Oleh Marsma TNI (Purn). Dr. dr. Krismono Irwanto., MHKes.
08/03/2024, 21:27 WIB
Ceknricek.com--Industri penerbangan komersial telah mengubah wajah transportasi global, menawarkan kecepatan dan konektivitas yang tak terbayangkan beberapa dekade lalu. Namun, di balik kemajuan teknologi dan kenyamanan yang ditawarkan, terdapat risiko yang jarang menjadi sorotan publik: paparan radiasi kosmik terhadap kru penerbangan.
Radiasi Kosmik: Penumpang Gelap di Ketinggian
Setiap kali sebuah pesawat meninggalkan permukaan bumi, ia tidak hanya membawa penumpang dan kargo, tetapi juga memasuki zona dengan tingkat radiasi kosmik yang lebih tinggi. Radiasi ini, yang berasal dari ledakan bintang dan fenomena kosmik lainnya, terdiri dari partikel berenergi tinggi yang dapat menembus badan pesawat.
Kapten Sarah Johnson, pilot senior dengan pengalaman lebih dari 20.000 jam terbang, menjelaskan, "Banyak orang tidak menyadari bahwa semakin tinggi kita terbang, semakin tipis perlindungan atmosfer bumi terhadap radiasi kosmik."
Risiko Kesehatan: Lebih dari Sekadar Jet Lag
Meskipun dosis radiasi yang diterima dalam satu penerbangan relatif kecil, efek kumulatifnya pada kru yang sering terbang dapat signifikan. Dr. Akira Tanaka, pakar kesehatan penerbangan dari Tokyo Medical University, memaparkan, "Studi longitudinal menunjukkan peningkatan risiko terjadinya beberapa jenis kanker dan penyakit kardiovaskular pada kru penerbangan yang telah berkarir lama."
Risiko kesehatan yang mungkin timbul meliputi:
1.Kanker, terutama leukemia dan kanker kulit
2.Penyakit kardiovaskular
3.Gangguan sistem reproduksi
4.Penurunan fungsi kognitif
Navigasi Melalui Tantangan: Upaya Industri dan Regulator
Industri penerbangan dan badan regulasi tidak tinggal diam menghadapi tantangan ini. International Civil Aviation Organization (ICAO) telah menerbitkan pedoman untuk pemantauan dan pembatasan paparan radiasi pada kru penerbangan.
Beberapa langkah mitigasi yang telah diimplementasikan meliputi:
1.Sistem Pemantauan Radiasi Real-time: Airlines seperti Lufthansa telah mengadopsi sistem yang memungkinkan pilot untuk memilih rute dengan tingkat radiasi lebih rendah.
2.Rotasi Kru yang Lebih Ketat: Maskapai menerapkan kebijakan rotasi yang membatasi jumlah penerbangan jarak jauh atau rute polar yang dilakukan oleh seorang kru dalam periode tertentu.
3.Peningkatan Desain Pesawat: Produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus terus mengembangkan material yang lebih efektif dalam meredam radiasi kosmik.
4.Edukasi dan Kesadaran: Program pelatihan kru udara kini mencakup informasi tentang risiko radiasi kosmik dan cara meminimalkan paparan.
Pandangan dari Cockpit: Suara Para Profesional Udara
Captain Miguel Rodrigues, Ketua Asosiasi Pilot Internasional, menyatakan, "Kami menghargai langkah-langkah yang telah diambil, tetapi masih ada ruang untuk peningkatan. Transparansi data paparan radiasi dan penelitian lebih lanjut sangat diperlukan."
Sementara itu, Aileen Wong, pramugari senior dengan pengalaman 15 tahun, menambahkan, "Banyak dari kami yang memilih profesi ini karena passion. Namun, kami juga ingin memastikan bahwa keselamatan jangka panjang kami terjamin."
Menatap Langit Masa Depan
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan risiko radiasi kosmik, industri penerbangan menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan efisiensi operasional dengan keselamatan kru. Dr. Elena Petrova, ahli fisika atmosfer dari Universitas Moskow, menyarankan, "Pengembangan teknologi perisai radiasi yang lebih canggih dan integrasi data cuaca luar angkasa dalam perencanaan penerbangan adalah langkah krusial berikutnya."
Sementara kita terus menjelajahi cakrawala baru dalam penerbangan komersial, penting untuk memastikan bahwa mereka yang membawa kita ke langit tidak harus mengorbankan kesehatan jangka panjang mereka. Dengan kolaborasi antara industri, regulator, dan komunitas ilmiah, kita dapat berharap untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi para penjaga langit kita.
Editor: Ariful Hakim