Ceknricek.com -- Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan PT Bio Farma memaparkan perkembangan terbaru seputar pengadaan vaksin COVID-19.
Hingga saat ini, proses penyediaan vaksin COVID-19 sudah dalam proses uji klinis fase 3. Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dan Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto dalam webinar yang disiarkan dari Media Center Satgas COVID-19, Graha BNPB Jakarta, Senin (19/10/20) mengungkapkan optimisme sekitar November atau Desember 2020, vaksin COVID-19 akan siap diproduksi.
Untuk skema vaksinasi, Wiku menjelaskan akan diprioritaskan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang berisiko tinggi tertular virus corona.
“Skema pemberian vaksin, kita akan tentukan prioritasnya. Karena vaksin datang secara bertahap, maka pemerintah akan menentukan apakah berdasarkan kelompok atau daerah mana yang diutamakan,”paparnya.
Lebih lanjut, Wiku menyatakan skema vaksinasi akan dimatangkan setelah vaksinnya siap edar.
“Yang lebih utama, kita akan memastikan apakah vaksin COVID-19 ini sudah lolos uji klinis sebanyak tiga fase dan hasilnya efektif dan aman,”tambahnya.
Dalam proses vaksinasi nanti, pemerintah bersama Satgas COVID-19 melalui Kementerian Kesehatan akan memprioritaskan pada sejumlah kelompok masyarakat.
Klik video untuk tahu lebih banyak - TATA CARA PAKAI MASKER
“Tenaga kesehatan, kelompok pelayanan publik yang berinteraksi dengan masyarakat banyak akan jadi prioritas,”ungkap Wiku.
Menyoal harga vaksin, sampai saat ini belum ada keputusan pasti antara pemerintah dan PT Bio Farma sebagai produsen. Namun menurut Wiku, pemerintah menjamin tidak akan membebankan masyarakat dengan harga yang tinggi. Bio Farma mematok angka kisaran Rp200 ribu per dosis.
“Tentunya tidak akan memberatkan warga. Pemerintah akan tentukan skema pembiayaannya. Pada prinsipnya, kita akan memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat,”ujar Wiku.
Pada kesempatan tersebut, Wiku Adisasmito menekankan pentingnya masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan meski vaksin COVID-19 bakal tersedia.
“Dengan adanya vaksin, bukan berarti kita lengah tapi harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Seluruh dunia masih terus belajar mengenai penyakit ini, kita belum tahu efektivitasnya bagi tubuh manusia. Kita akan tahu setelah hasil uji klinisnya tuntas,”terang Wiku.
Sambil menunggu vaksin, Pengajar Universitas Indonesia ini mengimbau masyarakat mengingatkan agar tidak melihat vaksin sebagai satu-satunya jalan keluar dalam mengatasi virus corona.
“Pemerintah sudah mengajak masyarakat melakukan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak. Semakin banyak terapkan protokol kesehatan akan semakin baik. Dengan adanya perubahan perilaku dan vaksin sudah ada, maka masyarakat akan terlindungi,” pungkasnya.
Pesan pemerintah, ingatlah orang-orang tercinta agar terhindar Covid dengan jalan selalu pakai masker, jaga jarak aman dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Juga jangan lupa berdoa dan bertawakal kepada Tuhan.
Baca juga: Bio Farma Dapat Izin dari CEPI untuk Produksi Vaksin COVID-19
Baca juga: WHO Akan Dilibatkan Dalam Pelatihan Khusus Vaksinasi COVID-19