Ceknricek.com -- Pemerintah Iran pada Jumat (10/1) mengaku tidak sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina karena kesalahan pasukan keamanannya. Insiden yang disebut sebagai "human error" ini faktanya telah menewaskan 176 penumpang yang tidak bersalah.
Pengakuan itu disampaikan oleh Presiden Iran, Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif melalui akun resmi Twitter. Sebelumnya, Pemerintah Iran sempat membantah pihaknya menembak jatuh pesawat itu pasca serangan rudal ke basis militer Amerika Serikat di Irak.
Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Ukraine International Airlines jatuh pada Rabu (8/1), setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Teheran. Jatuhnya pesawat membuat tekanan dunia internasional ke Iran meningkat, khususnya setelah aksi saling balas negara itu dengan AS.
Serangan itu sendiri bermula dari sebagai reaksi serangan udara militer AS yang menewaskan pemimpin Korps Garda Revolusi Islam (IGRC) Iran, Qassem Soleimani, di Baghdad, 3 Januari lalu. Pemerintah AS dan Pemerintah Kanada yang 57 warganya merupakan penumpang pesawat itu menyalahkan Iran atas insiden tersebut.
Pihak Ottawa mengirim pesan ke Iran, bahwa dunia sedang mengawasi mereka. Presiden Iran Hassan Rouhani dalam akun Twitter resmi @HassanRouhani akhirnya mengakui bahwa Republik Islam Iran menyesalkan kesalahan fatal dengan menembak pesawat Ukraina.
"Republik Islam Iran sangat menyesal atas bencana akibat kesalahan ini. Pikiran dan doa saya tertuju untuk para keluarga yang berduka. Saya menyampaikan duka cita yang terdalam," tulis Hassan Rouhani.
Sumber: Twitter @HassanRouhani
Dalam rangkaian cuitannya yang diunggah Jumat (10/1), Rouhani menjelaskan penyelidikan internal Angkatan Darat Iran menemukan bahwa rudal yang ditembakkan hingga meledakkan pesawat Ukraina itu merupakan kesalahan fatal pasukan keamanannya. Kesalahan itu berakibat pada jatuhnya pesawat Ukraina dan hilangnya 176 nyawa orang yang tidak bersalah.
"Penyelidikan lebih lanjut akan terus dilakukan untuk memetakan dan menuntut tragedi besar ini dan kesalahan yang tidak termaafkan," tambah Rouhani.
Sumber: Twitter @HassanRouhani
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan hasil penyelidikan angkatan darat negaranya menunjukkan jatuhnya pesawat merupakan "human error" di tengah krisis "adventurisme" yang disebabkan Amerika Serikat.
Terkait dengan itu, pernyataan militer Iran mengumumkan serangan rudal telah menembak jatuh pesawat. Militer Iran pun menyampaikan bela sungkawa kepada korban dan lanjut menjelaskan pesawat itu terbang di wilayah udara dekat pangkalan militer milik Korps Garda Revolusi Islam. Militer Iran memastikan mereka yang bersalah akan dihukum lewat pengadilan militer.
Sebelumnya, sebuah rekaman video yang diunggah di Twitter oleh sejumlah warga Iran menunjukkan kejadian setelah pesawat jatuh dan terbakar. Otoritas terkait mengatakan pada Kamis (9/1) pihaknya akan mengunduh informasi suara dan rekam jejak terbang dari kotak hitam untuk mengetahui sebab insiden tersebut.
Sumber: Reuters
Proses itu diperkirakan akan berlangsung selama dua bulan. Teheran juga menyampaikan pihaknya akan meminta bantuan dari Rusia, Kanada, Prancis atau Ukraina untuk menyelidiki insiden yang kemungkinan dapat berjalan sampai dua tahun.
Sebagian besar korban jatuhnya pesawat adalah rakyat Iran dengan kewarganegaraan ganda. Pemerintah Iran sempat menyanggah tuduhan bahwa rudalnya bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut. Pihak Teheran sempat menyebut klaim tersebut sebagai "perang psikologis".
Baca Juga: PM Trudeau: Pesawat Ukraina Kemungkinan Terkena Rudal Iran
Pasca insiden, banyak warga Iran yang mengunggah foto sisa ledakan. Di antaranya, sebuah sepatu berwarna merah milik anak-anak tertimbun di reruntuhan, serta gambar seorang ibu dan anak di kursi pesawat yang diambil sebelum pesawat lepas landas.
"Mengapa pesawat sipil tetap memilih terbang dari bandara Teheran di tengah kondisi ini?", tanya seorang pengguna Twitter, Shiva Balaghi.
Sumber: Reuters
Setelah insiden itu, Pemerintah Ukraina menyelidiki sejumlah kemungkinan yang menyebabkan pesawat jatuh, di antaranya serangan dari rudal buatan Rusia, ledakan mesin pesawat, atau aksi terorisme.
Seorang pejabat AS mengatakan data menunjukkan pesawat itu mengudara selama dua menit setelah meninggalkan Teheran ketika tanda panas dua rudal darat ke udara terdeteksi. Ada ledakan di sekitarnya dan data panas menunjukkan pesawat terbakar saat jatuh. Satelit militer AS mendeteksi emisi infra merah dari panas.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, "seseorang bisa saja melakukan kesalahan." Bencana tersebut seperti mengingatkan insiden pada tahun 1988, ketika kapal perang AS USS Vincennes menembak jatuh sebuah pesawat Iran yang menewaskan 290 orang.
Saat itu Washington mengatakan itu adalah kecelakaan tragis, sementara Teheran mengatakan itu disengaja.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini