In Memoriam Eka Tjipta Widjaja | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Dok. Ngopibareng.id

In Memoriam Eka Tjipta Widjaja

Oleh Fikar Rizky Mohammad


Ceknricek.com—Saya tidak mengenal secara pribadi dengan mendiang Eka Tjipta Widjaya, pengusaha sukses. Pengusaha yang namanya dicatat bertahun- tahun sebagai pengusaha terkaya Indonesia.

Saya mengenal nama Eka, salah satu yang melekat pada benak, ketika sedang berdebar menunggu kelahiran keponakan saya Rania Adiradya Bintang, di Eka Hospital BSD.

Sebelumnya, nama Eka sudah saya dengar disebut Pak Gandhi Sulistyanto yang menjadi dosen tamu di kampun saya, 11 Tahun lalu di ITB pada mata kuliah Entrepreneurship. Dari cerita Pak Gandhi lah saya baru tahu. Nama Eka rupanya ada di balik semua buku sekolah saya dari sekolah dasar sampai kuliah. Pun sampai kertas skripsi yang saya gunakan ketika lulus dari Institut tersebut.

Sampai di kamar kos, pilihan margarine yang jatuh pada Simas Margarin juga akhirnya menceritakan kisah di balik harga yang setengah merk margarin yang biasa dipakai di rumah. Eka yang dulu mulai membangun bisnisnya dengan berjualan Roti dan Biskuit bekeliling di Makassar, melihat betul kesusahan pelanggannya. Membuat ia ingin semua orang yang makan roti juga menikmati olahan minyak yang disebut margarin.

Setiap lebaran kami berkunjung ke rumah saudara kami di BSD. Perjalanan ke sana memperkenalkan saya bahwa setiap perempatan tak melulu harus ditempatkan lampu merah. BSD City telah mengenalkan masa kecil saya sebuah dunia planologi dalam pembangunan jalan, bahwa putaran di setiap perempatan mengurangi kemacetan.

Setiap liburan, ayah saya mengajak Fikar kecilnya ke Puncak kemudian Tapos, Ciawi untuk berakhir pekan. Diperjalanan pulang di sebelah kiri jalan kami selalu melewati sebuah komplek perumahan Rancamaya, komplek yang kami sekeluarga impikan suatu saat punya rumah di sana. Perumahan dengan perencanaan yang baik; AMDAL, kehidupan Flora dan Fauna.

Fikar besar, akhirnya sering menghabiskan akhir pekannya di R Hotel Rancamaya bersama keluarga kecilnya. Diselingi dengan bermain golf bersama Dastan, putera pertama.

Yang saya ingin sampaikan, bagi saya yang hanya pelanggan kecil produk Eka dan pengagum karya - karya yang disebut di atas, ternyata semua tidak akan mewujud tanpa Eka Tjipta Wijaya. Seseorang yang tidak sempat saya jabat tangannya, namun saya sudah berjabat tangan pada karya karyanya. Sebuah pepatah: Idenya tidaklah hidup selamanya, Namun hidup membuat ide yang menjadi karya yang berbekas selamanya.

Beberapa orang yang saya kenal dalam Keluarga Besar Sinarmas: Pak Gandhi, Pak Saleh Husin, Mbak Emmy Kuswandari, Mbak Eka dari President office menampakkan kepribadian yang baik dan etos kerja luar biasa. Tak mungkin sikap ini bisa lahir bersamaan tanpa sebuah contoh teladan dari pimpinannya.

Selamat Beristirahat dalam damai Bpk. Eka Tjipta Wijaya (Oi Ek Tjhong)
Semua jiwa yang hidup pasti merasakan kematian. Berkeakhiran dengan baik atas banyak jasa bagi Republik dan manfaat bagi banyak karyawan dan pelanggan bapak. Pahala akan terus mengalir dari seluruh anak bangsa di sekolah yang menulis pada lembaran kosong buku Sinar Dunia.
"Sebaik baiknya Manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya "
NABI MOHAMMAD SAW
( peace be upon him) 8 Hijriah.



Berita Terkait