Pakar Virologi Dunia Minta Hentikan Politisasi Vaksin COVID-19 | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Pakar Virologi Dunia Minta Hentikan Politisasi Vaksin COVID-19

Ceknricek.com -- Kehadiran vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Sinopharm mulai menunjukkan titik terang penanganan pandemi COVID-19 di dunia. Dua vaksin yang dikembangan Pfizer dari Amerika Serikat dan Sinophara Cina mendapat sambutan baik dari para virolog atau pakar virus.

Bersamaan dengan pengembangan vaksin, para virolog menyerukan agar semua hal yang berkaitan dengan politisasi vaksin segera dihentikan.

Pfizer mengembangkan vaksin COVID-19 dengan metode mRNA memiliki tingkat efektivitas hingga 90 persen sedangkan Sinopharam bisa sampai 100 persen dalam satu kasus di Meksiko. Saat ini, oleh pemerintah China vaksin Sinopharm sudah disuntikan kepada 56.000 orang yang bepergian ke luar negeri.

Vaksinasi yang dilakukan pemerintah China mendapat kritikan dan ditentang media-media barat. Atas dasar itu, sejumlah pakar menyebutkan media barat bermuka dua terhadap vaksin buatan China demi tujuan politis.

Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI TANTOWI YAHYA

Seperti dilansir New York Times yang dipantau di Jakarta, Selasa, (11/11/20) Pfizer berencana mengajukan persetujuan penggunaan vaksin untuk keperluan darurat pada akhir November dan siap memproduksi 15-20 juta dosis pada akhir tahun ini. Vaksin yang dikembangkan bersama raksasa farmasi Jerman BioNTech ini telah jalani uji klinis fase 3 terhadap 44.000 relawan.

China sendiri sudah menyetujui tiga vaksin untuk digunakan dalam situasi darurat.  Menurut pakar vaksin dari Shanghai Tao Lina, China juga mengembangkan vaksin mRNA dengan menggunakan metode seperti Pfizer.

Tao Lina mengungkapkan secara teori mRNA bisa menstimulasi imunitas sel dan imunitas antibodi sehingga memberikan dampak yang lebih baik terhadap tubuh manusia.

Vaksin inaktif buatan China cocok untuk penggunaan jangka panjang dalam melindungi orang, sedangkan vaksin mRNA lebih mudah diproduksi secara massal. Kelemahannya, vaksin mRNA harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celsius.

“Tentu saja penyimpanan dan distribusinya membutuhkan biaya yang sangat mahal,” pungkas Tao.

Baca juga: Vaksin COVID-19 Dari Pfizer Menjanjikan Tapi Penuh Tantangan

Baca juga: CDG: Vaksin Covid-19 Mungkin Tersedia untuk Seluruh Dunia pada 2023



Berita Terkait