Mengenal Lebih Dalam J.R.R Tolkien, Bapak Cerita Fantasi Modern | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Istimewa

Mengenal Lebih Dalam J.R.R Tolkien, Bapak Cerita Fantasi Modern

Ceknricek.com -- Pecinta cerita fantasi pastinya sudah tidak asing lagi dengan nama J.R.R Tolkien. Penulis asal Britania Raya yang lahir hari ini, 127 tahun lalu, tepatnya pada 3 Januari 1892 ini populer sebagai “Bapak Fantasi Modern”.

Bukan tanpa alasan tentunya, julukan itu disematkan pada Tolkien. Pasalnya, hampir semua penulis cerita fantasi di dunia dipengaruhi lewat cara bertutur dan imajinasinya yang tentu saja populer lewat karyanya The Hobbit dan The Lord of the Rings.

Namun, J.R.R Tolkien bukan hanya penulis di dunia yang terkenal lewat karakter dan imajinasinya yang kuat. Selain dikenal sebagai sastrawan, ia juga seorang pakar linguistik dan pernah terjun dalam Perang Dunia I.

Sumber: Istimewa

Berikut beberapa fakta Tolkien yang patut diketahui oleh para penggemar:

Penulis yang Romantis

Ketika Tolkien berusia 16 tahun ia jatuh cinta pada Edith Bratt yang usianya lebih tua tiga tahun serta merupakan tetangganya semasa kecil dalam asuhan pendeta Francis Morgen.

Baca Juga: Biografi Enid Blyton, Pembangkit Mimpi Anak-anak untuk Bertualang

Di desanya mereka berdua dikenal sebagai anak usil yang menghabiskan waktu di atap rumah sambil melemparkan gula pada setiap orang yang lewat atau melakukan hal-hal konyol lain.

Menurut Biographics, wali Tolkien, Pastor Francis kemudian melarang hubungan persahabatan antara Tolkien dan Edith, bukan karena masalah lemparan gula dan kejahilan mereka tetapi karena Edith adalah seorang Protestan.

Tolkien memenuhi keinginan walinya untuk tidak mendekati teman perempuannya selama bertahun-tahun hingga suatu hari ketika ulang tahun Edith yang ke-21 ia menulis surat serta meminangnya. Keduanya pun menikah hingga dikaruniai empat orang anak.

Sumber: Istimewa

Kisah asmaranya pun ia tuangkan dalam karakter Beren dan Luthien pada novelnya The Silmarillion yang menceritakan kisah cinta antara Beren putra Barahir (bangsa Manusia), dan Lúthien, putri raja Elf Elu Thingol.

Polyglot Ulung

Tolkien memiliki bakat dalam penggunaan bahasa dan ia memiliki minat yang besar untuk mempelajarinya. Biographics menulis Tolkien adalah seorang anak yang cerdas yang mampu menguasai bahasa kuno dan modern.

Dia sudah menguasai empat bahasa pada saat remaja, dan ketika dewasa dia bisa berbicara bahasa Swedia, Norwegia, Denmark, Jerman, Belanda, Perancis, Spanyol, Italia, Welsh, Rusia, dan Finlandia.

Meskipun begitu, Tolkien masih belum puas hanya dengan menguasai bahasa yang digunakan manusia di berbagai belahan negara, dia pun akhirnya belajar menguasai sejumlah besar bahasa kuno, termasuk Old Norse, Old English, Middle English, dan Welsh abad pertengahan.

Terjun Dalam Perang Dunia I

Ketika Perang Dunia I pecah pada 1914, Tolkien memilih untuk menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu di Oxford sebelum akhirnya mendaftarkan diri dalam dinas militer pada 1916. Ia kemudian bergabung dengan pasukan penembak Lanchasire dengan pangkat Letnan Dua.

Sumber: Istimewa

Tolkien sebelumnya berlatih bersama Batalion 13 Cannock Chase, Staffordshire, selama 11 bulan. Pada 2 Juni 1916, ia lalu menerima telegram penempatannya di Perancis untuk kemudian terlibat dalam pertempuran Somme.

Baca Juga: Kiprah JRR Tolkien: Penulis Novel Epik "The Lord of the Ring"

Dengan mata kepalanya sendiri Ia kemudian menyaksikan kengerian dan pembantaian dalam perang besar tersebut. "Sampai tahun 1918, seluruh teman dekat saya meninggal kecuali satu orang," ungkap Tolkien dikutip dari Biography.

Ikut Menulis dalam Kamus Oxford

Setelah dibebastugaskan dari militer, Tolkien menulis kamus, di antara tahun 1919 dan 1920, Oxford English Dictionary menulis bahwa Tolkien adalah staf yang mengerjakan kata-kata di kamus dengan awalan huruf W. Kontribusinya dalam kamus meliputi definisi dari "waggle," baik kata benda dan kata kerja.

Sumber: Istimewa

Dia juga mengerjakan definisi dari kata "walnut," "walrus," dan "wampum," karena editor merasa kalau kata-kata itu memiliki "etimologi yang sangat sulit" dan oleh karena itu membutuhkan seseorang yang ahli dalam kata.

Tahun 1920, ia juga bergabung dalam jurusan Bahasa Inggris Universitas Leeds dengan jabatan reader atau akademisi senior. Beberapa tahun kemudian, setelah diangkat menjadi Profesor di Universitas Oxford ia juga membentuk grup menulis bernama The Inklings yang kelak melahirkan CS Lewis lewat karyanya, Chronicles of Narnia.

Menciptakan Bahasa Baru

Sebagai seorang filolog dan linguis, Tolkien terus menggunakan pikirannya dengan menciptakan bahasa-bahasa baru, yang banyak di antaranya (seperti bahasa Elf Quenya dan Sindarin) ia gunakan secara luas dalam tulisannya.

Sumber: Istimewa

Dia bahkan menulis lagu dan puisi dalam bahasa fiksinya. Selain itu, Tolkien bekerja untuk merekonstruksi dan menulis dalam bahasa yang sudah punah seperti Medieval Welsh dan Lombardic.

Baca Juga: Mengenang Goethe: Sastrawan Terbesar Jerman

Puisinya BagmÄ BlomÄ (Bunga Pohon) mungkin merupakan karya asli pertama yang ditulis dalam bahasa Gothic dalam lebih dari satu milenium.

Menyesal Jadi Figur Budaya

Tahun 1960-an ketika buku The Lord of the Rings diterbitkan di Amerika dan lepas landas menjadi buku terlaris secara internasional, Tolkien mulai jenuh terhadap ketenarannya dan memilih menyepi ke Bournemouth, Inggris.

Dia memilih untuk pensiun dari dunia kepengarangan serta mengubah nomor teleponnya karena menyesal telah menjadi figur budaya. Empat belas tahun kemudian, pada 2 September 1973, Tolkien meninggal dunia dan dimakamkan di Wolvercote.

Sumber: Istimewa

Tolkien dikuburkan bersama istrinya, Edith,di Pemakaman Wolvercote, Oxford. Atas instruksinya, batu nisan mereka pun memiliki nama "Beren" dan "Luthien" yang terukir di nisan yang merupakan kisah cinta hidup mereka yang dituang dalam The Silmarillion.

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait