Ceknricek.com - Hingga Rabu (20/6), sekitar 180 penumpang dilaporkan hilang dalam kecelakan kapal motor Sinar Bangun di Danau Toba hari Senin sore(18/6).
Ini berarti mereka yang hilang tiga kali lipat dari kapasitas dari kapal motor tersebut.
Budiawan, kepala Basarnas di Medan mengatakan semakin banyak keluarga melaporkan anggota keluarga mereka yang hilang.
Kapal motor itu yang disesaki penumpang dan sepeda motor. Sayangnya, kapal tidak memiliki daftar penumpang.
Sehari sebelumnya, petugas pencari mengatakan bahwa 80 orang diperkirakan hilang, meski sudah diperkirakan jumlahnya akan bertambah.
Sejak kecelakaan tersebut, petugas bantuan yang melibatkan 350 orang dan paling sedikit enam kapal sudah berhasil menemukan baju, tas dan tumpahan minyak dari kapal tersebut.
Kecelakaan ini menjadi sorotan berbagai media internasional. Kepada ABC News, Australia, melaporkan seorang ibu bernama Suwarni, yang memiliki anak laki-laki berusia 20 tahun dan pacarnya di dalam ferry tersebut mengecam petugas bantuannya yang disebutnya lamban.
"Pemerintahan macam apa ini yang tidak bisa melindungi warganya sendiri dari kecelakaan yang tidak seharusnya terjadi? Dan setelah kecelakaan mereka tidak juga bisa menemukan korban."
Rekaman gambar yang berasal dari HP yang disiarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional menunjukkan awak dari sebuah ferry lain berusaha menyelamatkan mereka yang sudah berada di dalam air setelah kapal tersebut tenggelam namun terhalang cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Baru Ditemukan 19 Orang
Jumlah korban yang ditemukan sebanyak 19 orang. Mereka terdiri atas 14 laki-laki dan lima perempuan. Demikian kata Kepala Bagian Penerangan Satuan Divhumas Polri Kombes Pol. Yusri Yunus di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/6).
"Sudah 19 orang yang ditemukan. Dari 19 orang tersebut, 14 orang selamat dibawa ke Simanindo. Lima orang dibawa ke Tigaras, dan satu orang meninggal dunia," katanya.
Menurut dia, untuk mencari korban-korban yang belum ditemukan, tim gabungan telah menyisir lokasi tenggelamnya kapal dan menyisir sekitar 100 meter sebelah kanan dan kiri dari lokasi tenggelam kapal.
Terkait dengan detail jumlah penumpang kapal, pihaknya kesulitan mengetahui detail jumlah dan nama penumpang karena tidak ada data manifes penumpang kapal tersebut.
"Tidak ada manifes. Sistemnya penumpang naik, bayar di tempat," katanya.
Bangkai Kapal Belum Ketemu
Tim gabungan sudah mengetahui koordinat lokasi KM Sinar Bangun tersebut.
Di sela-sela pencarian korban di Danau Toba, Rabu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Riyadil Akhir Lubis mengatakan bahwa tim gabungan terus menelusuri lokasi penumpang dan kapal yang tenggelam.
"Koordinat berisi bujur dan lintang ya sudah diketahui," katanya dikutip dari Antara.
Meski telah mengetahui koordinatnya, kata Riyadil, tim gabungan belum menemukan bangkai kapal tersebut.
Dalam waktu dekat, tim gabungan akan menurunkan tim khusus, termasuk pasukan marinir yang memiliki kemampuan di air untuk menyelam di koordinat tersebut.
Dengan menggunakan peralatan khusus untuk mendeteksi logam di dasar perairan, pasukan marinir itu melacak posisi KM Sinar Bangun.
"Setidaknya mereka akan menyelam hingga kedalaman 200 meter," ujar Riyadil.
Sebelumnya, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan sebanyak 48% kecelakaan kapal laut terjadi akibat faktor sarana. Adapun, persentase faktor kesalahan manusia sebesar 40%.
Sementara itu, faktor alam seperti ombak tinggi dan angin kencang disebut KNKT hanya menjadi faktor sebesar 12% pada insiden kapal yang pernah terjadi di Indonesia.