Karya Buku Puisi Wina Armada Sukardi Mendapat  Anugerah MURI | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Istimewa

Karya Buku Puisi Wina Armada Sukardi Mendapat  Anugerah MURI

Ceknricek.com--Dua buku kumpulan puisi karya sastrawan Wina Armada Sukardi, mendapat anugerah Museum Rekor Dunia dan Indonesia (MURI), Rabu (10/7/24) di Jakarta. Kedua buku itu masing-masing “Memetik Bulan” (terbitan tahun 2023) dan “Pacul Berdarah Puisi Serba Benda” (terbitan tahun 2024). Penyerahan Anugerah MURI dilakukan  langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana bersama direktur utama MURI, Aylawati Sarwono. Wina menerima anugerah MURI untuk kategori “Perintis buku puisi untuk Anak-anak dan buku puisi kebendaan.”

Selain Wina Armada Sukardi, hari itu ada juga tujuh penerima MURI lain untuk berbagai kategori. Salah satunya penyanyi asal Surabaya, Erwina. Dia menerima anugerah MURI untuk kategori “penyanyi Indonesia yang menguasai sebelas bahasa asing.” Ada pula penerima untuk kategori pengabdian untuk kemanusiaan, serta perempuan pertama yang menerima gelar doktor bidang teologi Katolik.

MURI didirikan 27 Januari 1990. Rekor pertamanya dikeluarkan tanggal 14 Juli 1990 untuk  Pejalan Kaki Termuda,  Vinas V. Lindri Saputri umur 6 tahun. Dia menempuh jarak 55 Km Semarang-Jakarta selama 26 hari. Sampai saat ini MURI telah memberikan 11.700 rekor.

Wina Armada menerangkan, buku puisi untuk anak-anak terbit didorong kenyataan tidak ada buku puisi untuk anak-anak. “Kalau buku puisi tentang anak-anak mungkin sudah ada beberapa,” katanya.

Menurut Wina, anak zaman kiwari sudah amat berbeda dengan anak dahulu, baik dilihat dari cara berpikirnya maupun dari keragaman sosial budayanya. ”Jika mereka tidak dibiasakan mengenal rasa seni, bisa jadi kelak besar mereka juga tidak mengenal nilai-nilai baik atau buruk,” tegasnya.

Sebelumnya Wina juga telah menghasilkan beberapa  buku puisi baik karya tunggal maupun bersama. Selain itu Wina juga merupakan penerima lifetime  achievement sebagai penulis fiksi  dari organisasi penulis Satupena. Dia meraih  dua kali Piala Mitra sebagai kritikus terbaik. Saat ini menjadi pemimpin redaksi di Podcast Sembilan.

Wina menuturkan, penerimaan anugrah MURI baginya seperti dejavu atau mengulang suatu peristiwa  kembali. Hal ini lantaran Ayah Wina, Gandhi Sukardi, juga penerima anugerah MURI dua kali sebagai “penulis surat pembaca tiga tahun berturut-turut tanpa henti di surat kabar harian Jakarta Post.”

“MURI menyadarkan kita the limit is sky, alias batas kemampuan kita adalah ketidakterbatasan itu sendiri,” kata Wina.

Acara anugerah MURI diakhiri dengan penampilan Erwina yang membawakan lagu Mandarin Klasik dan lagu Indonesia asal Jawa Timur. “Rek Ayo Rek.”


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait