Ceknricek.com -- Setelah batal bertemu di Chili, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping sedang mencari lokasi baru pertemuan mereka guna membahas kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang antara dua negara adikuasa itu. Beberapa tempat disarankan kedua kubu untuk menjadi lokasi pertemuan, mulai dari Alaska hingga Yunani.
Seperti dikabarkan Reuters, Rabu (6/11), Trump sebelumnya mengatakan ia dan Xi Jinping dapat menandatangani perjanjian di Iowa, negara bagian yang memiliki koneksi historis dengan Xi. Sekadar informasi, Xi pernah mengunjungi negara bagian itu sebanyak dua kali, yakni di tahun 1985 dan 2012. Adapun Trump menilai Iowa akan mendapat manfaat dari peningkatan pembelian barang pertanian AS oleh China.
Di sisi lain, seorang pejabat China mengatakan kubu Beijing kemungkinan menggelar pertemuan di Yunani, dimana Xi dijadwalkan tiba pada hari Minggu (10/11), selanjutnya ia akan menuju ke Brasil untuk pertemuan puncak negara-negara pasar berkembang utama yang dimulai Rabu (13/11).
Sumber-sumber terdekat Washington menjelaskan bahwa pembicaraan perdagangan tak mungkin dilangsungkan di negeri dewa-dewi itu. Pejabat pemerintah Yunani pun mengatakan bahwa sejauh ini, belum ada indikasi pemberitahuan kunjungan, seperti yang selama ini dilakukan Xi sebelum berkunjung. Sebaliknya, kedua belah pihak dapat memilih titik tengah seperti Hawaii atau Alaska.
“Ada saran tentang Alaska, ada saran tentang Hawaii. Saya yakin orang China akan memiliki beberapa saran tempat di China," kata Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross.
Kompleks
Belum sepakatnya tentang lokasi penandatanganan mencerminkan sifat pembicaraan kedua pimpinan itu yang memang kompleks. Sementara rincian kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang itu belum dipecahkan, mekanisme penegakan hukum dan tingkat keringanan tarif untuk China juga disebut-sebut belum jelas.
Kedua negara telah terlibat perang dagang sekitar 16 bulan terakhir. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund atau IMF) sebelumnya mengatakan, sebanyak US$700 miliar ditaksir bakal hilang dari PDB global pada 2020 apabila konflik antar kedua negara tak kunjung reda.
Trump ingin agar China membeli produk-produk pertanian dan peternakan China, seperti kedelai, daging babi, dan produk-produk lain AS yang telah dirugikan oleh perang dagang 16 bulan. Sementara Beijing meminta pengurangan tarif masuk untuk menjual produk-produk mereka di Negeri Paman Sam.
Baca Juga: Meski Trump dan Xi Batal Bertemu, China Optimistis Capai Kesepakatan Dengan AS
Trump sebelumnya telah membatalkan kenaikan tarif pada 15 Oktober lalu yang sebelumnya dijadwalkan atas barang-barang masuk senilai US$250 miliar. Pejabat administrasi Trump mengatakan mereka masih mempertimbangkan penetapan tarif pada 15 Desember mendatang untuk ponsel, komputer laptop, mainan, dan pakaian buatan China.
Sumber: Reuters
Salah seorang pejabat China mengatakan, Xi siap bertemu Trump di AS, asalkan kesepakatan memang benar-benar terjadi. China sendiri meminta pertemuan di Yunani karena dinilai sebagai negara yang netral dan aman.
“Xi orang yang praktis. Beliau siap pergi ke AS untuk menandatangani kesepakatan, selama memang ada kesepakatan yang bisa diraih," kata pejabat tersebut.
Xi saat ini sedang menjamu Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang sedang berkunjung ke Beijing, China, Rabu (6/11). China dan Prancis disebut-sebut telah menandatangani kontrak senilai US$ 15 miliar selama kunjungan Macron.Kesepakatan dicapai di bidang aeronautika, energi, dan pertanian, termasuk persetujuan bagi 20 perusahaan Perancis untuk mengekspor unggas, daging sapi dan babi ke Cina. Kesepakatan energi juga menjadi bagian dari nota kesepahaman antara Beijing Gas Group dan perusahaan listrik Perancis, Engie, untuk berkolaborasi dalam terminal dan penyimpanan gas alam cair di kota utara Tianjin.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar