Ceknricek.com -- Khazanah Sastra Bali semakin bertambah dengan hadirnya pengalihbahasaan novel klasik Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupery, ke dalam Bahasa Bali dengan judul Raja Cenik.
Bahasa dan aksara Bali mendapat kehormatan untuk penerjemahan itu menyusul ratusan bahasa lainnya di dunia seperti Spanyol, Rusia, Belanda dan Swedia.
“Kali ini Bahasa Bali mendapatkan kehormatan sebagai bahasa ke-441 yang dipakai untuk menceritakan kisah yang ada di buku terkenal ini," ujar penerbit buku, Pascal Hierholz, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (10/2).
Melansir Antara, Pascal menerangkan terbitnya buku tersebut tidak terlepas dari sejumlah pihak yang telah banyak membantu dalam proses penerbitan, seperti Alliance Francaise Bali dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
"Untuk ahli alih Bahasa Bali dalam buku ini ada seniman Cokorda Sawitri dan sebagai ahli aksara Balinya ada Dharma Putra yang terlibat selama proses penerbitan," terang Pascal.
Dia berharap melalui buku Raja Cenik masyarakat terus melestarikan dan mempelajari lebih dalam tentang Bahasa Bali, terlebih peluncuran buku tersebut diluncurkan dalam kegiatan Festival Bulan Bahasa Bali.
Sumber: Istimewa
"Kami harap buku ini bisa juga menginspirasi generasi muda khususnya di Bali untuk lebih mencintai bahasa dan aksara Bali,” katanya.
“Tidak hanya itu, nantinya mereka juga dapat melahirkan karya-karya berkelas dunia. Ini merupakan ungkapan keprihatinan dan kepedulian kami agar penggunaan Bahasa Bali tidak luntur kedepannya," tambah Pascal.
Baca Juga: Buku “Bukan Perawan Maria” Bawa Feby Indirani Mengelilingi Eropa
Selain peluncuran buku, dalam kegiatan itu juga dilakukan pameran karya seni lukis oleh delapan seniman dari Tanah Air dan mancanegara yang merespon cerita dalam Raja Cenik untuk dipamerkan di Museum Pasifika Nusa Dua, Bali.
Beberapa seniman itu seperti Pascal Hierholz, Wayan 'Kun' Adnyana, John Vander Sterren, Janggo Paramartha, Putu Pinky Sinanta, Lala Tamara, I Gusti Nyoman Dharta dan Budi Karyono.
Di Indonesia, sejauh ini buku Le Petit Prince telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dengan judul Pangeran Kecil (1950) dan Bahasa Bali Raja Cenik (2020).
Rencananya, buku karya pilot berkebangsaan Prancis itu juga akan diterjemahkan ke Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda, dan semakin menambah khazanah sastra bahasa daerah di nusantara.
Novel yang kali pertama diterbitkan pada 1943 ini menceritakan seorang pilot yang bertemu dengan seorang pangeran kecil dari luar angkasa di sebuah gurun setelah pesawat yang ia kendarai mengalami mati mesin.
Meski ditujukan untuk anak kecil, novel La Petit Prince memiliki makna filosofis yang sangat mendalam mengenai idealisme kehidupan manusia dan masyarakat.
BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Informasi Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar