Kiprah John Lie: Sang Penyelundup yang Menjadi Pahlawan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Merdeka.com

Kiprah John Lie: Sang Penyelundup yang Menjadi Pahlawan

Ceknricek.com -- John Lie. Namanya memang sulit ditemukan dalam buku-buku pelajaran sekolah meskipun ia seorang pelaut andal. John Lie bahkan ikut melawan blokade laut Belanda di zaman revolusi Indonesia (1945-1949). 

Oleh tentara Belanda dan Inggris ia dijuluki penyelundup. Sementara, pemerintah Indonesia menggelarinya pahlawan. Ia meninggal tepat pada tanggal hari ini, 31 tahun yang lalu, 27 Agustus 1988. Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Sumber: Suararakyat

Menjadi Penyelundup

John Lie pada 19 Maret 1911, di kanaka, Manado, Sulawesi Utara. Orang tuanya, pasangan Tionghoa Lie Kae Tae dan Maryam Oei Tseng Nie, merupakan seorang pengusaha di kota tersebut. 

Pada masa itu, kota kelahirannya memang dikenal sebagai bagian dari kampung Tionghoa yang berlokasi di Kecamatan Manado Tengah. Ketika berumur 18 tahun, John Lie sudah memiliki minat besar pada dunia pelayaran. Ia kemudian bekerja di Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), maskapai pelayaran Belanda.

Sumber: editor.id

Saat Indonesia merdeka tahun 1945, Lie keluar dari KPM. Ia bergabung dalam Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Tahun 1947 dan 1948 Belanda menggelar agresi militer. Sebagian besar wilayah Indonesia kembali dikuasai Belanda. Republik Indonesia hanya meliputi Yogyakarta, dan sebagian Sumatera. 

Baca Juga: R.E Martadinata, Panglima Angkatan Laut yang Tewas di Udara

Belanda memblokade wilayah laut dan udara RI. Mereka berharap jika terus ditekan dan tak mengadakan kontak dengan pihak luar, Republik Indonesia akan mati pelan-pelan. Namun, prasangka Belanda tersebut salah, karena ada sosok yang berani menembus blokade tersebut dengan kapal yang diberi nama dengan The Outlaw. Dialah John Lie.

Sumber: Sindonews

Keberanian John Lie bukan tanpa alasan. Teriknya laut, gulungan ombak, dan berbagai hal yang terkait dengan armada laut sudah menjadi makanan keseharian baginya. Hal ini ia asah saat menjadi tenaga bantuan operasional bagi Angkatan Laut Inggris yang menyalurkan perbekalan kepada kapal-kapal sekutu dari Australia pada PD II.

Di sinilah John Lie memiliki pengalaman untuk menggunakan dan merawat bermacam-macam senjata api, manajemen pengapalan logistik, pengenalan taktik perang laut, teknik komunikasi, teknik navigasi, hingga menghalau atau membuat ranjau laut.

Aksi-aksi The Outlaw 

Selesai perang, John pulang ke Indonesia. Dari Singapura ia menumpang kapal Ophir, April 1946. Ia kemudian bergabung dengan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Di kesatuan ini, meskipun memiliki pengalaman di PD II John hanya diberi pangkat kelas III.

John Lie dan The Outlow Kru. Sumber: UI

Namun kemampuannya tidak bisa berbohong. Berkat kemampuan dan aksi-aksinya dalam pembersihan ranjau laut di sekitaran pelabuhan Cilacap, November 1946, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor oleh Perwira-Perwira ALRI yang memahami kemampuan dan pengalamannya.

Baca Juga: Sepak Terjang Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani

Di kalangan Republik, aksi-aksi John Lie yang terkenal tentu saja saat ia melakukan berbagai aksi penyelundupan dengan kapalnya The Outlaw. John dan sejumlah anak buahnya melintasi Selat Malaka dengan membawa karet, teh atau hasil bumi lainnya untuk ditukar dengan senjata dan berbagai kebutuhan di Singapura demi perjuangan Indonesia. 

John mengemudikan kapalnya tengah malam. Tanpa penerangan sedikit pun agar tak ketahuan Belanda dan Inggris. Dia kemudian jadi legenda penyelundup.  Bahkan, Radio BBC Inggris menjulukinya The Black Speed Boat. Selama kurun waktu revolusi John paling tidak telah melakukan penyelundupan 15 kali demi tugas suci mempertahankan kemerdekaan. 

Kisah-kisah John Lie sempat diankat Roy Rowan dalam Guns-Bibles-Are Smuggled to Indonesia di majalah Life (26/9/1949). Menurut Rowan, Lie adalah tokoh penting di dalam sebuah organisasi penyelundupan senjata yang wilayahnya terbentang sepanjang Filipina sampai India.

Jhon-Lie. Sumber: Dispen TNI AL

Meskipun dicap sebagai seorang penyelundup, sosok yang selalu membawa Alkitab di kapalnya ini tidak mempedulikannya. Baginya, tugas yang ia emban adalah demi perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahakan kemerdekaan serta sebagai diplomasi Internasional bahwa kapal milik ALRI masih eksis dan mampu menembus blokade Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, sang penyelundup itu pensiun dari ALRI pada 1966 dengan pangkat terakhir Laksamana Muda. Setelah itu Lie membaktikan hidupnya untuk agama dan orang-orang miskin sampai meninggal tahun 1988.

Sumber: Hamas

Setelah kematiaannya, 21 tahun kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk sang pelaut pemberani ini.

BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait