Isu Investasi Alutsista, ini kata dan fakta Debat Capres ke IV | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto : AntaraNews.com

Isu Investasi Alutsista, ini kata dan fakta Debat Capres ke IV

Ceknricek.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan alutista (alat utama sistem pertahanan) dalam negeri sangat dibutuhkan. Kalau belum mampu, kita bisa melakukan join produksi dengan negara-negara lain.

Hal ini diungkapkan Jokowi terkait kritik Prabowo Subianto atas budaya Asal Bapak Senang (ABS) dan anggaran pertahanan yang sangat kecil saat debat capres putaran keempat, di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).

Berikut catatan fakta join produksi Alustista Indonesia dengan negara lain periode tiga tahun terakhir.

Dilansir laman website www.pindad.com, Sabtu (30/3), tahun 2015 PT Pindad (Persero), BUMN produsen alat-alat militer dan komersial menggandeng sejumlah negara untuk pengembangan produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

"Kerja sama pengembangan kami lakukan tahun ini (2015) dengan Jerman, Turki dan Belgia. Selain transfer teknologi ," kata Direktur Utama Pindad Silmy Karim.

Menurut Silmy, dengan Jerman, Pindad bekerja sama dengan Rheinmetall memproduksi amunisi tank. Adapun dengan FNSS Turki mengembangkan pembuatan tank kelas sedang.

Sementara, dengan Belgia bekerja sama dengan Cockerell Maintenance & Ingeniere SA Defence (CMI) memproduksi sistem senjata atau turret untuk kaliber 90 mm dan 105 mm.

Ditahun 2017, PT. PINDAD (Persero) dalam ajang eksibisi pertahanan dan keamanan internasional IDEX 2017 melaksanakan penandatanganan serangkaian nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa perusahaan industri hankam luar negeri.

MoU yang ditandatangani merupakan MoU yang terkait dengan kerjasama produksi beberapa jenis alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan).

Adapun negara-negara yang terlibat dalam penandatanganan nota kesepahaman untuk kerjasama dengan PT. PINDAD (Persero) diantaranya Uni Emirat Arab (UEA), Rusia, Turki, dan Finlandia.

Untuk kerjasama antara PT. PINDAD (Persero) dengan pihak Rusia, yakni mengenai kerjasama terkait produksi Kendaraan Taktis (Rantis) 4×4 Tigr produksi VPK Rusia. Kemudian untuk kerjasama antara PT. PINDAD (Persero) dengan pihak Turki, yakni dengan perusahaan MKEK. Kerjasama dengan MKEK ini meliputi produksi amunisi dan laras senjata.

Sedangkan untuk kerjasama dengan Finlandia, PT. PINDAD (Persero) akan berkolaborasi dengan perusahaan Savox dalam produksi alat komunikasi (Alkom).

Ditahun 2018 seperti dilansir laman website Kementerian Perindustrian, kemenperin.go.id, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Ceko sepakat melakukankerja sama bilateral untuk penguatan di sektor industri pertahanan. Kesepakatan itu diraih dalam pertemuan antara Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto dengan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Ceko, Martin Tlapa, Senin (30/4) waktu setempat.

Airlangga mengatakan, kedua negara memiliki potensi besar untuk menjalin kerja sama di sektor industri pertahanan, khususnya di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista). Indonesia sendiri memiliki PT. Pindad (Persero) yang telah berhasil mengekspor alutsista ke sejumlah negara."Kita memiliki prospek pasar dan daya saing cukup baik," ujar Menperin.



Berita Terkait