Mendiang Margiono yang Saya Kenal | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
sumber: Istimewa

Mendiang Margiono yang Saya Kenal

Ceknricek.com--Mendengar Mas Margiono berpulang pagi tadi, memori saya langsung membawa ke Rapat Pleno Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada suatu siang Oktober 2017. Rapat ini membahas persiapan Hari Pers Nasional 2018 di Padang. Rapat dipimpin Ketua Umum Margiono bersama Ketua Dewan Kehormatan Ilham Bintang. Saya yang sudah hampir 20 tahun meninggalkan kepengurusan PWI ikut dalam rapat ini karena diajak Bang Ilham Bintang.

Pagi harinya saya sengaja datang ke kediamannya di Taman Villa Meruya (TVM) yang belakangan ini makin populer oleh kehadiran Masjid Attabayun yang kini masih dalam tahap pembangunan. Bukan sekadar mengikuti pengajian rutin di situ, tapi ada "maksud lain"... yakni minta tolong sesuatu. Persisnya saya meminta bantuan Bang Ilham agar buku biografi Pak Rachmat Saleh yang saya tulis bisa ikut diluncurkan pada Hari Pers 9 Februari 2018 di Padang. Buku itu berjudul Legacy Sang Legenda Kejujuran Rachmat Saleh.

Kenapa ke Ilham Bintang? Karena saya tidak bersahabat dekat dengan Ketua Umum PWI Margiono. Saya merasa jauh lebih enak bicara minta tolong kepada Ilham. Bukan saja karena pernah sama-sama menjadi pengurus pusat PWI awal 2000a-n, tapi juga kenal dekat sebagai sahabat.

Mendiang Margiono

Di luar dugaan, saat makan siang usai pengajian di kediamannya bersama Ustadz Firanda, Ilham berujar, "Anda ikut saja ke PWI siang ini..."

Ahaa, bahagianya, pucuk dicinta ulam pun tiba. Saya semula mengira bahwa pekerjaan minta tolong ini tidak akan mudah. Eh, ternyata, teramat sangat mudah dan terasa sungguh indah.

Dengan menumpang mobil Bang Marah Sakti Siregar, bertiga kami menuju kantor pusat PWI di Jalan Kebon Sirih.

Di perjalanan, saya meminta Bang Ilham untuk memberi kata sambutan di dalam buku Legacy Rachmat Saleh. Alhamdulillah, dia langsung menyanggupi. Bahkan, Ilham menyarankan agar Margiono juga memberikan kata sambutan pada buku itu.

Sesampai di kantor PWI pusat, rapat baru saja dimulai. Ketika Ketua Dewan Kehormatan berbicara, Ilham pun mengenalkan saya kepada peserta rapat, termasuk Margiono. Senang sekali saya mendengar Ilham langsung ke titik sentral keinginan saya, yakni seolah mewakili saya menjelaskan buku biografi Rachmat Saleh yang patut diluncurkan pada puncak Hari Pers Nasional 2018 di Padang.

Saya  menunggu-nunggu peserta lain bicara, apakah PWI berkenan meluncurkan buku kebanggaan saya ini pada HPN? Ternyata Ketum PWI Margiono dengan wajah ramah tersenyum menyambut dengan baik sekali. Kata-kata yang keluar dari mulutnya terasa seakan dia adalah sahabat terdekat saya, padahal kami hanya kenalan biasa sesama wartawan senior.

Alhamdulillah.

Seusai rapat, saya datangi Margiono untuk meminta kesediaannya menulis kata sambutan dalam buku Legacy Sang Legenda Kejujuran. Ahaa, bahagianya, ternyata dia mengiyakan dan meminta saya memberikan masukan untuk bahan penulisan sambutannya.

Saat kembali ke ke TVM bersama Bang Ilham dan Bang Marah Sakti, hati saya sungguh berbunga-bunga. Semuanya dimudahkan Allah. Semuanya terasa indah, seindah persahabatan.

Sambutan Bang Ilham langsung jadi. Tidak ada yang mampu menandingi kecepatan dan keindahan tulisan tokoh pers Ilham Bintang. Di tangannya, soal sepele akan menjadi tulisan spesial.

Tapi, tidak demikian dengan Margiono. Butuh kesabaran untuk mengingatkan deadline pencetakan buku. Namun begitu, akhirnya jadi juga. Saya tentu memaklumi kesibukannya yang luar biasa. Begitulah para tokoh inti PWI setiap kali menjelang Hari Pers Nasional.

Alhamdulillah, pada puncak HPN 2018, buku Legacy Sang Legenda Kejujuran Rachmat Saleh diluncurkan oleh Margiono secara langsung bersama sejumlah buku karya wartawan lainnya, di antaranya yang menjadi bintang adalah buku karya Ilham Bintang berjudul Jalan Jalan Ala Ilham Bintang.

Saya tentu berbahagia sekali.

Pertama, buku ini diluncurkan PWI di depan Presiden dan peserta HPN. Momentum ini menjadikan bobot buku naik tinggi sebagai karya wartawan, dan terlebih lagi diberi kata sambutan oleh dua tokoh pers nasional: Ilham Bintang dan Margiono.

Caption

Kedua, tidak kalah bahagianya saya saat dipeluk Rachmat Saleh ketika saya kabarkan bahwa buku biografinya akan diluncurkan oleh PWI pada puncak Hari Pers. Hari itu, 5 Februari 2018, saya pamitan ke Pak Rachmat untuk berangkat ke Padang meluncurkan biografinya.

Tapi begitulah roda kehidupan terus berputar. Tanggal 9 Februari 2018, saya berbahagia sekali karena pada puncak Hari Pers itu karya saya diluncurkan Ketua Umum PWI di depan Presiden dan ribuan wartawan seluruh Indonesia. Tapi, dua hari kemudian, 11 Februari 2018, Rachmat Saleh berpulang ke rahmatullah. Sang Legenda Kejujuran itu pergi untuk selamanya dengan sederetan karya besar bermanfaat besar yang telah diwariskannya. Air mata tak terbendung. Kesedihan memuncak. Meskipun, meminjam istilah Ilham Bintang, Rachmat Saleh pergi dengan bahagia hanya dua hari setelah biografinya diluncurkan.

Dan, hari ini, kesedihan lain pun menyeruak, saat sahabat Margiono yang juga adalah Ketua Dewan Penasehat PWI Pusat berpulang ke rahmatullah, hanya sepekan menjelang puncak Hari Pers Nasional 2022 di Kendari.

Mas Margiono...

Selamat Jalan... Terima kasih atas persahabatan indah dan banyak legacy yang Anda tinggalkan untuk kami...

Allahummaghfirlahu....


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait