Ceknricek.com -- Berkaca dari pengalaman sebelumnya, setiap kali liburan panjang atau long weekend selama pandemi COVID-19, selalu terjadi peningkatan kasus positif.
Pada bulan ini, khususnya mulai tanggal 28-31 Oktober terjadi long weekend yang didahului liburan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Kamis, 28 Oktober. Sudah barang tentu, sebagian warga bakal memanfaatkan long weekend untuk berlibur atau keluar rumah.
Pilihan berlibur di tengah pandemi, bukan keputusan yang ideal untuk saat ini. Apalagi dalam empat pekan terakhir ada peningkatan kasus positif COVID-19 yang cukup signigikan.
Bahkan dalam sepekan pasien positif bertambah pada angka 28.000 atau rata-rata sekitara 4.000 kasus sehari. Atas dasar ini, long weekend akhir Oktober menjadi momentum bagi semua masyarakat untuk menganitisipasi terjadinya lonjakan pasien positif.
Mobilitas warga yang tinggi selama liburan dan bakal ada banyak kerumunan di lokasi wisata. Munculnya pasien tanpa gejala yang kebetulan keluar berlibur akan membawa virus kepada orang-orang berisiko tinggi atau rentan tertular. Sekadar mengingatkan, Indonesia termasuk negara dengan angka OTG mencapai 70-80 persen.
Klik video untuk tahu lebih banyak - LIBUR PANJANG DI RUMAH SAJA!
Mengantisipasi hal tersebut, pemerintah melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada semua jajarannya untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus corona di Tanah Air.
“Kita memiliki pengalaman kemarin, liburan panjang 1,5 bulan (akhir Agustus 2020), mungkin setelah itu terjadi kenaikan kasus yang agak tinggi, “ujar Presiden dalam rapat terbatas Antisipasi Penyebaran COVID-19 Saat Libur Panjang Akhir Oktober 2020 di Istana Merdeka, Senin (19/10/20).
Senada dengan Presiden, Jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat agar rekor pasien positif saat liburan tidak terulang lagi. Masyarakat diharapkan tetap patuh protokol kesehatan dengan keluar rumah seperlunya saja. Sebab sampai saat ini, COVID-19 di Indonesia belum terkendali.
Kasus liburan panjang Agustus tidak boleh terulang lagi. Nah, bagaimana caranya?
Masyarakat sebaiknya menunda dulu keinginan berlibur atau ke luar rumah. Selain itu, penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat wisata tidak menjamin para pengunjungnya akan terhindar dari paparan virus corona.
“Oleh sebab itu, ini perlu kita bicarakan agar kegiatan libur panjang dan cuti bersama ini jangan sampai berdampak pada kenaikan kasus COVID-19, “ujar Presiden.
Pernyataan Jokowi ini seakan menjadi koreksi bagi keputusan pemerintah yang menetapkan cuti bersama pada akhir Oktober 2020 tepatnya 28 dan 30 Oktober yang mengapit tanggal merah peringatan Maulid Nabi 28 Oktober.
Liburan panjang berpeluang memperbesar potensi peningkatan kasus virus corona di Tanah Air jika tidak diantisipasi secara benar oleh para pemangku kepentingan.
Beberapa epidemiolog bahkan mengingatkan agar warga tetap waspada terhadap penularan COVID-19, karena kerumunan dan keramaian sulit dihindarkan. Keputusan akhirnya berada di tangan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Lebih baik mencegah daripada mengobati, mungkin bisa jadi jurus ampuh bagi masyarakat yang sulit menahan diri menikmati liburan.
Baca juga: Vaksin COVID-19 Dinanti, Protokol Kesehatan Tetap Diutamakan