Oleh Marsma TNI (Purn). Dr. dr. Krismono Irwanto., MHKes.
07/29/2024, 9:02 WIB
Ceknricek.com--Setiap tanggal 29 Juli, TNI Angkatan Udara merayakan Hari Baktinya. Tanggal ini bukan sekadar peringatan biasa, melainkan momen yang sarat dengan sejarah heroik dan semangat patriotisme. Kita diajak untuk mengenang kembali peristiwa bersejarah pada 29 Juli 1947, ketika untuk pertama kalinya pesawat-pesawat TNI AU melakukan serangan udara terhadap posisi Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Dipimpin oleh Commodore Udara Agustinus Adisutjipto, empat pesawat Cureng (Curtiss Wright CW-22 Falcon) lepas landas dari Pangkalan Udara Maguwo (kini Bandara Adisucipto) di Yogyakarta. Misi ini bukan hanya menandai kemampuan tempur udara Indonesia yang baru lahir, tetapi juga menjadi simbol tekad dan keberanian bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.
Serangan ini, meski secara militer mungkin tidak terlalu signifikan, memiliki dampak psikologis yang luar biasa. Bagi rakyat Indonesia, ini adalah bukti bahwa bangsa kita mampu menguasai teknologi penerbangan dan berani melawan penjajah di udara. Bagi pihak Belanda, ini adalah kejutan yang tidak terduga, menyadarkan mereka bahwa perjuangan Indonesia tidak bisa diremehkan.
Foto: Istimewa
Namun, keberhasilan ini harus dibayar mahal. Pada penerbangan kembali ke pangkalan, pesawat yang diterbangkan oleh Adisutjipto dan Abdulrahman Saleh ditembak jatuh oleh pesawat pemburu Belanda. Kedua perwira ini gugur sebagai pahlawan, meninggalkan warisan semangat juang yang abadi.
Peristiwa 29 Juli 1947 ini menjadi titik balik dalam sejarah penerbangan militer Indonesia. Ia menandai lahirnya tradisi kepahlawanan di udara, yang terus dipelihara dan dikembangkan hingga hari ini. Semangat '47 ini menjadi api yang tak pernah padam, terus memotivasi setiap anggota TNI AU untuk berinovasi, meningkatkan kemampuan, dan siap berkorban demi negara.
Hari Bakti TNI AU bukan sekadar perayaan ceremonial. Ia adalah momen refleksi dan introspeksi. Bagaimana TNI AU dapat terus relevan dalam menghadapi tantangan keamanan modern?
Ketika kita menengok ke belakang, ke tahun 1947, kita melihat sekelompok kadet penerbang TNI AU yang dengan keberanian luar biasa menaklukkan langit Indonesia menggunakan pesawat Cureng sederhana. Mereka menulis sejarah dengan serangan udara pertama mereka, menyalakan api semangat '47 yang hingga kini terus berkobar. Semangat inilah yang menjadi katalis transformasi TNI AU menjadi kekuatan udara modern yang disegani dunia.
Perjalanan TNI AU dari era pesawat kayu hingga armada jet tempur canggih adalah kisah evolusi yang menginspirasi. Dulu, para penerbang harus berjuang dengan kokpit terbuka dan instrumen analog. Kini, mereka mengendalikan pesawat dari kokpit futuristik dengan teknologi avionik mutakhir. Setiap misi yang dijalankan adalah bukti nyata inovasi tanpa henti TNI AU.
Namun, TNI AU sadar bahwa teknologi canggih tak berarti tanpa sumber daya manusia yang unggul. Fokus pada pengembangan alutsista diimbangi dengan peningkatan kualitas personel. Para penerbang dan teknisi TNI AU terus diasah melalui pelatihan intensif, baik di dalam maupun luar negeri. Mereka adalah para profesional yang siap menghadapi tantangan di era Industri 4.0.
Kemerdekaan Indonesia tak hanya di darat dan laut, tapi juga di udara. TNI AU berkomitmen mencapai kemandirian teknologi dengan mengembangkan industri kedirgantaraan dalam negeri. Langkah ini bukan hanya mengurangi ketergantungan pada negara lain, tetapi juga membuka lebar pintu inovasi lokal.
Di era digital, kolaborasi adalah kunci. TNI AU menjalin kerjasama erat dengan industri swasta, akademisi, dan lembaga riset. Hasilnya? Pengembangan teknologi drone, sistem simulasi canggih, dan berbagai inovasi yang memperkokoh posisi TNI AU di kancah internasional.
Semangat '47 adalah warisan tak ternilai yang terus menginspirasi. TNI AU bukan hanya menjaga kedaulatan udara, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Dengan semangat juang yang tak pernah padam, TNI AU terus bertransformasi menjadi kekuatan udara yang modern, tangguh, dan siap menghadapi segala tantangan.
Bagi generasi muda, TNI AU adalah teladan nyata semangat pantang menyerah dan inovasi. Mari kita dukung dan apresiasi upaya TNI AU dalam menjaga kedaulatan negara. Jadilah bagian dari sejarah baru, tuliskan kisah suksesmu sendiri, dan bersama-sama kita bawa Indonesia terbang lebih tinggi di pentas dunia.
#Marsma TNI (Purn) Dr. dr. Krismono Irwanto., MHKes. Mantan Kepala Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto.
Editor: Ariful Hakim