Otomotif: Lesu di Dalam, Gairah ke Luar | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Detik

Otomotif: Lesu di Dalam, Gairah ke Luar

Ceknricek.com -- Presiden Joko Widodo menatap masa depan industri otomotif nasional dengan optimistis. Setidaknya itu ditunjukkan keinginan Jokowi untuk menjadikan Pelabuhan Patimban nantinya sebagai pusat kegiatan ekspor otomotif. Pelabuhan terbesar setelah Tanjung Priok ini diharapkan sudah bisa beroperasi 2027. 

“Kita ingin pelabuhan ini jadi sebuah hub besar untuk otomotif dan logisitik yang kita ekspor ke Australia, Selandia Baru, dan negara-negara ASEAN. Semua berangkat dari Patimban ini," ujar Jokowi saat meninjau kawasan pelabuhan di Subang, Jawa Barat, pada Jumat, 29 November 2019.

Luas Pelabuhan Patimban bakal mencapai 654 hektar. Kawasan 300 hektare dipakai untuk terminal peti kemas dan terminal kendaraan. Sedangkan 354 hektare lainnya akan digunakan untuk back up area yang menampung pergudangan, perkantoran, pengelolaan, dan area bisnis. 

Kinerja ekspor kendaraan roda empat belakangan ini memang mengalami peningkatan. Pada 2018, total ekspor kendaraan roda empat secara utuh atau completely built up (CBU) mencapai 264.000 unit. Adapun ekspor secara terurai lengkap atau completely knocked down (CKD) mencapai 82.028 set.

Sumber: Antara

Hingga Oktober 2019, eskpor sudah melampaui catatan pada tahun lalu. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total ekspor CBU dan CKD pada Januari-Oktober sudah mencapai 275.364 unit dan 397.885 set. Angka ini meningkat 28,2% secara tahunan. Hampir seluruh pabrikan mencatatkan kenaikan ekspor, kecuali Hino yang menurun 19,2%.

Baca Juga: Menteri Erick Nggak Usah Bingung

Penyumbang ekspor terbesar masih dipegang oleh Daihatsu yang mencapai 102.399 unit, menyumbang 37,2% dari total ekspor. Sementara itu, Mitsubishi menjadi merek dengan peningkatan ekspor paling besar, yakni 203,2% secara tahunan menjadi 52.927 unit.

Sumber: Istimewa

Kenaikan ekspor mobil ini tentu saja menjadi angin segar di tengah kelesuan industri otomotif nasional pada tahun ini. Para pelaku sektor otomotif pun optimistis kinerja ekspor tahun depan bakal terkerek lantaran adanya penambahan kapasitas produksi serta perluasan pasar.

Prospek Cerah

Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara memprediksi ekspor kendaraan utuh pada akhir 2019 tembus 300.000 unit. “Untuk CKD belum tahu persis targetnya seperti apa, tapi yang jelas pasti ada peningkatan. Sampai Oktober ini peningkatannya tajam,” ujarnya.

Kukuh optimistis tren positif kinerja ekspor pada tahun ini dapat berlanjut hingga 2020. Menurutnya, kapasitas produksi di dalam negeri juga masih dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor pada tahun depan. 

Kukuh Kumara. Sumber: Antara

Kinerja ekspor akan terbantu dengan aktivitas baru yang dilakukan sejumlah pabrikan. Salah satunya Isuzu. Pabrikan ini akan mulai mengekspor pada bulan depan untuk model pikap medium Traga.

Baca Juga: Penandatanganan IK-CEPA Memperburuk Defisit Transaksi Berjalan Indonesia?

Rencananya, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) akan melakukan ekspor perdana Traga pada 12 Desember 2019. Pada tahun depan, IAMI juga menargetkan Traga dapat mencatatkan ekspor sebanyak 9.000 unit.

Di sisi lain, Mitsubishi akan berinvestasi senilai Rp500 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi di Indonesia menjadi 220.000 unit per tahun.

Begitu juga Toyota. Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan akan berupaya meneruskan tren positif ekspor merek Toyota pada tahun depan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan membuka peluang pasar baru. “Kami terus berupaya agar catatan ekspor tetap positif, antara lain dengan cara melakukan studi-studi komprehensif untuk dapat menjajaki daerah tujuan ekspor baru serta mengembangkan variasi produk ekspor yang beragam,” ujarnya.

Warih Andang Tjahjono. Sumber: Sindonews

Sepanjang tahun ini, TMMIN mencatatkan ekspor CBU sebanyak 178.500 unit pada Januari-Oktober. Dibandingkan dengan ekspor CBU pada periode yang sama pada tahun lalu kinerja ekspor Toyota meningkat sekitar 3%.

Selain mengekspor CBU, Toyota dan grupnya di Indonesia juga mengirimkan kendaraan terurai atau CKD sebanyak 38.300 unit, mesin bensin sebanyak 96.800 unit, mesin etanol sebanyak 7.400 unit serta lebih dari 81 juta buah komponen kendaraan dalam periode sepuluh bulan pada tahun 2019.

Sampai saat ini lebih dari 80 negara di kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin dan Kepulauan Karibia menjadi destinasi ekspor mobil merek Toyota.

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) juga optimistis catatan positif kinerja ekspor pada tahun ini akan berlanjut pada tahun depan. Model All New Ertiga menjadi andalan ekspor pabrikan ini.

Hady Surjono Halim, Head of Export Import SIS, mengatakan bahwa sepanjang Januari-November 2019, pihaknya mencatatkan kinerja positif di pasar luar negeri. Hal itu terlihat dari peningkatan ekspor ke sejumlah negara, baik CBU maupun CKD.

Hady Surjono Halim. Sumber: Bisnis

Total ekspor Suzuki secara utuh mencapai 62.071 unit selama 11 bulan itu. Jika dibandingkan dengan ekspor pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 58.809 unit, kinerja ekspor Suzuki meningkat 5,57%. “Kami optimistis sampai akhir 2019 angka ekspor akan terus naik,” katanya.

Baca Juga: Gara-Gara Nikel, Eropa Gugat Indonesia

Menurutnya, permintaan dari sejumlah negara masih cukup tinggi untuk sejumlah model andalan, salah satunya adalah All New Ertiga. “Permintaan meningkat untuk All New Ertiga dari negara-negara tujuan ekspor seperti Meksiko, Filipina, Vietnam, dan Thailand,” katanya.

Dua merek otomotif China yang sudah punya pabrik di dalam negeri, yaitu SGMW Motor Indonesia (Wuling) dan Sokonindo Automobile (DFSK), juga mulai serius menggarap pasar ekspor.

Menurut data Gaikindo, ekspor Wuling pada September-Oktober, mencapai 1.494 unit. Uniknya mobil yang dikirim ke luar negeri bukan merek Wuling, melainkan Chevrolet. Produk yang diekspor Wuling dari Indonesia adalah generasi kedua Chevrolet Captiva. Mobil ini merupakan produk rebadge produk China, Baojun 530, yang dijual di Indonesia bernama Wuling Almaz. Ekspor Captiva dilakukan ke tiga negara yaitu Thailand, Brunei Darussalam, dan Fiji.

Sumber: Wikimedia

Sedangkan ekspor DFSK bentuknya bukan CBU melainkan CKD. Kit CKD sebanyak 417 unit Glory 580 terkirim dalam periode Januari- Oktober ke Srilangka dan Bangladesh. Managing Director of Sales Center Sokonindo Automobile Franz Wang menuturkan sejatinya Sokonindo Automobiles sudah mengekspor CBU sejak Januari, hanya saja tidak terekam di data Gaikindo. Sebagian unit ekspor masih dalam tahap uji coba untuk kebutuhan homologasi, unit contoh, dan stok.

Pada periode Januari-November, ekspor CBU untuk kebutuhan itu mencapai 438 unit yang terdiri dari Super Cab dan Glory 580. Negara tujuan ekspor CBU DFSK yaitu Filipina, Nepal, Maroko, Tanzania, Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan kini Hongkong.

Ekspor yang bergairah ini justru ketika pasar otomotif dalam negeri lesu darah. Data Gaikindo mencatat penjualan mobil domestik dari Januari-Oktober 2019 mencapai 849.609 unit, atau turun 11,75 % dibandingkan Januari-Oktober 2018 sebanyak 962.834 unit.

BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 



Berita Terkait