Ceknricek.com -- Keraguan sejumlah pihak terkait minimnya infrastruktur untuk distribusi vaksin COVID-19 rupanya tidak sepenuhnya benar.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, (20/11/20) Indonesia memiliki infrastruktur memadai untuk proses distribusi vaksin hingga ke pelosok.
“Perlu diketahui vaksin itu adalah produk biologis yang perlu disimpan dengan cara khusus, karena sensitif terhadap suhu. Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius. Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit atau puskesmas, transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah berpengalaman. Kita sudah siap,” ungkapnya.
Dalam dialog yang diselenggarakan KPC PEN itu, Dirga menjelaskan sistem rantai dingin yang menjadi salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun dengan baik.
“Sekitar 97 persen sistem rantai dingin ini berjalan dengan baik jadi tidak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang menerima di Puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap,” tambahnya.
Sumber: Ceknricek.com
Meski demikian, Dirga meminta masyarakat bersabar hingga uji klinis fase 3 selesai dan izin BPOM keluar terlebih dahulu baru vaksin COVID-19 bisa diedarkan di Indonesia.
“Dari data itu nanti ketahuan, berapa besar efektivitas vaksin COVID-19. Setelah itulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Jadi kalau vaksin sudah mendapat izin edar dari BPOM itu sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya,” jelasnya.
Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI BABY ZELVIA
Apabila terdapat klaim tertentu dari efektivitas suatu vaksin, itu bisa diterima sebagai informasi.
“Tapi efektivitas sesungguhnya kita terima nanti setelah proses uji klinis fase 3 selesai dilaporkan,” sambungnya.
Dirga Sakti Rambe menyatakan masyarakat harus tetap melakukan segala upaya untuk mencegah penularan COVID-19 meski nantinya vaksin sudah beredar secara luas.
“Upaya 3M memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak itu harus terus kita lakukan. Vaksin itu untuk melengkapi pertahanan tubuh kita karena perlindungannya spesifik. Semua itu kita upayakan agar pandemi ini bisa kita kendalikan,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama Jubir Pemerintah Reisa Broto Asmoro mengungkapkan Kementerian Kesehatan mempersiapkan vaksinasi di Indonesia dengan melatih 7.000 dari 23.000 tenaga kesehatan sebagai vaksinator.
“Pastinya manajemen vaksin dan rantai dingin (cold chain) pun dengan cermat dipersiapkan,” pungkasnya.
Baca juga: Satgas Covid-19: Pemerintah Kawal Akselerasi Vaksin Merah Putih
Baca juga: Satgas Covid-19: Jangan Takut dan Ragu Karena Vaksin Aman dan Halal