Ceknricek.com -- Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Agustus terdapat 29,12 juta orang menganggur akibat COVID-19.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka naik sekitar 7.07 persen dari 5,23 persen akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) dari sektor-sektor usaha yang terjepit tekanan ekonomi selama wabah corona merebak.
Kondisi tersebut mendorong sebagian warga ramai-ramai jadi pengusaha rumahan agar dapat bertahan hidup di tengah pandemi COVID-19. Bukan rahasia lagi kalau memulai usaha dalam situasi seperti ini banyak sekali tantangannya.
Beralihnya para pengangguran menjadi pengusaha mikro menghadirkan peluang sekaligus beban. Dari catatan KADIN dari 64,2 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang di Indonesia hampir setengahnya terkena dampak COVID-19 sehingga tak sedikit yang terpaksa gulung tikar.
Terjepitnya nasib UMKM mendorong pemerintah turun tangan. Para pelaku UMKM mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp2,4 juta. Bantuan itu langsung dikucurkan sebagai upaya agar sektor usaha mikro dapat bertahan.
Masalah tidak serta merta selesai. Pertanyaan selanjutnya, apakah sektor usaha mikro dan kecil terus menerus akan dapat bantuan? Mampukah sektor ini bisa mandiri? Kalaupun bisa mandiri, modal apa saja yang harus dimiliki agar mampu bertahan?
Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI EKO PATRIO
Semua orang tahu bahwa pengusaha sukses meraih kesuksesannya tidak dicapai dengan cara instan. Butuh semangat dan kemauan agar bisa mencapai kesuksesan. Kendala dan kegagalan harus dihadapi serta pantang menyerah.
Dalam sebuah diskusi di Jakarta yang dipantau ceknricek.com Senin, (9/11/20) seorang anggota HIPMI memaparkan bahwa untuk menjadi pengusaha membutuhkan rencana bisnis yang matang. Selain itu, yang paling penting adalah membangun dan membina jaringan serta kemitraan dengan pengusaha yang telah sukses.
Ketua Dewan Pembina Santri Milenial Center (Simac) Gus Syauqi Ma’ruf Amin menambahkan, pelaku usaha tidak perlu menyerah saat mengalami kegagalan. Menurutnya, dalam menjalankan usaha apapun harus selalu diiringi rasa syukur.
Semua berproses karena dari kegagalan, orang belajar untuk lebih tangguh dan kuat, sebab tidak ada kesuksesan yang instan.
“Semua membutuhkan proses,” ujar putra Wapres Ma’ruf Amin ini.
Ia menambahkan di dalam bisnis yang dicari bukan hanya sekedar uang tapi nilai dari keberkahan usaha sehingga hal itu mendekatkan seseorang dengan Sang Khalik.
Seorang pengusaha harus menjadi inspirenuership, yang memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk bergerak bersama.
Nah, dalam upaya memberikan inspirasi kepada masyarakat, khususnya para santri dalam membangun ekonomi kerakyatan, Simac melakukan inovasi dan integrasi dalam bentuk Simac TV. Dalam programnya menghadirkan narasumber dari kalangan pelaku usaha yang sudah sukses untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat. Syauqi optimistis dengan narasumber yang memberikan inspirasi banyak pihak akan mendorong bangkitnya kegiatan usaha di Indonesia.
Baca juga: Pesan Cinta Satgas COVID-19 Kepada Para Pelaku UMKM
Baca juga: Pandemi COVID-19, Anggota DPR Ingatkan Waspada Krisis Pangan