Ceknricek.com -- Ribuan warga berdatangan ke Komplek Situs Karangkamulyan Cijeungjing Ciamis sejak Senin (29/4) pagi, untuk menghadiri ritual adat “Ngikis”. Ritual ini selalu dilaksanakan hari Senin atau hari Kamis terakhir menjelang masuknya bulan puasa.
Warga tak hanya berasal Karangkamulyan, tetapi juga dari daerah lain seperti Cisaga, Ciamis Kota, Banjar, Tasikmalaya, bahkan Majalengka dan Cirebon.
Ritual “Ngikis” diawali dengan mencurah dan menampung air kehidupan (cikahuripan) yang berasal dari 14 mata air. Menurut Saripin, juru pelihara Situs Karangkamulyan, air suci tersebut masing-masing dari Cikawali Astana Gede Kawali, Geger Sunten, Singaperbangsa Cisaga, Prabudimuntur, Gunung Padang Sindangkasih, Gunung Padang Purwodadi, Gunung Salak Bogor, Bali, Ciptapermana Salawe Cimaragas, air tamba penyakit Jambansari, Cikahuripan Karangkamulyan, dan mata air Trowulan Mojokerto Jatim.
"Ngikis tahun ini ada air mata air dari Trowulan, ini merupakan semacam bentuk silaturahmi dari Majapahit untuk Galuh," ujar Saripin.
Air dari 14 mata air yang disimpan dalam 14 wadah potongan bambu (kale) itu, satu per satu dituangkan ke dalam kendi yang disimpan di gerbang dalam Situs Pancalikan.
Tradisi "Ngikis" kemudian berlanjut pada ritual inti, yakni mengganti pagar (bamboo) pangcalikan. Wakil Bupati Ciamis, Yana D. Putra menjadi orang pertama yang didaulat memasang pagar bambu itu secara simbolis. Menurut Yana, ritual "Ngikis" merupakan tradisi adat yang masih terpelihara dengan baik, dan sudah menjadi bagian dari kegiatan wisata budaya.

Sumber : Harapan Rakyat
Secara harfiah, ritual "Ngikis" adalah mengganti pagar menjelang masuknya bulan puasa Ramadan.
"Tapi makna mendalamnya, ngikis adalah memagari diri dari sifat-sifat buruk sehingga bersih saat akan dan saat menunaikan puasa, begitu seterusnya. Ngikis adalah juga mengikis sifat-sifat buruk, sehingga hati jadi bersih. Jauh dari iri, dengki, pengecut, licik, serakah, dan sebagainya. Itulah intinya galuh, yakni hati yang bersih," kata Saripin, juru pelihara Situs Karangkamulyan.
Menjelang waktu salat zuhur, tradisi ngikis berlanjut dengan rebutan gunungan buah-buahan dan sayur mayur yang sudah sangat dinanti warga di pelataran parker Situs Karangkamulyaan.
Berbagai jenis buah-buahan mulai dari salak, jeruk, anggur, pisang, nanas, semangka, dan lainnya, serta sayur mayur seperti terung, jagung, kacang panjang, dan lainnya disusun rapi seperti gunungan.