Kepergian Pak Ci Mengagetkan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Ilustrasi: Miftah/ceknricek.com

Kepergian Pak Ci Mengagetkan

Ceknricek.com -- Kondisi kesehatan Pak Ci, panggilan akrab taipan Ciputra, sebenarnya sudah membaik beberapa hari terakhir. Bahkan pada siang hari kemarin, sehari menjelang kepergian untuk selamanya, keadaan kesehatannya membaik sekali. Seluruh keluarga yang menemani Pak Ci di Rumah Sakit Gleneagles Singapura, kecuali istrinya Ibu Dian Sumeler yang berada di Jakarta, sungguh berbahagia melihat perkembangan bagus tersebut. 

Akan tetapi, menjelang tengah malam semalam, tiba-tiba kondisinya menurun dan akhirnya berpulang untuk selamanya, Rabu (27/11), pukul 01.05 waktu Singapura.

Semua yang kenal Pak Ci merasa kaget mendengar berita wafatnya ayah empat anak kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931 itu. Bahkan keluarga besarnya kaget alang kepalang, mengingat hari-hari terakhir sangat membaik setelah satu setengah bulan mengalami perawatan intensif atas penyakit infeksi paru-paru (pneumonia) yang dideritanya. Meski juga mengalami cuci darah karena masalah pada ginjalnya, yang cukup mengganggu kesehatannya adalah pneumonianya.

Kepergian Pak Ci Mengagetkan
Sumber: Tribun

Karena kepergiannya yang mendadak dan mengagetkan, putri tertuanya Rina Ciputra Sastrawinata buru-buru pulang ke Jakarta dengan pesawat pertama dari Singapura untuk mengabarkan ihwal kepergian Pak Ci untuk selamanya kepada ibundanya. Itu dilakukan untuk mencegah Ibu Dian Ciputra shock karena kondisi kesehatannya juga sedang tidak prima. 

Jenazah Ciputra sejak pukul 09.30 disemayamkan di rumah duka Singapore Casket, Jalan Lavender, Singapura. Di antara puluhan pelayat yang kebanyakan kerabat dan teman-teman Almarhum warga Singapura, tampak pula Dubes Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya. Dubes Swajaya ikut membantu mencarikan pesawat carteran untuk membawa jenazah penerima Satya Lencana Pembangunan itu ke Tanah Air. 

Kepergian Pak Ci Mengagetkan
Sumber: Istimewa

Baca Juga: Ir. Ciputra Telah Tiada

Saat ini jenazah dalam penerbangan ke Jakarta, langsung disemayamkan di Ciputra Artpreneur Lantai 11. Tamu baru boleh melayat mulai Jumat (29/11). Menurut rencana, pemakaman akan dilakukan Kamis, 05 Desember 2019 di pemakaman keluarga Jonggol, Jawa Barat.

Legacy yang diwariskan Pak Ci cukup banyak. Selain mewariskan beberapa perusahaan properti raksasa seperti Jaya Group, Metropolitan Group, Ciputra Group, alumni ITB bernama asli Tjie Tjin Hoan itu juga mewariskan Universitas Ciputra, Universitas Pembangunan Jaya, Universitas Taruma Negara, dll.

Sepuluh tahun terakhir, Pak Ci sangat aktif memacu pertumbuhan dan pertambahan entrepreneur nasional melalui lembaga Global Entrepreneurship Program di Indonesia. 

Buku Rachmat Saleh

Setelah lama tidak bersua, penulis cukup intens bersua dan berbincang dengan Pak Ci dalam beberapa tahun terakhir. Bermula dari penulisan buku biografi mantan Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Perdagangan Rachmat Saleh yang berjudul "Legacy Sang Legenda Kejujuran Rachmat Saleh". Pak Ci menulis testimoni "luar biasa" di dalam buku yang telah diluncurkan Persatuan Wartawan Indonesia pada puncak Hari Pers Nasional 2017 di Padang.

Pak Ci sangat antusias jika membicarakan Rachmat Saleh yang juga sudah berpulang ke Rahmatullah hanya berselang dua hari sesudah biografinya diluncurkan. 

Kepergian Pak Ci Mengagetkan
Sumber: Kabar24

Di mata Pak Ci, Rachmat Saleh adalah teladan kejujuran yang sulit dicari tandingannya. "Integritas Pak Rachmat Saleh berada jauh di atas rata-rata kita orang Indonesia. Dia pejabat setengah dewa. Jika penyelenggara negara sekelas Pak Rachmat semua, Negeri kita niscaya sudah jauh lebih maju dan sejahtera," tulis Ciputra.

Selain salut dengan integritasnya, bagi Pak Ci, Rachmat Saleh juga adalah "dewa penyelamat" setelah semua bank menolak membiayai pembangunan Taman Rekreasi Ancol II yang lebih populer sebagai Dunia Fantasi (Dufan). Dalam keadaan buntu itu, Pak Ci memberanikan diri menulis surat "curhat" kepada Gubernur BI Rachmat Saleh. Tak dinyana, tiga hari kemudian Pak Ci dipanggil untuk menghadap Gubernur Bank Sentral. Semula Pak Ci mengira, paling-paling dia hanya diterima pejabat bawahan Gubernur BI sebentar sekadar basa-basi.

Kepergian Pak Ci Mengagetkan
Sumber: Istimewa

Baca Juga: Biografi Ciputra: Pebisnis Tangguh dari Parigi

"Waktu itu, kita pengusaha kenal dengan direktur bank pelaksana saja sudah bangga sekali. Nah, saya diterima di ruang Gubernur Bank Indonesia oleh Pak Rachmat Saleh. Dia ditemani oleh Direktur Kredit BI Pak Kamardi Arif. Di situ juga ada Dirut Bank BNI Pak Somala Wiria bersama Direktur Kreditnya Teuku Abdullah dan Kepala Divisi Kredit Widigdo Sukarman. Wah, susah saya melukiskan betapa saya bahagia, senang, bersyukur dan sekaligus bangga. Sebulan kemudian kredit Dufan cair. Jangka waktu kredit itu 7 tahun, tapi sebagai penghormatan kepada Pak Rachmat Saleh, kredit itu saya lunasi pada tahun ketiga," tulis Pak Ci. 

Ketika Rachmat Saleh sakit dan dirawat di rumah sakit, Pak Ci datang menjenguk berkali-kali. Pak Ci juga datang berkunjung ke kediaman Rachmat Saleh setelah keluar dari RS Abdi Waluyo.

Setelah melihat kondisi kediaman Rachmat Saleh yang teramat sederhana untuk ukuran mantan petinggi negara, Pak Ci setengah berbisik berkata kepada Penulis, "Saya kira Pak Rachmat Saleh punya masalah keuangan. Saya ingin membantu sebagai sahabat, tapi pasti ditolaknya dengan marah."

Kepergian Pak Ci Mengagetkan
Sumber: Istimewa

Baca Juga: Ciputra, Olahraga, Jaya Raya

Omongan Pak Ci itu saya sampaikan kepada Rachmat Saleh, yang kontan disambutnya dengan marah besar. Tentu respon ini juga saya sampaikan ke Pak Ci. Mendengar penuturan saya, Pak Ci tertawa dan berujar, "Saya sudah duga Pak Rachmat marah besar."

Pak Ci terus memantau kondisi kesehatan Rachmat Saleh. Ketika tim dokter menyimpulkan ada masalah pencernaan dan lambung, Pak Ci menyarankan agar pengobatannya dilakukan di RS Gleneagles Singapura oleh dokter ahli gastronomi asal Tasikmalaya, Dr Dede. Rekomendasi ini didasari oleh pengalaman istrinya, Ibu Dian Ciputra, sembuh total di tangan Dr Dede. Padahal sebelumnya sudah berobat ke mana-mana tanpa hasil.

Rachmat Saleh memang sempat ditangani Dr Dede di RS Gleneagles Singapura, tapi setelah tiga hari kembali dibawa ke Jakarta karena kondisi jantungnya yang teramat lemah tidak memungkinkan dokter melakukan tindakan operasi.

Sumpah Jabatan

Ada hal menarik yang mengundang decak kagum Pak Ci saat Rachmat Saleh hendak dibawa berobat ke RS Gleneagles Singapura. Karena mengira biaya pengobatan di Singapura ditanggung Bank Indonesia, Rachmat Saleh langsung menolak sambil berkata, "Saya pensiunan. Saya tidak berhak lagi dibiayai negara atau uang rakyat."

Setelah dijelaskan bahwa pembiayaan ditanggung YKKBI dan semua pensiunan berhak mendapat pembiayaan itu, Rachmat Saleh masih mewanti-wanti: "Jangan sampai siapa pun melanggar Sumpah Jabatan hanya karena ingin membantu pengobatan saya." 

Kepergian Pak Ci Mengagetkan
Sumber: Tribun

Pak Ci nyeletuk, "Coba Anda cari, apakah ada pejabat atau mantan pejabat yang masih berbicara Sumpah Jabatan pada saat dirinya sakit luar biasa dan bisa dikatakan menjelang sakaratul maut?"

Ada satu kebetulan atas Pak Ci dan Rachmat Saleh. Pak Ci menyarankan Rachmat Saleh ditangani Dr Dede di RS Gleneagles dan saran itu dijalankan meski tidak membawa hasil maksimal. Di Rumah Sakit Gleneagles yang sama Pak Ci dirawat dan di situ pula dia mengembuskan napas penghabisan.

Pak Rachmat Saleh berpulang tanggal 11 Februari 2017 dalam usia menjelang 87 tahun. Pak Ci meninggal pada 27 November 2019 saat berumur 88 tahun lebih tiga bulan. 

Selamat Jalan Pak Ci...

* Syafrizal Dahlan, wartawan senior, penulis biografi Rachmat Saleh

BACA JUGA: Cek BUKU & LITERATUR, BeritaTerkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait