Ceknricek.com -- Pandemi COVID-19 memberikan tantangan tersendiri bagi negara pulau atau kepulauan. Kebijakan pembatasan kadang tidak efektif lantaran mobilitas warganya yang cenderung tinggi.
Berbicara dalam Pertemuan ke-3 Tingkat Menteri (The 3rd Ministerial Meeting) yang dipantau di Jakarta, Kamis, (26/11/20) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak negara pulau dan kepulauan yang tergabung dalam Archipelagic and Island State (AIS) Forum untuk bersatu menghadapi pandemi COVID-19.
“Pandemi COVID-19 yang dirasakan seluruh dunia telah mengubah berbagai tatanan masyarakat. Seluruh negara pulau dan kepulauan harus menjunjung tinggi solidaritas untuk menyelesaikan permasalahan ini bersama,” katanya.
Dalam siaran persnya Luhut mengungkapkan pertemuan yang digelar secara virtual ini dihadiri lima menteri negara partisipan, 24 perwakilan negara partisipan dan enam organisasi internasional. Pertemuan tersebut bertujuan menjaga momentum kolaborasi antar negara sebagai persiapan Konferensi Tingkat Pertama Tingkat Kepala Negara.
Pertemuan yang mengusung tema Fostering Solidarity Between Archipelagic and Island States: Toward a Sustainable Ocean Future ini berusaha menggali berbagai potensi dari sektor kemaritiman. Diharapkan berbagai inovasi akan lahir dan dapat dikembangkan untuk memaksimalkan strategi ekonomi biru demi memulihkan ekonomi dunia.
Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI SURYOPRATOMO
“Pandemi tidak dapat mematahkan semangat kita untuk terus berkolaborasi dan memecahkan berbagai tantangan yang ada, masyarakat negara pulau dan kepulauan merupakan rakyat yang tangguh. Mengalir di darah kita semangat inovasi, adaptasi, daya guna dan berorientasi pada hasil,” lanjutnya.
Luhut menjelaskan tahun 2021 akan menjadi tahun krusial bagi seluruh negara pulau dan kepulauan untuk menguatkan kolaborasi dan menyambut Konferensi Tingkat Kepala Negara yang pertama.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama yang hadir juga dalam pertemuan tersebut mengungkapkan empat poin yang dibahas para negara partisipan.
Ada empat poin utama yang dibahas dalam Forum AIS kali ini. Pertama, mengenai korelasi antara perkembangan ekonomi dengan perlindungan lingkungan global, demi menjaga dunia kemaritiman dan ekosistem kelautan. Kedua, strategi kerja sama ekonomi biru yang mampu mengidentifikasi, membuka dan mengembangkan berbagai potensi kemaritiman. Ketiga, konektivitas digital ekonomi biru, dimana kapasitas digital harus dibangun, meningkatkan akses dan pengembangan infrastruktur bersama. Keempat, mengenai investasi laut yang berkelanjutan untuk mengembangkan mekanisme dan berbagai instrumen untuk menjaga keberlanjutan ekonomi dunia.
“Keempat tema kunci ini saling berkorelasi satu dengan yang lainnya, demi menjaga dan meraih keberlanjutan sektor kemaritiman dunia dan bersama-sama kita menghadapi krisis pandemi yang melanda,” tandas Wishnutama.
Baca juga: Jumah Pasien COVID-19 di RSKI Pulau Galang dan Wisma Atlet Per Hari ini
Baca juga: Pandemi COVID-19 Dorong Peningkatan Kualitas Fasilitas Dalam Negeri