Mengenang Marlon Brando, Aktor Sekaligus Pejuang Sosial | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Marlon Brando. Ilustrasi Sumber : Visual Cocaine

Mengenang Marlon Brando, Aktor Sekaligus Pejuang Sosial

“A man who doesn’t spend time with his famliy can never be a real man”- (Vito Corleone-Marlon Brando).

Ceknricek.com -- Siapakah penggemar film yang tidak mengenal Marlon Brando, aktor legendaris yang terkenal lewat salah satu perannya, Vito Corleone, seorang ketua mafia dari Italia yang merupakan film terbaik sepanjang masa “The Godfather” (1972). Lewat film inilah namanya dikenal luas di seluruh dunia.

Padahal jauh sebelum itu, lelaki yang tepat pada tanggal hari ini, 3 April 1924 lahir, telah menunjukan kepiawaiannya dalam melakukan seni akting. Salah satunya dalam film garapan Elia Kazan “A Streetcar Named Desire” (1951) dengan perannya sebagai Stanley Kowalkski.

Marlon Brando dan Vivien Leigh dalam salah satu adegan film A Streetcar Named Desire (1951). Sumber : Allposters.com

Film adaptasi novel peraih penghargaan Pulitzer, Tenesse Wiliiam tersebutlah yang menandai tahun pertama dari empat nominasi Oscar untuk Aktor Terbaik berturut-turut yang diraih oleh Marlon Brando.

Brando Kecil

Kemampuan akting seorang Marlon Brando memang telah terlihat sejak ia masih anak-anak. Beberapa orang terdekatnya mengatakan bahwa dia memiliki kemampuan untuk menirukan sesuatu atau seseorang, atau sering disebut mimik. Dia bisa menirukan perangai anak-anak lain dan menampilkannya secara dramatis. Brando juga dikenal memiliki pandangan berbeda dan sisi realisme yang tinggi dalam berperan.

Marlon Brando. Sumber : UsaToday.com

Ada cerita unik ketika dia mempelajari seni peran di American Theater Wing Professional School. Stella Adler, mentor Brando saat itu, meminta anak asuhnya untuk berakting seperti ayam, dia menambahkan situasi dengan memberi tahu bahwa akan ada bom nuklir yang akan jatuh. Alhasil, seluruh murid berkokok dan lari kocar-kacir. Namun hanya Brando yang duduk tenang dan berpura-pura sedang mengerami telur. Adler pun bertanya mengapa dia bereaksi seperti itu, dan Brando menjawab, “I’m a chicken. What do I know about bombs?”

Sebagai seorang aktor Brando juga dikenal sebagai orang yang berperan dalam memberi contoh tentang Stanislavski system of acting. Sistem Stanislavski adalah sebuah pengembangan teknik untuk melatih aktor dan aktris. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter yang benar-benar meyakinkan. Sistem ini berfokus pada melatih seseorang dalam mengontrol suatu kinerja yang tak terlihat dan aspek tingkah laku manusia yang sulit dikendalikan, contohnya adalah emosi dan kepekaan pada seni.

Debut Pertama Film

Debut Marlon Brando dalam dunia film ditandai dengan perannya sebagai Ken, dalam film “The Men” (1950) garapan Fred Zinemann. Meskipun film tersebut gagal secara komersil, namun nama Brando mulai dilirik sutradara-sutradara Amerika.

Namanya kemudian mulai dikenal saat dia berperan sebagai Stanley Kowalski di film keduanya, “A Streetcar Named Desire” (1951). Ia masuk ke dalam nominasi Oscar kategori aktor terbaik tapi kalah dari Humphrey Bogart dengan "African Queen"-nya.

Sejak melakukan debut di layar lebar melalui film "The Men" (1950), Marlon Brando adalah salah satu aktor yang telah diakui oleh banyak pihak sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia perfilman. Namanya masuk ke dalam daftar American Screen Legend versi American Film Institute yang dirilis pada 1999. Ia menempati peringkat ke-4 di bawah Humphrey Bogart, Cary Grant, dan James Stewart. Bahkan Brando juga menjadi bagian dalam Time 100: The Most Important People of the Century oleh majalah TIME.

Kemampuan akting seorang Brando memang sudah diakui oleh semua orang. Sepanjang karirnya, ia sudah membintangi lebih dari 40 judul film. Tercatat dia masuk ke dalam nominasi Academy Awards secara beruntun dari 1953 hingga 1955. Dari tiga kesempatan lainnya, dia berhasil memenangkan Oscar pertamanya melalui film “On the Waterfront” (1954). Dua kesempatan lainnya melalui “Viva Zapata!" (1952) dan “Julius Caesar”(1953) .

Namun, sayangnya, setelah melewati enam film pertamanya, Marlon seperti kesulitan mempertahankan performa di film-film berikutnya. Meski tetap menjadi salah satu aktor yang dinanti, Brando seolah berada dalam bayang-bayang kesuksesan. Kritik pun berdatangan, sebagian besar melihat bahwa pria kelahiran Omaha ini melakukan pekerjaannya dengan setengah hati. Maka dari itu, gaungnya sempat hilang di beberapa ajang penghargaan besar.

Kritik dan Kegagalan Komersial

Sekitar tahun 1963 hingga 1971, Brando menyetujui kontrak dengan Universal Studios untuk berperan di lima judul film. Namun, di era inilah karir seni peran seorang Marlon Brando terjun bebas.

Dari semua film yang dibintanginya saat itu, “The Ugly American” (1963), “Bedtime Story” (1964) , “The Apaloosa”(1966), “A Countess from Hong Kong” (1967), dan “The Night Following Day” (1969) mendapat kritik tajam dari kritikus film dan gagal secara finansial.

Marlon Brando dalam pembuatan Film Apocalypse Now 1979

Titik balik karir tersebut kemudian hadir pada tahun 1972, yaitu saat dirinya berperan sebagai Vito Corleone di "The Godfather". Saat itu, Francis Coppola dan kepala produksi Paramount Pictures, Robert Evans sempat mempertimbangkan nama Laurence Olivier untuk berada di filmnya. Namun akhirnya semua, termasuk Mario Puzo yang bertindak sebagai penulis setuju untuk memberi peran pada Marlon Brando.

Akhirnya, Brando bisa membawa film "The Godfather" melambung tinggi jauh dari perkiraan banyak orang. "The Godfather" sukses memikat hati para insan film di Amerika, terbukti dari raihan 11 nominasi Academy Awards. Brando pun kembali hadir menghiasi Oscar dengan memenangkan kategori aktor terbaik. Bahkan seperti yang telah disebutkan di awal tulisan, film ini menjadi penanda sukses seorang Marlon Brando.

Setahun setelah menjadi Don Corleone, Marlon kembali masuk nominasi Oscar aktor terbaik lewat "Ultimo Tango a Parigi” atau “Last Tango in Paris” (1972). Butuh waktu lama hingga ia kembali masuk nominasi Academy Awards. Tahun 1990, namanya kembali dengan film "A Dry White Season"(1989), film drama-thriller karya sutradara Euzhan Palacy.

Menolak Piala Oscar

Pada malam jelang penyerahan Piala Oscar 1972, Brando mengumumkan dia akan memboikot acara tersebut dan mengirimkan Sacheen Littlefeather (Aktris dan aktivis Apache Indian) untuk mewakilinya. Setelah nama Brando diumumkan sebagai pemenang, presenter Roger Moore mencoba menyerahkan piala itu kepada Sacheen tetapi ditolak. Sacheen lalu membacakan sebagian dari pidato panjang Brando, yang kemudian isi lengkapnya dimuat di berbagai surat kabar Amerika Serikat.

Sacheen Littlefeather Mewakili Marlon Brando dan Membacakan Pidato Setelah Menolak Oscar tahun 1973. Sumber : Simplemost

"Komunitas perfilman harus bertanggung jawab atas penurunan martabat warga Indian dan membuat karakter mereka sebagai bahan olok-olok, menggambarkan mereka sebagai orang biadab, kejam, dan jahat," ujar Brando lewat pidatonya tersebut.

Brando memang dikenal sangat aktif memperjuangkan masalah-masalah sosial. Pada 1940-an, Brando mendukung pembentukan negara Yahudi. Dia juga dikenal sebagai aktivis pejuang hak warga Afrika-Amerika dan aktivis Partai Black Panther.

Pernyataan Brando dalam ajang Oscar itu mendukung Gerakan Indian Amerika (AIM) serta menyinggung kasus yang masih terjadi di Wounded Knee, kota kecil di Dakota Selatan yang diduduki anggota AIM dan sedang dikepung pasukan AS. Kota Wounded Knee juga menjadi lokasi pembantaian yang dilakukan tentara AS terhadap warga Indian pada 1890.

Kematian Brando

Karir akting Marlon Brando berakhir dengan film “The Score” (2001). Film pertama dan terakhir dirinya berada dalam satu layar dengan Robert De Niro. Di akhir masa hidupnya, Brando mengalami kesulitan dalam mengendalikan berat badan hingga mengalami obesitas. Selain itu dia juga didiagnosis mengidap dua tipe diabetes dan pneumonia.

1 Juli 2004, Marlon Brando menghembuskan nafas terakhirnya di UCLA Medical Center. Dia mengalami kegagalan sistem pernapasan. Brando tidak dimakamkan melainkan dikremasi. Abunya disimpan oleh dua orang sahabat kecilnya, Wally Cox dan Sam Gilman.

Marlon Brando adalah salah satu aktor terhebat yang pernah ada di dunia. Hingga kini, semua perjuangan, inovasi, dan karyanya tetap menjadi contoh dan panutan di ranah film dan seni peran.



Berita Terkait