Johan Sebastian Bach, Berkarya Untuk Masa Depan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: pixels.com

Johan Sebastian Bach, Berkarya Untuk Masa Depan

Ceknricek.com - Jika Anda penggemar musik klasik-romantik, nama-nama seperti Ludwig van Beethoven, Frederic Chopin, Wolfgang Amadeus Mozart atau Andrea Luchesi, tentu  tidak asing di telinga. Namun di era sebelumnya, di periode Baroque (1600-1750), ada seorang musisi klasik yang sangat mempengaruhi mereka kelak. Ia adalah Johan Sebastian Bach, musisi klasik paling masyhur. Ia lahir pada tanggal hari ini, 21 Maret 1685, di Jerman.

Sumbangan-sumbangan Bach terhadap dunia musik menggabungkan banyak detail dari berbagai gaya musik Jerman, Perancis, dan Italia selama bertahun-tahun terakhir era Baroque. Kemasyhurannya dalam sejarah literatur organ, paduan suara, kantata, dan oratorio inilah yang membuat namanya diabadikan sebagai bapak musik klasik.

Sumber: LutherCountry

Dinasti Keluarga Musisi

Dengan 20 orang dari garis keturunannya yang dikenal sebagai musisi, keluarga Bach menyerupai sebuah dinasti musik, dan ia pun beruntung lahir di sana. Ayahnya, Johann Ambrosius Bach adalah direktur musik di Eisenach. Sejak kecil ia sudah diajari ayahnya bermain biola dan harpsichord. Adapun kakak tertuanya, Johann Christoph Bach, mengajarinya clavichord dan memperkenalkannya dengan musik kontemporer.

Tahun 1694, ibu Bach, Maria Elisabeth Laemmerhirt Bach meninggal dunia, dan delapan bulan kemudian Johann Ambrosius Bach menyusul istrinya. Bach kecil yang berusia 10 tahun kemudian tinggal bersama Christoph Bach di Ohrdruf, Saxe-Gotha-Altenburg di mana sang kakak menjadi organis di sana.

Selain musik, Bach juga mempelajari teologi, Bahasa Latin, Perancis, Yunani, dan Italia di sebuah sekolah lokal di Ohrdruf. Bakat Bach sudah terlihat sejak usia belia. Ketika remaja ia bahkan menerima beasiswa dari Sekolah St. Michael Luneburg karena suara soprannya yang sangat bagus. Selain itu, selama dua tahun bersekolah di Lueneburg, Bach mendapat akses ke Gereja Santo Yohanes sehingga bisa memainkan organ mereka yang dikenal berkualitas. Ia lulus tahun 1702 dari sekolah tersebut dan pada tahun berikutnya mendapatkan posisi sebagai pemain biola dalam sebuah orkestra di kotanya.

Sumber: Nationalgalery

Musik Untuk Masa Depan

Sebagaimana Vincent van Gogh dan karyanya yang tidak terkenal ketika masih hidup, karya-karya J.S Bach juga tidak diterima oleh masyarakat yang dinilai terlalu ‘sulit’ untuk dinikmati di Baroque. Bach memang tidak pernah mencoba membuat bentuk baru pada musik di era tersebut, tetapi membawa bentuk yang sudah ada ke puncak sebuah karya yang dapat diciptakan manusia. Hal tersebut membuat Bach cukup tertinggal dengan tren yang berkembang sehingga karyanya tenggelam di antara aliran musik baru itu.

Pada zaman Baroque, musik-musik yang terikat pada nada dasar (kunci) tertentu sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan musisi, namun Bach mencoba keluar dari pakem tersebut.

Ia menjelajahi gaya ‘counterpoint’ atau ‘kontrapuntal’ yakni sebuah teknik bermusik yang memainkan dua melodi terpisah secara bersamaan dan terbebas dari ikatan nada dasar. Orang-orang yang hidup di zaman Baroque tentu saja merasa asing dengan gaya permainan macam itu. Telinga mereka biasa dimanjakan dengan karya-karya yang mengandalkan teknik permainan dan keteraturan nada. Musik gubahan Bach dianggap terlalu absurd, terlalu rumit.

Baru setelah tahun 1800-an, minat masyarakat terhadap musik Bach mulai bangkit, dan reputasinya terus tumbuh selama 150 tahun. Bach secara umum dianggap sebagai yang terbaik di antara semua komposer besar, seperti Mozart, Beethoven, Franz Liszt, atau Frederic Chopin, dalam hal teknis.

Sumber: HowStuffWorks

Bach mengenali semua sumber musik pada masanya dan dapat menggunakannya dengan sempurna. Misalnya, tidak ada seorang komposer pun yang sezaman dengannya dapat menandingi kemampuan artistik Bach dalam teknik contrapuntal. Kelebihan Bach lainnya adalah keragaman nada dalam orkestranya, serta melodi-melodinya selalu terdengar ekspresif.

Di akhir hidupnya, Bach mulai merasakan gangguan di penglihatan mata. Meski begitu, dia tetap bekerja dan bepergian. Pada 1747, Bach masih sempat mengunjungi Raja Prussia, Frederick yang Agung, dan memainkan komposisi baru bagi sang raja. Bach menyempurnakan komposisi yang baru dia ciptakan di depan Frederick sekembalinya ke Leipzig, dan memberikan judul Musical Offering.

Dua tahun berselang, Bach membuat komposisi baru berjudul The Art of Fugue. Namun hingga akhir hayatnya, ia tidak berhasil menyelesaikan musik tersebut.

Bach sempat menjalani operasi untuk mengobati masalah penglihatannya. Namun operasi itu malah membuatnya buta. Bach meninggal di 28 Juli 1750 karena menderita stroke. 

Sumber: chrystianititoday

Beberapa karya penting Bach meliputi Toccata and Fugue in D minor, The Well-Tempered Clavier, Air on the G String, Mass in B minor, Brandenburg Concertos, Prelude and Fugue in C major hingga Ave Maria.



Berita Terkait