Ketika Anak-Anak Bicara Masalah Lingkungan Lewat Medium Teater | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Dok. Pribadi

Ketika Anak-Anak Bicara Masalah Lingkungan Lewat Medium Teater

Ceknricek.com -- Suasana Gedung Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (GRJS) terlihat berbeda, Jumat (15/11) malam. Memasuki gedung yang diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1970 itu, pengunjung disambut set instalasi pepohonan dengan lembar-lembar dedaunan dari kertas berisi pesan-pesan seperti berikut:

"Aku ingin lingkunganku bersih; Mari lestarikan alam dan jaga bumi kita; Aku mau menanam pohon sebanyak-banyaknya!"

Kalimat- kalimat itu sepertinya ditulis oleh anak-anak yang menonton pertunjukan "Raksasa Kabut dan Paru-Paru Dunia" oleh Teater Anak Huma Rumil asuhan aktris teater Sha Ine Febriyanti.

Dalam acara pertunjukan yang dimulai pukul 19.00 WIB itu, Syahdan, Ninoy, Fauzan, dan teman-temannya tiba-tiba kedatangan raksasa kabut yang jahat.

Sumber: Dok. Pribadi

Raksasa itu menyerang kota dan seketika keadaan menjadi pengap dan gelap. Warga kota panik, anak-anak berusaha menyelamatkan diri dari kejaran raksasa, dan tanpa sadar sudah tiba di sebuah hutan.

Anak-anak berusia kisaran 8-9 tahun itu kemudian membawa penonton lewat dialog mereka yang kadang polos dan riang untuk sejenak berkaca bahwa bumi juga memiliki umur, selain itu kelestarian alam juga perlu dijaga demi kelangsungan hidup.

"Ninoy, jika kau ingin mengalahkan raksasa jahat itu, maka tanamlah bibit-bibit pohon untuk menyelamatkan adik-adikmu yang dikejar raksasa kabut," ungkap sang Kakek dalam mimpinya ketika tertidur di tengah hutan.

Sumber: Dok. Pribadi

Singkat cerita, Ninoy dan kawan-kawan pun pada pagi harinya menanam bibit pohon hingga raksasa jahat dapat dikalahkan dan akhirnya penduduk bumi selamat.

Mendidik Kesadaran Anak Sejak Dini

Teater anak asuhan aktris kelahiran Semarang ini memang sedang merespons lingkungan terkait kondisi buruknya kota di berbagai daerah akibat kebakaran yang menimpa hutan Sumatera dan Kalimantan.

"Melalui kisah ini, anak-anak sebagai generasi masa depan mengingatkan kita untuk terus menjaga keseimbangan alam dan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang," ungkap Ine setelah pertunjukan berlangsung.

Sumber: Dok. Pribadi

"Saya kira ini bukan hasilnya (pementasan) yang penting dari hal ini adalah prosesnya. Anak-anak dididik untuk mulai mulai sadar dalam mencintai lingkungan, misalnya dengan membawa botol minum sendiri dan sebagainya," lanjut Ine.

Baca Juga: Pementasan Kursi-Kursi Teater Satu Lampung Buka FTJ 2019

Untuk diketahui, Huma Rumil adalah wadah perkumpulan yang bergerak di bidang kesenian lewat salah satu program mereka teater untuk anak-anak.

Berdomisili di Jagakarsa, Jakarta Selatan, selain belajar akting, Teater Anak Huma Rumil juga mengembangkan potensi anak lewat belajar melukis, menari, menyanyi, dan silat serta beberapa kegiatan yang menyenangkan.

Dalam pertunjukan ke delapan yang disutradarai oleh Yustiansyah Lesmana ini, pertunjukan "Raksasa Kabut dan Paru-Paru" sebelumnya juga telah dipentaskan di Festival Teater Anak 2019.

Dalam sesi tanya-jawab dengan wartawan setelah pertunjukan, pemeran Nyai Ontosoroh dalam Film Bumi Manusia ini  juga menerangkan terkait kesan-kesannya setelah lama berkecimpung di dunia teater. 

"Teater merupakan sekolah bagi saya, siapa pun yang belajar seni pastinya ia belajar kehidupan."

BACA JUGA: Cek OPINI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait