Muak Jadi Alat Propaganda, Atlet Taekwondo Iran Pilih Membelot | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Reuters

Muak Jadi Alat Propaganda, Atlet Taekwondo Iran Pilih Membelot

Ceknricek.com -- Atlet taekwondo putri asal Iran, Kimia Alizadeh memutuskan untuk membelot dari negaranya. Satu-satunya peraih medali Olimpiade untuk Republik Islam itu mengaku muak menjadi alat propaganda untuk pemerintah, sementara dirinya ditindas oleh pemerintah.

"Saya adalah satu dari jutaan perempuan yang tertindas di Iran yang mereka permainkan selama bertahun-tahun," tulis Alizadeh dengan bahasa Arab dalam akun instragram-nya @kimiya.alizade, Minggu (12/1).

"Saya memakai apapun yang mereka perintahkan dan mengulangi apapun yang mereka perintahkan. Setiap kalimat yang mereka perintahkan, saya ulangi. Tiada satupun dari kami yang berarti buat mereka, kami hanyalah alat," lanjutnya.

Sumber: Instragram @kimiya.alizade

Kimia Alizadeh sebelumnya memenangi medali perunggu cabang olahraga Taekwondo kelas 57 kilogram pada Olimpiade Rio 2016. Alizadeh tidak membeberkan lokasi keberadaannya, walau sejumlah laporan mengatakan dia sedang berlatih di Belanda.

"Tidak seorang pun mengundang saya untuk pindah ke Eropa dan saya belum mendapat tawaran yang menggoda. Tapi saya menerima rasa sakit dan beratnya rindu rumah karena saya tidak ingin menjadi bagian dari kemunafikan, kebohongan, ketidakadilan dan sanjungan berlebihan," tulisnya.

Sementara itu, deputi Menteri Olahraga Iran Mahin Farhadizadeh seperti dikutip dari Reuters mengaku belum membaca postingan Kimia. "Sejauh yang saya tahu ia selalu ingin melanjutkan studinya dalam fisioterapi,” kata Mahun seperti ditulis kantor berita semi-resmi ISNA.

Alizadeh mengatakan otoritas Republik Islam tersebut telah menghubungkan keberhasilannya dengan peran pemerintah. Ia mengatakan bahwa ketika pemerintah mengeksploitasi medalinya secara politis, sementara para pejabat mempermalukan dirinya dengan komentar seperti, "Tidak baik bagi seorang perempuan merentangkan kakinya.”

Sumber: Reuters

Pembelotan Alizadeh terjadi bertepatan dengan gelombang demonstrasi yang berlangsung di Iran, setelah militer Iran menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 maskapai Ukraina, Rabu (8/1) yang menewaskan 176 penumpang yang tidak bersalah.

Pemerintah Iran sendiri sempat membantah bahwa mereka menembak jatuh pesawat tersebut, meski akhirnya pada Jumat (10/1) Presiden Iran, Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mengaku tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina karena kesalahan pasukan keamanannya.

Baca Juga: Sempat Membantah, Iran Akhirnya Akui Tak Sengaja Tembak Pesawat Ukraina

Alizadeh turut berduka cita atas meninggalnya orang-orang yang meninggal.

"Haruskah saya mulai dengan halo, selamat tinggal atau belasungkawa? Halo orang-orang tertindas di Iran, selamat tinggal orang-orang bangsawan Iran, belasungkawa saya kepada Anda orang-orang yang selalu berduka,” tulisnya.

Alizadeh adalah olahragawan ketiga teratas di Iran yang berhenti mewakili negara tersebut pada beberapa bulan terakhir. Pada Desember, Federasi Catur Iran mengatakan juara catur papan atas Alireza Firouzja telah memutuskan tidak bermain bagi Iran setelah diskors secara informal karena bertanding melawan atlet Israel.

Tiga bulan sebelumnya, Federasi Judo Internasional mengatakan pejudo Iran Saeid Mollaei telah menolak untuk pulang karena khawatir akan keselamatannya setelah ia mengabaikan perintah dari federasi nasionalnya untuk menarik diri dari pertarungan guna menghindari kemungkinan bertemu dengan atlet Israel di final.

BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini



Berita Terkait