Manifestasi | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto : Istimewa

Manifestasi

Ceknricek.com--Hari Minggu, 28 Juni 1914 atau 107 tahun lalu pangeran Franz Ferdinand Putra Mahkota dinasti Hapsburg Austria – Hungaria dibunuh dalam suatu kunjungan ke Sarajevo, ibukota Provinsi Bosnia. Dia dibunuh dengan ditembak bersama istrinya dalam suatu iring – iringan rombongan kerajaan. Pembunuhnya Gavrilo Princip, 19 tahun, seorang anak muda anggota geng yang menginginkan kemerdekaan negeri Bosnia Herzegovina. Meyakini bahwa pembunuhan putra mahkota tersebut akan membawa kemerdekaan negerinya. Jadi dia melakukan hal tersebut.

Tapi izinkan saya menceritakan bagaimana Franz Ferdinand mati. Princip bergerak dengan suatu kelompok kecil diperkirakan 8 – 10 orang. Serangan pertama berupa lemparan granat diarahkan kepadanya, namun meleset. Granat tersebut hanya mengenai bagian belakang mobil Franz, kemudian terpental tidak meledak. Ia malah mengenai peserta rombongan iring – iringan mobil di belakang Franz Ferdinand.

Mobil yang dikendarai Pangeran Franz terus berjalan. Ajudannya saat itu menyarankan agar ia kembali ke istana atau ke rumah sakit. Tapi Franz mendesak agar mobilnya berbalik arah memutar, karena ia ingin melihat kondisi para korban yang terluka. Karena mobil zaman dahulu itu belum memiliki gigi mundur, sang sopir menghentikan mobil. Entah bagaimana pokoknya karena sesuatu alasan sopir menghentikan mobilnya yang kebetulan tepat disamping Gavrilo Princip, pembunuhnya.

Princip yang awalnya hanya mengamati dari jauh serangan pertama dari pinggir jalan tidak menyangka peluang untuk membunuh Pangeran Franz terbuka di depan matanya. Segera ia meraih sepucuk pistol disakunya. Tembakan pertama dilepaskan ke perut istri Pangeran Franz, Sophie Chotek dan tembakan kedua menembus leher Pangeran Franz.

Pembunuhan Franz Ferdinand

Dikatakan di dalam Al Quran, “Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, “Ini dari engkau.” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?” 4. 78

Frans Ferdinand adalah salah seorang tokoh penguasa terkuat di dunia saat itu. Bahkan dengan pengawalan sebanyak apapun, kematian tetap datang dari arah yang tak terkirakan. Bahkan kalau kamu berada di dalam benteng yang kokoh sekalipun, kematian tetap akan mendapatkan jalannya kepada dirimu.

“…Katakanlah, “Meskipun kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi hati…” 3. 154

Segala peristiwa yang kebetulan, hanya karena dipersepsikan oleh pikiran manusia sebagai kebetulan. Lolos dari serangan pertama, hanya mengantarkannya ke dalam pintu maut yang sesungguhnya. Seperti menghantarkan peluang Princip membunuh Ferdinand yang menghentikan mobilnya tepat di depan dirinya. Oleh karena itu, sesungguhnya tidak ada yang namanya kebetulan. Semua hal dan semua peristiwa terjadi karena memiliki alasan di belakangnya yang kita tidak tahu. Seperti halnya kematian, adalah diwujudkan lewat jalan manifestasi atau perantara untuk kematian tersebut supaya sampai kepada diri kita. Itulah yang dinamakan Manifestasi Kematian. 

Penyebab Perang Dunia I

Kematian Pangeran Franz Ferdinand ditengarai sejarawan sebagai penyebab “langsung” Perang Dunia 1 (28 Juli 1914 s/d 11 November 1918). Karena kerajaan Austria – Hungaria kemudian menuduh negara tetangganya Serbia menyokong usaha pembunuhan tersebut. Kerajaan Austria – Hungaria menyatakan perang dengan Serbia. Serbia didukung oleh sekutunya Russia. Sedangkan Austria – Hungaria didukung oleh sekutunya Jerman. Perang kemudian segera melebar menjadi Perang Dunia.

Perang Dunia 1 adalah penyebab terjadinya Perang Dunia 2 ( 1 September 1939 s/d 2 September 1945). Perang Dunia 2 adalah penyebab terjadinya Perang Dingin (1947–1991), Perang Vietnam (1959–1975), Perang Afghanistan (1979–1989) dan Perang Korea (25 Juni 1950 s/d 27 Juli 1953). Perang Dunia 1 menandai kejatuhan Kekhalifahan Ottoman dan krisis kemanusiaan Palestina sampai sekarang. Perang Afghanistan melahirkan gerakan terorisme Al Qaeda. Al Qaeda melahirkan ISIS. Insiden demi insiden terjadi, kejadian demi kejadian adalah karena ditopang oleh kejadian pendahulunya.

PD pertama

Dunia modern sebagaimana yang kita kenal sekarang adalah terbentuk oleh Perang Dunia 1. Karena kematian 1 orang (Franz Ferdinand), menjadi penyebab kematian ratusan juta orang selanjutnya. Jadi,…jika Pangeran Franz tidak terbunuh pada hari itu, maka tidak akan ada Perang Dunia 1, Perang Dunia 2, Perang Dingin, Perang Vietnam, Perang Afganistan dan Perang Korea. Tidak akan ada Al Qaeda , ISIS dan Israel. Dunia modern sebagaimana yang kita ketahui sekarang akan jauh berbeda. 

Kita; saya dan anda adalah bagian dari struktur. Satu insiden adalah menjadi penopang untuk insiden berikutnya untuk bergulir terjadi. Tidak ada satu insiden atau kejadian yang berdiri sendiri. Dan tidak ada yang namanya kebetulan.

Perang Dunia II

Suatu peristiwa terjadi untuk suatu alasan tertentu. Proses ini dinamakan Manifestasi. Suatu kejadian memiliki Sinkronisitas dengan kejadian lainnya. Bahkan lewat Chaos “kekacauan” dan kekejaman lahir kebijaksanaan dan pelajaran tentang kehidupan. Gunung meletus ; melahirkan abu vulkanis dan air lava yang mematikan kehidupan disekelilingnya. Tapi setelah itu, menyuburkan tanah disekitarnya lebih subur dari sebelumnya. Geliat kehidupan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Perang Dunia 2 diakhiri dengan ledakan bom Atom Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945 membunuh 129,000 dan 226,000 orang. Kejadian ini menyebabkan menyerahnya Jepang kepada sekutu. Karena tekanan kepada bangsa Jepang yang begitu besar saat itu, melahirkan peluang pada waktu itu buat kita bangsa Indonesia memerdekakan diri. Ditandai dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Berjarak sekitar 8 hari dari pemboman tersebut.

Perang dunia kedua

Jadi, seandainya tidak terjadi Bom Atom kita mungkin masih belum merdeka seperti sekarang. Bahwa kejadian buat bangsa kita bisa memerdekakan diri dari penjajahan Belanda dan Jepang sesungguhnya memiliki korelasi dengan kejadian Perang Dunia 1 , Perang Dunia 2 dan Bom Atom 1 dan 2. Bukan suatu kejadian yang berdiri sendiri. Tidak ada kejadian yang berdiri sendiri, semua kejadian terjadi atas dasar skenario dimana semua perannya dimainkan oleh manusianya masing – masing. Sekarang anda perhatikan sekeliling anda dan orang – orang disekitar anda. Apakah ada sinkronisitas atas diri anda dengan orang – orang lain di sekitaran anda ?

Kisah Nabi Yusuf

Pelajaran ini sudah disampaikan dalam kisah Yusuf di Al Quran. Semua manifestasi berawal mula dari imajinasi manusia. Untuk merepresentasikan hal ini dikisahkan Nabi Yusuf bermimpi “…(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”…” 12. 4. Mimpi Yusuf digunakan sebagai bahasa simbolik untuk merepresentasikan alam imajinasi. Karena mimpi sesungguhnya adalah imajinasi manusia yang tidak terkontrol.

Kemudian Yusuf dibenci oleh saudara- saudaranya. Kemudian ia dimasukkan kedalam sumur. Kemudian ia diambil dari dalam sumur oleh pedagang budak yang lewat. Kemudian ia dijual sebagai budak kepada seorang pejabat Mesir. Kemudian ia tumbuh besar didalam rumah pejabat tersebut. Kemudian ia digoda untuk berzina oleh istri pejabat tersebut. Ia kemudian menolak. Lalu dipenjara. Ia kemudian menafsirkan mimpi penghuni penjara. Raja Mesir kemudian bermimpi dan ingin memahami takwil mimpinya tersebut. Yusuf kemudian menakwilkan mimpi raja. Kemudian ia diangkat menjadi pejabat raja.

Jadi supaya ia bisa mendapat akhir yang bahagia – sebagai pejabat raja. Yusuf harus sebelumnya dimasukkan ke penjara. Sebelum masuk penjara , ia harus mengalami digoda untuk berzina dengan istri pemiliknya. Sebelum ia digoda berzina, ia harus mengalami menjadi budak orang lain. Sebelum menjadi budak, ia harus mengalami dimasukkan kedalam sumur. Sebelum dimasukkan ke dalam sumur, ia harus mengalami dibenci oleh saudara – saudaranya sendiri.

Kisah Nabi Yusuf

“…Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (kisah) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” 12. 111.

Untuk semua hal bisa terwujud ,Allah Tuhan Yang Maha Kuasa mewujudkan hal tersebut lewat jalan perantara. Yaitu rentetan – rentetan kejadian yang bertalian satu sama lainnya, proses ini disebut manifestasi. Kurang lebih sama seperti film, dunia ini adalah panggung sandiwara dimana anda semua adalah pemain – pemainnya. Masing – masing orang memainkan perannya masing – masing yang sudah ditentukan skenarionya.

Di dalam dunia ini, sesungguhnya tidak ada kehendak bebas (Free Will), yang ada hanyalah ilusi kehendak bebas (The Illusion of Free Will) dan kebebasan untuk me – respon terhadap kenyataan hidup. Kemampuan diri kita untuk memberikan respon yang terbaik terhadap realitas kehidupan; dengan sikap yang baik. Masing – masing orang hidup menjalankan keadaan kesadarannya (State of Consciousness) masing – masing. Kaya ,miskin, tenar, tampan, sehat, bangkrut, jelek, pintar, bodoh, sakit dan lain- lain itu semuanya adalah keadaan kesadaran manusia (State of Consciousness).

Didalam masing – masing keadaan kesadaran terdapat jutaan tingkatan – tingkatan dan varian – varian. Sehingga ada milyaran kesadaran manusia (State of Consciousness) hingga jumlahnya yang tak terbatas. Persis seperti film atau game RPG (Role Playing Game), si kaya memainkan perannya sebagai orang kaya, si miskin memainkan perannya sebagai orang miskin, yang sakit memerankan perannya sebagai orang sakit dan semuanya satu sama lain bermain dalam satu skenario yang dibuatkan Tuhan.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait