Ceknricek.com -- China menyuarakan optimisme bahwa Beijing dan Washington dapat menemukan cara untuk meraih apa yang disebut kesepakatan perdagangan Fase Satu bulan depan, meskipun rencana bertemunya Presiden Donald Trump dan Xi Jinping pada forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik dipastikan batal.
Sebelumnya, kedua pemimpin Negara Adidaya itu rencananya akan bertemu dalam forum tersebut di Santiago, Chili, 17 November. Sayang, forum tersebut dibatalkan lantaran adanya aksi demonstrasi dan kerusuhan yang menewaskan setidaknya 18 orang dan 7.000 orang diamankan. Keputusan itu diambil oleh Presiden Chili, Sebastian Pinera.
Sekadar informasi, Trump juga sebelumnya dipastikan tak menghadiri pertemuan puncak dengan kepala negara ASEAN dan Asia Timur di KTT Amerika-ASEAN, Bangkok, Thailand 3-4 November mendatang. Sebagai gantinya, Trump mengutus Staf Presiden untuk Urusan Keamanan Nasional, Robert C. O'Brien dan Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross.
Sumber: Reuters
Kendati pertemuan kedua pemimpin itu tak jadi berlangsung, penasihat kabinet China, Zhu Guangyao mengatakan bahwa pihaknya optimistis bahwa kesepakatan dapat ditandatangani pada November. Syaratnya, kedua belah pihak harus terus menjaga komunikasi yang erat melalui jalur diplomatik.
"Berdasarkan prinsip-prinsip saling percaya dan saling menguntungkan, saya percaya kedua negara dapat mencapai kesepakatan besar," kata Zhu kepada Reuters, Kamis (31/10) usai menghadiri sebuah forum di Singapura. Zhu sendiri sebelumnya secara langsung terlibat dalam pembicaraan perdagangan bilateral AS-China saat masih menjabat wakil menteri keuangan tahun 2018.
Pada kesempatan terpisah, kementerian perdagangan China di Beijing mengatakan negosiasi perdagangan bilateral dengan Washington akan berjalan sesuai rencana. Beijing optimistis pembicaraan itu berjalan dengan baik.
“Kedua belah pihak tetap dalam komunikasi yang erat dan bahwa negosiator perdagangan utama akan mengadakan panggilan telepon pada hari Jumat (1/11),” kata sumber Kementerian Perdagangan China.
Perang 15 Bulan
Baik China dan AS sudah terlibat perang dagang selama 15 bulan terakhir. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund atau IMF) mengatakan, sebanyak US$700 miliar ditaksir bakal hilang dari PDB global pada 2020 apabila konflik antar kedua negara tak kunjung reda.
Meski tak jadi bertemu dengan Xi, Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat masih berharap kesepakatan dengan China bisa diteken pada bulan depan. Hingga saat ini, belum ada lokasi alternatif yang ditetapkan untuk pertemuan kedua pemimpin.
Baca Juga: Trump Tak Hadiri KTT Amerika-ASEAN dan Asia Timur
Sumber: AP
Trump sebelumnya mengatakan perjanjian Fase Pertama akan membahas masalah-masalah seperti kekayaan intelektual dan jasa keuangan, termasuk perjanjian bagi China untuk membeli produk pertanian Amerika sebesar US$40 miliar hingga US$50 miliar.
AS mengatakan akan mempertimbangkan untuk memperpanjang pengecualian tarif tertentu untuk impor dari China sebesar US$ 34 miliar selama kedua negara merundingkan perjanjian perdagangan. Pengecualian pada hampir 1.000 produk itu akan berakhir pada bulan Desember.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar