Oleh Redaksi Ceknricek.com
02/02/2021, 15:10 WIB
Ceknricek.com -- Mantan Komisioner Komnas Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai dilaporkan atas kasus dugaan rasisme seperti halnya Ambroncius Nababan.
Natalius Pigai dilaporkan oleh Aznil Tan, yang mengaku orang Minang beserta Pemuda Pelajar Mitra Kamtibmas, dan KNPI.Dalam laporan tersebut, Natalius Pigai disebut menghina suku Jawa dan suku Padang.
"Saya adalah putra Minang, sengaja ke Bareskrim memberikan laporan terkait pernyataan Natalius Pigai di media sosial, yang bisa berpotensi merusak kebhinekaan kita sebagai bangsa Indonesia.," ucap Aznil Tan saat ditemui di Bareskrim Polri, Senin (1/2/21).
Dia menyampaikan, Natalius Pigai sempat menuliskan di Media Sosialnya bahwa suku lain selain suku jawa adakah 'budak'."Ini harus kita proses pernyataannya secara hukum," ujarnya.
Sebagai orang Minang kata dia, dirinya merasa sensitif dengan pernyataan yang disampaikan Natalius Pigai di media sosialnya. Menurutnya pernyataan Natalius Pigai justru akan memunculkan distorsi di tengah masyarakat.
Ditanya mengenai barang bukti pelaporannya, Aznil Tan menyampaikan, sudah ada sejumlah barang bukti yang disertakan dalam berkas laporan polisi terhadap Natalius Pigai tersebut.
"Berupa CD, bukti screenshot pernyataan yang diambil dari salah satu media online, serta pernyataan-pernyataan rasisme Natalius Pigai lainnya yang diambil dari YouTube," kata dia.
Sebelumnya dalam satu akun Youtube Macan Idealis, Natalius Pigai sempat mengkritik sistem politik di Indonesia. Dalam kritikannya, dia menyampaikan, seakan mengharuskan presiden dan wakil presiden berasal dari Pulau Jawa.
Dalam video itu, Natalius Pigai juga mempertanyakan status orang yang berasal dari luar Pulau Jawa di mata negara.
"Presiden satu daerah, satu pulau, wakil presiden satu pulau, terus sekarang yang berasal dari luar pulau itu apa? Babu gitu? Sampai kapan mau jadi babu?” kata Natalius Pigai dalam video yang diunggah oleh kanal Youtube Macan Idealis.
Baca juga: Kasus Rasisme Ditangani Mabes Polri Masyarakat Papua Diminta Tenang
