Ketua MPR Ajak Amerika Jaga Kondusifitas Dunia, Termasuk di Timur Tengah | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Dok.Ceknricek.com

Ketua MPR Ajak Amerika Jaga Kondusifitas Dunia, Termasuk di Timur Tengah

Ceknricek.com -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak Pemerintah Amerika Serikat untuk menjaga situasi kondusif keamanan di berbagai belahan dunia. Salah satunya di Semenanjung Korea dan Timur Tengah.

Ajakan itu disampaikan Bamsoet usai menerima Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (20/1). Turut hadir dalam pertemuan tersebut Deputy Political Counselor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Steven Weston dan Political Specialist Kedutaan Besar Amerika Serikat, Arfa Mahardika. 

Menurut Bamsoet, saat ini Korea Selatan dan Korea Utara sudah saling membuka diri. Di Asian Games 2018 lalu yang diadakan di Jakarta, Korea Selatan dan Korea Utara bisa bersatu dibawah bendera Unifikasi Korea di tiga cabang olahraga, yakni Kano, Dayung dan Basket. Langkah baik tersebut harus disambut dan didukung berbagai negara, terutama Amerika Serikat. Reunifikasi Korea akan membuat Asia Timur semakin damai. 

Ketua MPR Ajak Amerika Jaga Kondusifitas Dunia, Termasuk di Timur Tengah
Sumber: Dok.Ceknricek.com

Tak hanya di Asia Timur, ketegangan yang beberapa waktu lalu terjadi di Asia Tenggara terkait sikap China yang tak menghormati keputusan UNCLOS 1982 di Laut Natuna juga perlu mendapat perhatian serius dari Amerika yang memiliki Hak Veto di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB.

Sikap Amerika Serikat yang menghormati kedaulatan Indonesia seharusnya juga dicontoh China. Ketidakpatuhan China terhadap hukum UNCLOS 1982 yang membuat ketegangan antara China dengan Indonesia di Laut Natuna, maupun China dengan Malaysia, Filipina dan juga Vietnam, di masing-masing perairan mereka, tak boleh dibiarkan karena bisa membuat preseden buruk di kemudian hari.

Baca Juga: Ketua MPR: Perkuat Coast Guard RI di Natuna

Bamsoet menekankan, walaupun antara Indonesia dengan Amerika Serikat memiliki perbedaan pandangan terkait berbagai situasi geopolitik internasional, seperti situasi di Iran dan Palestina, namun perbedaan tersebut jangan sampai mengganggu hubungan baik kedua negara yang telah terjalin erat sejak tahun 1949. Kedua negara harus tetap saling menghormati dan menghargai pandangannya masing-masing, dengan tetap membuka ruang dialog untuk mencari solusi terbaik dalam mewujudkan dunia yang lebih aman dan damai. 

Ketua MPR Ajak Amerika Jaga Kondusifitas Dunia, Termasuk di Timur Tengah
Sumber: Dok.Ceknricek.com

"Salah satu tujuan berbangsa dan bernegara Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam pembukaan UUD NRI 1945, yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Karena itu, terkait kondisi di Iran yang akhir-akhir ini sedang menegang, kita harapkan baik Iran dan Amerika bisa saling menahan diri. Demi menjaga situasi Timur Tengah tetap kondusif dan menghindari kemungkinan terjadinya perang terbuka," jelas Bamsoet. 

Mantan Ketua DPR (2014-2019) itu juga mengapresiasi kesepakatan (MoU) antara Amerika Serikat dengan China yang ditandatangani Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, di Amerika, Rabu (15/1/20) waktu setempat. MoU tersebut sangat membantu meredakan ketegangan perang dagang Amerika - China yang juga berdampak pada berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.

"Ketegangan Amerika - China selama lebih kurang dua tahun ini, menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi global lebih dari 0,5 persen. Karena itu, kesepakatan tersebut membawa angin segar bagi berbagai negara. Semakin kondusifnya perekonomian global, juga akan membawa keuntungan bagi Indonesia," tandas Bamsoet. 

Ketua MPR Ajak Amerika Jaga Kondusifitas Dunia, Termasuk di Timur Tengah
Sumber: Dok.Ceknricek.com

Seiring mulai meredanya ketegangan perang dagang Amerika - China, Bamsoet mengundang Amerika Serikat untuk terus meningkatkan investasinya di Indonesia. Khususnya melalui US International Development Finance Corporation (DFC), yang memiliki dana pembangunan untuk kerja sama ekonomi dengan berbagai negara berkembang mencapai USD60 miliar (sekitar Rp828 triliun).

"Sepanjang 2013-2017, nilai investasi Amerika di Indonesia mencapai US$36 miliar. Melalui DFC serta berbagai instrumen kerja sama investasi lainnya, kita harapkan nilainya bisa ditingkatkan lagi mencapai USD60 milyar. Tren perdagangan Indonesia dengan Amerika sepanjang Januari - September 2019 ini juga bergerak positif, dengan surplus di Indonesia mencapai US$6,88 miliar. Nilai ini tak boleh turun di kemudian hari, bahkan harus lebih meningkat lagi," pungkas Bamsoet. 

BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait