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping 21-18, 18-21 dan 21-19.
BACA JUGA: Cek AKTIVITAS KEPALA DAERAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
Editor: Farid R Iskandar